Gubernur Apresiasi Kemajuan Pembangunan Tol dan Kereta di Jawa Barat


N3, Bandung ~  Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mengapresiasi upaya percepatan pembangunan empat ruas tol serta dua proyek utama di Jawa Barat. 
Menurut dia, empat ruas tol tersebut adalah Tol Soreang-Pasirkoja, Bandung Inter Urban Tol Road (BIUTR), Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi/Bocimi, serta Tol Cileunyi-Sumedang-Kertajati/Cisumker (sebelumnya Tol Cisumdawu). 
Sementara dua ruas kereta adalah kereta api cepat Bandung-Jakarta serta komuter jenis light rail transit (LRT) yang mencakup daerah Jabodetabek. 
"Ada perkembangan menggembirakan dari semua rencana pembangunan ini, pergerakan elemen Pemprov Jabar cepat.  Sehingga ada investor kakap yang masuk, pembebasan lahan bertambah, dan banyak lagi," katanya di Bandung. 
Menurut Aher, mengacu informasi dari Sekda Pemprov Jabar Iwa Karniwa, tol Bocimi sepanjang 54 kilometer tersebut sudah berjalan baik karena pembebasan lahan tahap satu sudah mencapai 133 hektar dari kebutuhan 144 hektar atau 92 persen. Sementara realisasi pembangunan fisiknya mencapai 3,18 persen. 
"Namun yang menarik dari Bocimi adalah investor swasta strategis yang masuk bertambah kuat. Setelah MNC Group, baru masuk PT Waskita Karya yang lama berbisnis jalan tol. Insya Allah ini memuluskan pembangunan ke depan, sehingga kemacetan di daerah tersebut bisa terurai," katanya. 
Aher melanjutkan, Tol Cisumker kini terus berlangsung demi mengejar target selesai beriringan dengan tuntasnya Bandara Internasional Jawa Barat pada 2017 dan atau 2018 mendatang. 
Pemprov Jabar sudah meminta pemerintah pusat yakni Departemen Pekerjaan Umum untuk segera mengalokasikan dana pembangunan seksi I pada tahun 2016 nanti sebesar Rp1,8 triliun. 
Seksi I yang mencakup wilyaha Cileunyi-Rancakalong sudah mencapai 31 persen atau sekitar 134 hektare. Panjang seksi satu tol yang berada di Selatan Jabar ini mencapai 12,025 persen.
"Sementara Tol Soreang-Pasirkoja malah sudah kami lakukan groundbreaking pada 10 September 2015 lalu. Melihat perkembangan di lapangan, kami optimistis bisa mengejar target bisa digunakan sebelum September 2016 nanti. Sementara Tol BIUTR sudah masuk pembahasan rencana pelaksanaan," katanya. 
Menurut Gubernur Jawa Barat, untuk pembangunan kereta api, pihaknya sudah bekerjasama dengan pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta dalam ground breaking , komuter jenis light rail transit/LRT di Taman Mini Indonesia Indah pada 9 September 2015 lalu. 
LRT ini terdiri atas dua tahap dengan total panjang 83,6 km (mencakup daerah antara lain Bekasi Timur-Cawang, Cibubur-Bogor, Dukuh Atas-Palmerah-Senayan, dan Palmerah-Grogol). Keduanya ditargetkan bisa dioperasikan mulai tahun 2018 nanti.
Proyek ini diharapkan lebih cepat dibangun daripada jenis kereta lainnya karena pembangunannya bisa dilakukan di atas tanah ruang milik jalan tol dan non tol, sehingga pembebasan lahan yang kerap jadi ganjalan bisa lebih cepat dilakukan. 
"Secara simultan, pengembangan kereta cepat Jakarta Bandung juga dalam sinyal positif. Pekan lalu, kami sudah bertemu Pak Hanggoro Dwi (Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia Cina,red) yang menyebutkan rencana pembangunan masih sesuai rencana," katanya. 
Aher berharap kedua pembangunan kereta tersebut memiliki teknologi asal yang sama namun seraya mengutamakan proses transfer teknologi kepada anak bangsa. Optimisme juga muncul karena pembangunan kereta ini tidak tergantung APBN/APBD, bahkan salah satu lintasannya yakni Kota Walini akan gunakan tanah milik PTPN VIII seluas 3.000 hektar sehingga tak perlu pembebasan lahan. 
"Kami harus kebut ini semua, karena infrastruktur yang kuat memberi efek yang dahsyat pula. Contohnya Tol Cipali, ketika kami resmikan bersama Presiden 13 Juni lalu, efek guliran ekonominya sangat terasa ke Jawa Barat dari awal hingga sekarang," katanya. 
Aher mengatakan seluruh rencana pembangunan tersebut yang tercepat selesai tahun 2017 dan paling lama tahun 2019. Pun demikian, dia memastikan akan terjadi kesinambungan kebijakan siapapun pemimpinnya. 
"Kita akan ikat dengan MoU, perjanjian hukum yang kuat sehingga siapapun gubernur, bupati, dan walikota, semuanya terus berusaha merealisasikan targetan tersebut demi membuat Jawa Barat provinsi termaju di Indonesia," pungkasnya. **
Previous Post Next Post