Mengambil Hikmah Dari Kisah Pemecatan Khalid bin Walid


Penulis : Yuli UmmuRaihan
(Member Akademi Menulis kreatif)


Siapa yang tak kenal sahabat Khalid bin Walid, ia adalah panglima perang terbaik dizaman pemerintahan khalifah Umar bin Khatab, ia sangat disegani oleh lawan dan dicintai kawan.

Karirnya sebagai panglima perang sangat cemerlang, ia bahkan tak pernah kalah sepanjang kepemimpinannya di medan perang. Baik saat menjadi panglima Quraish, maupun setelah masuk Islam.

Kemasyhuran namanya membuat banyak orang memujinya, mengelukan, setiap beliau pergi selalu disambut dengan teriakan penuh penghormatan," Hidup Khalid, hidup panglima perang, hidup pedang Allah yang terhunus" begitulah beliau digelari.

Bayangkan beliau pernah mengalahkan pasukan tentara Byzantium yang berjumlah 240.000 hanya dengan 46.000 pasukannya.

Beliau adalah sosok yang nyaris sempurna, ahli siasat perang, taktik, strategi, ahli senjata, piawai berkuda, kharismatik, dan penuh wibawa. Meski begitu tak lantas membuat beliau sombong, lapang dada meskipun ada dalam puncak kekuasaan.

Suatu ketika beliau sedang memimpin perang, lalu datang utusan membawa surat dari khalifah Umar bin Khatab yang berisi pesan singkat yang menyatakan pemecatan dirinya sebagai panglima perang.

Menerima keputusan seperti itu beliau lantas menemui khalifah meminta klarifikasi maksud surat pemecatan tersebut,.seraya muhasabah diri kesalahan apa yang telah dilakukan sehingga dipecat oleh khalifah saat jayanya sebagai panglima kaum muslimin.

Begitu bertemu Khalifah beliau menanyakan alasannya, dan mengatakan bahwa hak seorang khalifah memberhentikan seorang panglima perang sepertinya, tapi dia ingin tau alasannya, adakah kesalahan fatal yang telah ia lakukan, sehingga layak dipecat.

Baginda Rasulullah menjelaskan bahwa Khalid bin Walid tak punya kesalahan apapun, ia adalah panglima terbaik kaum muslimin,ratusan perang belum satupun ia kalah,ia disanjung oleh semua orang, disegani lawan, bahkan tak ada yang berani menjelek-jelekkan, tapi Khalid tetap hanya seorang manusia biasa, semua prestasi bukan tak mungkin membuatnya sombong meski hanya didalam hatinya,dan Allah sangat membenci orang yang sombong, karna sebesar apapun kesombongan yang ada dihati manusia maka neraka tempatnya, nauzubillahi.

Maka Umar membuat keputusan pemecatan terhadap Khalid karna kecintaannya, agar Khalid tau dihadapan Umar saja ia tak bisa apa-apa , apalagi dihadapan Allah swt.

Maka memdengar penjelasan Umar ,khalid pun tertegun, bergetar, dan goyah. Kemudian ia mendekap Umar  sambil menangis mengucapkan terima kasih.

Bayangkan adakah sosok seperti Khalid saat ini? Mengucapkan terima kasih karna dipecat tanpa ada kesalahan.
Legowo atas semua keputusan dan ketetapan Allah, tidak gila jabatan, apalagi menghalalkan segala cara, bahkan menjilat ludah sendiri demi jabatan sesaat. Mempertahankan jabatan mati-matian,mengemis dukungan kesana-kemari, mencari pembenaran atas kesalahan, mencari kesalahan orang lain, mengkambing hitamkan orang lain,  atau menutupi kesalahan dengan sebuah pencitraan.

Sungguh jabatan itu amanah, yang kelak harus dipertanggungjawabkan, maka jangan gadaikan semua hal apalagi akidah hanya demi jabatan.

Jadilah orang baik, yang menebar kebaikan, bukan baik karna ada kepentingan, jadikan jabatan sebagai wasilah menebar kebaikan, dan menegakkan hukum Allah, menolong agama Allah 

Teruslah berbuat baik dan menebar kebaikan Islam meski harus kehilangan jabatan, itu lebih baik dari pada jadi penjilat demi sebuah jabatan, wallahu a'lam.
Previous Post Next Post