Nn, Padang -- Hari Raya Aidul Adha biasa di sebut orang dengan hari raya korban karena di hari ini semua umat muslim yang mampu akan dapat melaksanakan korban atau menunaikan Ibadah Haji ketanah Suci di Mekkah. sekaligus kisah kasih sayang Nabi Ibrahim dengan anak tercinta Nabi Ismail untuk di sembelih atau korbankan, lalu dengan kekuasaan Allah, Allah menukar dengan domba.
Dalam kisah Nabi Ibrahim dengan anaknya Nabi Ismail, dapat kita petik hikmah yang sangat dalam yaitu mentauhidkan Allah, kita yakin seyakin-yakinnya kepada Allah. Sehingga Nabi Ibrahim tak ragu dan tak gentar untuk melakukan perintah Allah, dan juga begitu Nabi Ismail tidak begitu pasrah tapi dia menerima serta yakin apa yang dikatakan oleh orang tuanya adalah benar dari perintah Allah.
Di sampaikan Wakil Walikota Padang, Mahyeldi Ansharullah, SP. Dalam memberikan khutbah pada shalat Aidul Adha di Lantamal II Teluk Bayur Padang, hari ini.
Mahyeldi, Saat sekarang, mana mau orang tua akan menyemlih atau memotong anak semata wayang dan satu-satunya anak kesayangannya, kebanyakan para orang tua, dia akan selalu membela walau sekalipun perbuatan anaknya salah. Bearti kita belum begitu dapat mentauhidkan Allah dalam kehidupan sehari-hari. Ujar Walikota Padang.
Dimasa dahulu, para pejuang anak bangsa untuk memperebutkan kemerdekaan dengan penuh percaya diri yang berapi-rapi karena dalam diri para pejuang telah beritekat agar Indonesia terbebas dari penjajahan, sehingga Indonesia sampai pada kalimaxnya yaitu memerangi para penjajah dengan senjata bambu runcing.
Semuanya ini tak terlepas dari mentauhidkan Allah pada diri anak bangsa yang tak ingin di jajah terus menerus oleh bangsa lain. Dengan mentauhidkan Allah sehingga semangat kebangsaan muncul di seluruh pelusok tanah air, sampai akhirnya Negara ini merdeka.
Menjelang shalat Aidul Adha, dipagi ini hari hujan, cuaca tak bisa di ajak kompromi, sehingga shalat Aidul Adha dapat di laksanakan dengan baik dan sukses secara bersama-sama disebabkan dalam diri kita telah dapat mentauhidkan Allah dengan benar. Jadi hujan bukan halangan untuk laksanakan shalat, kata Mahyeldi. Rcd/rel
Dalam kisah Nabi Ibrahim dengan anaknya Nabi Ismail, dapat kita petik hikmah yang sangat dalam yaitu mentauhidkan Allah, kita yakin seyakin-yakinnya kepada Allah. Sehingga Nabi Ibrahim tak ragu dan tak gentar untuk melakukan perintah Allah, dan juga begitu Nabi Ismail tidak begitu pasrah tapi dia menerima serta yakin apa yang dikatakan oleh orang tuanya adalah benar dari perintah Allah.
Di sampaikan Wakil Walikota Padang, Mahyeldi Ansharullah, SP. Dalam memberikan khutbah pada shalat Aidul Adha di Lantamal II Teluk Bayur Padang, hari ini.
Mahyeldi, Saat sekarang, mana mau orang tua akan menyemlih atau memotong anak semata wayang dan satu-satunya anak kesayangannya, kebanyakan para orang tua, dia akan selalu membela walau sekalipun perbuatan anaknya salah. Bearti kita belum begitu dapat mentauhidkan Allah dalam kehidupan sehari-hari. Ujar Walikota Padang.
Dimasa dahulu, para pejuang anak bangsa untuk memperebutkan kemerdekaan dengan penuh percaya diri yang berapi-rapi karena dalam diri para pejuang telah beritekat agar Indonesia terbebas dari penjajahan, sehingga Indonesia sampai pada kalimaxnya yaitu memerangi para penjajah dengan senjata bambu runcing.
Semuanya ini tak terlepas dari mentauhidkan Allah pada diri anak bangsa yang tak ingin di jajah terus menerus oleh bangsa lain. Dengan mentauhidkan Allah sehingga semangat kebangsaan muncul di seluruh pelusok tanah air, sampai akhirnya Negara ini merdeka.
Menjelang shalat Aidul Adha, dipagi ini hari hujan, cuaca tak bisa di ajak kompromi, sehingga shalat Aidul Adha dapat di laksanakan dengan baik dan sukses secara bersama-sama disebabkan dalam diri kita telah dapat mentauhidkan Allah dengan benar. Jadi hujan bukan halangan untuk laksanakan shalat, kata Mahyeldi. Rcd/rel
Post a Comment