Anggota DPRD Kota Padang Tak Terima Perlakuan Dinas Pariwisata

N3, Padang - Rencana Dinas Budaya dan Pariwisata Pemko Padang ingin mengeluarkan pedagang yang berjualan dihari-hari tertentu saja. Disesalkan Anggota DPRD Kota Padang, Maidestal Hari Mahesa, Sekretaris Fraksi PPP ini tidak terima perlakuan main ancam Kepala Dinas kepada para pedagang.

Ia meminta,  OPD jangan main ancam, harusnya ada pembinaan terhadap pedagang kecil. "Satu pedagang saja yang diusir, saya akan galang kekuatan di DPRD Kota Padang. Persoalannya bukan karena mereka tidak aktif berjualan atau tidak mau berjualan. Akan tetapi pada saat sekarang ini, kondisinya tempat atau sarana pujasera tersebut jauh dari mencukupi," ujar Esa berbincang dengan awak media.

Dilihat, sarana mereka sangat minin. Idealnya lokasi mereka harus tertata dengan baik. Contoh, yang sudah kami kunjungi pada saat reses lokasi  Pujasera. Penataan gerobak yang dilakukan oleh dinas pariwisata, itu sangat padat. Seluruh ruangan itu tertutup, sehingga pengunjung susah melewati.

Sementara, lampu sebagai pencahayaan sangat minim sehingga sangat gelap. Ditambah Mandi Cuci Kakus ( MCK ) mereka sangat kotor. Harus ada kewajiban dari pemerintah kita untuk membenahinya," sebut Ketua DPD PPP padang itu.

Ditambahkan, hal yang paling mendasar, ketika mereka dipindahkan dari tempat berjualan awalnya, mereka dipaksa masuk kadalam. Akhirnya mereka juga mau berdagagang ditempat itu dan selama dua minggu mereka kosong, sangat sepi pengunjung. Karena sepinya pengunjung tersebut pedagang ini kehabisan modal.

Maka kita minta kepada pemko melalui OPD terkait, jangan main ancam kepada masyarakat. Kita menyadari juga bahwasanya mereka juga ingin pindah, buktinya mereka sudah mau pindah. 

Tetapi mesti dilengkapi juga dengan sarana prasarananya yang ada di Pujasera itu. Seperti MCK, penerangannya, atur mereka dan kebersihannya. Harusnya, sebelum mereka dipindahkan, sarana prasarana mereka harus dilengkapi. Agar mereka nyaman sehingga tidak ada alasan lagi untuk tidak aktif berjualan," kata Anggota Dewan Tiga Periode itu

Esa menilai, kondisi sekarang Pujasera sangat tidak layak untuk pedagang berjualan. Seluruhnya sudah dipenuhi oleh gerobak. Mereka tidak diperbolehkan untuk berinovasi bagaimana penataannya, karena mereka sudah ditekan harus seperti ini.

Sementara kondisinya sudah kita lihat kemaren, sudah sangat terkunci. 45 gerobak yang ada disitu sudah menutupi pintu masuk Pujasera. Dan bagaimana mungkin tamu dari luar akan masuk untuk belanja karena kondisinya seperti itu," keluh Maidestal Hari Mahesa.

Dikutip dari berita sebelumnya,  Kepala Dinas Budaya Pariwisata Padang, Medi Iswandi menyebut, untuk menormalkan kondisi dan omzet jual beli pedagang pasca-pemindahan memang membutuhkan waktu, bukan ketika pindahkan langsung ada peningkatan jual beli, semua butuh proses, tidak ada yang instan. 

"Cimpago pun setelah satu tahun berjalan baru ramai dikunjungi. Namun pujasera tetap jadi perhatian kita," ujar Medi.

Memang disebutkan Medi, bagi pedagang yang tidak aktif berjualan di Pujasera selama sebulan, akan dikeluarkan dari Pujasera dan tidak akan ada penggantian pedagang baru.

"Jika ada pedagang yang berjualan saat hari hari tertentu saja mereka akan dikeluarkan dari Pujasera. Karena nantinya mereka akan menjadi pemicu pertengkaran sesama pedagang, lebih baik kita keluarkan," tegas Mehdi. (M7)
Previous Post Next Post