KESOMBONGAN MENGHANCURKAN DIRI



Oleh : Nur Ilmi Hidayah
Praktisi Pendidik Madrasah

Kesombongan merupakan salah satu kelemahan utama seorang manusia dan bisa terjadi pada siapa saja. Kesombongan merupakan tabi’at syaitan yang diawali saat mereka menolak sujud kepada Adam As, ketika diperintah Allah Swt. Seorang atasan bisa melakukan kesombongan dengan mengancam bawahannya, bahwa karirnya tergantung padanya. Seorang pejabat negara melakukan kesombongan dengan mengancam para pengkritik kebijakannya.

Kalau kita telaah diri kita sendiri, maka tidak ada yang patut disombongkan. Kita diciptakan dengan setetes “Air mani hina”, kita sendiri mungkin jijik memegang atau melihatnya. “(Dialah Tuhan) yang memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari air yang hina itu.” (QS. as- Sajadah:7)

Setelah kita utuh menjadi manusia, semua lubang pada diri kita merupakan tempat keluarnya kotoran, hidung, mata, telinga, mulut dan kedua lubang farji kita. Seolah-olah di dalam tubuh kita dipenuhi oleh kotoran.

Begitu juga setelah kita mati, jika dibiarkan seminggu saja menimbulkan bau busuk menyengat dan semua orang akan menutup hidungnya. Setelah dikuburkan akan dinikmati oleh cacing tanah dan belatung, bahkan sebagian orang takut melewati kuburan kita.

Tidak ada yang patut disombongkan di dunia ini, harta, jabatan, keluarga, kecerdasan dan kecantikan merupakan kenikmatan sementara yang dipinjamkan Allah swt kepada kita dan dapat diambil sewaktu-waktu oleh Allah Swt. Begitu banyak orang kaya dengan sekejap menjadi miskin karena tertimpa musibah. Banyak pejabat penting dalam sekejap menjadi warga biasa dan dicerca karena dilengserkan atau aibnya diungkap. Berapa banyak orang yang cerdas tetapi umur 60-an tahun sudah menjadi pikun. Sangat mudah bagi Allah Swt untuk memberi atau mencabut kenikmatan itu.

Salah satu ciri kesombongan adalah orang-orang yang tidak mau bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah Swt kepadanya. Kenikmatan tidak selamanya kaya semata, tetapi kesehatan, waktu luang, rezeki yang halal, rumah yang aman dan nyaman, keluarga yang harmonis, anak yang cerdas atau suami/istri yang shalih dan shalihah, semuanya kenikmatan yang sering terlupakan oleh kita.

Orang-orang sombong mereka tidak mau bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah Swt, mereka merasa bahwa semua kesuksesan yang diperolehnya merupakan hasil jerih payahnya semata. Dia lupa bahwa yang dia peroleh merupakan pemberian Allah Swt, sebagai wujud Allah Swt yang Maha Rahman dan Rahim. Rasa syukur kepada Allah Swt dilakukan dengan menjalankan kewajiban ibadah, meninggalkan larangan/kemaksiatan dan mematuhi semua aturan yang Allah Swt turunkan untuk hamba-Nya.

Ciri kesombongan lain adalah menolak kebenaran yang disampaikan, dia masih berdalih bahwa mereka merasa bahwa sebagian pembenaran atas tindakannya yang melanggar syari’at agama. Padahal ia harus bertanggungjawab setiap perbuatannya yang melanggar syari’at agama tersebut. “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan, kesombongan adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim)

Allah Swt mengecam orang-orang yang berjalan dengan sombong dimuka bumi, menolak kebenaran dan tidak mau bersyukur. “Janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Lukman: 18).

Tidak ada yang patut disombongkan di dunia ini, karena semuanya titipan Allah Swt yang dapat diambil kembali oleh Sang Pemilk seluruh alam. Dengan kesombongan kita telah menghancurkan diri sendiri, kita dibenci oleh sesama manusia dan di akhirat menjadi orang yang merugi.

Wallahu ‘alam bish shawwab
Previous Post Next Post