Diam Dalam Kehancuran

 Penulis : Salwa hidayah (aktivis dakwah)
 
Di suatu negeri antah berantah hiduplah satu kaum yang memiliki jumlah yang banyak dan memilki kekuatan yang besar namun  bak buih dilautan. Mereka banyak tapi lemah dan tidak mampu untuk menolong saudaranya di negeri sebrang bahkan untuk menolong diri mereka sendiri dari jeratan sistem.
 
Lebih dari 1 juta tahanan yang kebanyakan etnis Uighur terus ditahan di tempat yang oleh China disebut  “Kamp Pendidikan Ulang’ di China barat, menurut Kepala Komisi Eksekutif Kongres China (CECC), dikutip The Epoch Times.kamp pendidikan ulang adalah tempat diamana kaum muslim Uighur diberikan pemahaman yang bertentangan dengan aqidah mereka oleh rezim dari oknum komunis China. 
 
Muslim Uighur adalah muslim yang menempati wilayah Xinjiang,China mereka merupakan keturunan dari Turkistan Timur, muslim Uighur sama dengan muslim yang berada di Indonesia, namun keadaan kaum muslimin disana 180 derajat bertolak belakang dengan kaum muslimin Indonesia. Jika  kaum muslimin Indonesia masih menikmati hidup dalam keadaan damai bin tentram dan masih bisa melakukan apapun dengan sebebas bebasnya baik itu dalam kegiatan agama ataupun tidak. Sedangkan kaum muslimin Uighur mereka hidup dalam ketakutan dan intimidasi bahkan penindasan.
 
Mereka  dipaksa meninggalkan keyakinan yang mereka anut yaitu agama islam dan dimasukkan pemikiran mereka dengan paham – paham komunis, misalnya mereka dipaksa memakan daging babi dan minum alkohol, tidak boleh menggunakan nama – nama islam seperti MUHAMMAD atau KHODIJAH, anak – anak muslim Uighur dimasukkan ke kamp kamp yang didalamnya mereka diberi pemahaman komunis dan membenci agama yang mereka anut yakni islam, para wanitanya dipaksa membuka hijab yang mereka kenakan dan dipaksa menikah dengan oknum tentara -tentara China.  Bahkan yang lebih mengenaskan lagi wanita muslim disana diperkosa secara bergiliran oleh oknum tentara China, dan segala yang menunjukkan identitas mereka sebagai seorang muslim harus dimusnahkan.
 
Namun sayang dengan seluruh perlakuan keji yang oknum China lakukan kepada kaum muslimin Uighur tidak membangkitkan kemarahan penguasa Indonesia selaku penguasa negeri kaum muslimin yang mayoritas penduduknya adalah muslim, Padahal penguasa negeri ini bisa mengecam perbuatan oknum pejabat pemerintah China tersebut bahkan  juga bisa mengirim bala tentara untuk menolong muslim Uighur.Tapi pada kenyataannya penguasa negeri muslim  bungkam dengan segala yang terjadi.
 
Inilah yang menunjukkan penguasa negeri muslim tunduk dan patuh dengan arahan kafir penjajah serta tidak ingin memutuskan hubungan luar negeri dengan pemerintah China. Sebab jika pemerintah Indonesia membantu muslim Uighur dampaknya akan sangat besar bagi ekonomi Indonesia.Inilah dampak dari sistem kapitalis demokrasi yang menjadikan  uang sebagai tujuan yang didasarkan manfaat diatas segalanya dan melupakan kondisi muslim Uighur yang disebabkan adanya manfaat di dalamnya.
 
Padahal di dalam islam pemimpin atau penguasa adalah perisainya ummat sebagaimana sabda Rasulullah saw “sesungguhnya al- imam (khalifah) itu adalah perisai, di mana orang – orang akan berperang dibelakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya”.(HR.Al-Bukhari, Muslim, Ahmad,dll) sikap seperti inilah yang seharusnya ada pada diri  penguasa negeri muslim saat ini.
 
Dan pemimpin yang mempunyai  sikap seperti yang ada dihadist rasululah itu hanya ada dalam sistem islam, sebab hanya sistem islamlah yang bisa melahirkan pemimpin yang bijaksana dan mengayomi  rakyatnya serta menjamin ketentraman bagi rakyatnya. Dan pemimpin seperti ini pernah ada 94 tahun yang lalu, pada saat islam masih diterapkan  diseluruh kancah kehidupan.
 
Dan masalah muslim Uighur ini harus ditangani dengan pemimpin dan sistem yang bisa menolong muslim Uighur sistem itu hanyalah sistem islam bukan sistem kapitalis demokrasi, maka jalan satu satunya untuk menyelamatkan muslim Uighur hanya dengan mencampakkan sistem kapitalis dan menerapkan sistem islam dalam naungan khilafah.
Wallahu a’lam bishawab.
Previous Post Next Post