Menjaga Amanah Dalam Gempuran Arus Sekularisme.


Oleh: Siti Zaitun. 

Buah hati adalah amanah dari Allah SWT yang wajib kita menjaganya dan mengasuhnya sesuai aturan yang diturunkan oleh Allah. Semua orang tua sangat berharap jika anaknya menjadi penyejuk hati dan mampu menjadi pemimpin yang bertakwa bagi orang-orang yang bertakwa. 

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah  Al-Furqon ayat 74 yang artinya ;

" Dan orang-orang yang berkata, ya Tuhan kami anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa. "

Sebuah amanah, ada tanggung jawab yang dipikul setiap orang tua. Menjaga amanah ditengah arus sekularisme, sebagaimana yang terjadi pada saat ini sangat memerlukan usaha dan kerja keras lebih. Pada setiap zaman  akan berbeda kondisi dan tantangannya. Sehingga tidak dipungkiri, gempuran arus sekularisme yang terjadi akan berpengaruh terhadap masa depan generasi. Sebab itu diperlukan usaha yang maksimal untuk menjaga amanah yang Allah titipkan kepada kita. 

Faktanya berbagai kesulitan dikehidupan kapitalis sekularisme saat ini membuat para orang tua sangat kesulitan dalam menjaga amanahnya. Dengan kata lain, kondisi generasi saat ini jauh dari gambaran generasi pembawa perubahan dalam wadah masyarakat Islami. Kehidupan yang hedonisme dan materialistis telah menjauhkan tujuan generasi saat ini. Fitnah zaman tidak bisa dihindari. Kondisi ini menunjukkan bahwa kaum kafir telah menuai hasil dari skenario yang mereka ciptakan untuk menjauhkan umat muslim dari agamanya terutama generasi muda sebagai tonggak perubahan. Sehingga, ini merupakan tanggung jawab kita sebagai orang tua untuk mengembalikan kemuliaan umat dengan cara membentuk dan membangun kembali generasi yang bertakwa. 

Para orang tua khususnya para ibu, tidak sedikit mengalami kewalahan dalam menjaga buah hatinya. Namun, ditengah gempuran fitnah zaman, beban amanah sebagai orang tua haruslah ditunaikan. Sebagai seorang ibu yang diamanahi tugas sebagai ummun wa rabbatul bait. Sebagai seorang ibu haruslah menjaga dan menyiapkan anak-anak kita dengan penuh ketakwaan dan kesabaran. Meskipun gempuran fitnah tidak bisa dihindari, namun keyakinan akan datangnya pertolongan Allah bagi hamba yang terus mendekat kepada- nya, adalah sesuatu yang pasti. Dengan ikhtiar dan tawakal yang maksimal insyaallah kita akan bisa mendidik dan membersamai calon pemimpin masa depan. 

Ikhtiar yang harus dilakukan orang tua sebagai berikut:

Pertama, menamankan pondasi yang kokoh yaitu akidah islam, sejak anak usia dini, bahkan sejak dalam kandungan. Menanamkan kepada anak bahwa kita adalah hamba Allah dan sebaik-baiknya makhluk ciptaan- nya. Allah yang maha mengatur semua  nya. Ciptakan suasana yang menyenangkan ketika kita menanamkan akidah kepada anak, sehingga pemahaman yang diterima akan menyenangkan juga. Sehingga anak akan senang dan dengan penuh kesadaran bisa menjalankan syariat agama ini. 

Islam adalah agama yang terdiri dari akidah dan syariat maka anak juga harus dikenalkan dan diajak menjalankan syariat sedini mungkin. Sebisa mungkin sebelum balig anak-anak sudah dilatih untuk melaksanakan kewajibannya. Meskipun tidak ada kewajiban untuk menjalankan, namun ini adalah bentuk pembiasaan agar ketika balig mereka sudah terbiasa dan siap melaksanakan seluruh syariat- nya. 

Dalam mendidik anak, hal yang paling penting dan wajib diajarkan pada anak adalah segala hal tentang Al-quran, karena ia adalah pedoman bagi setiap manusia. Mengajari anak-anak Al-quran berarti mengajari anak untuk tahu pedoman dan aturan dalam hidupnya. Sehingga, ketika sudah dewasa anak akan istiqamah meskipun di tengah gempuran sekularisme. 

Mengajarkan Al-quran kepada anak agar selalu dekat dihati perlu dilakukan. Mulai dari mengenalkan, membiasakan, mendengarkan bacaan Al-Quran sejak usia dini adalah hal pertama ketika anak mulai ada di dunia. Setelah anak bisa bicara, mulai diajarkan u untuk menghafalnya. Untuk fase berikutnya ajarkan anak untuk membaca dan mengkajinya. Ketika anak sudah terbiasa berinteraksi dengan Al-Quran maka ia akan menjadi cahaya bagi anak-anak kita., sekaligus sebagai bekal dan benteng tangguh ketika anak sudah mulai akan berinteraksi dengan dunia luar. 

Kedua, memilih lingkungan yang baik. Karena pengaruh lingkungan akan memberikan dampak yang besar terhadap perkembangan anak, termasuk memilih sekolah untuk anak-anak kita. Karena tidak bisa dimungkiri, pengaruh guru dan teman akan berefek pada ketaatan anak kita, selain peran besar orang tuanya. Memilihkan teman yang baik akan bisa membangun kebiasaan positif terhadap anak. Demikian pula dengan guru, karena guru sangat berpengaruh terhadap ketinggian ilmu anak juga akan mampu mempertahankan kebiasaan yang baik. 

Ketika anak sudah mulai mumayiz, anak perlu diikut sertakan dalam kajian islam agar pemahaman keislamannya  makin sempurna. Anak juga harus mulai dikenalkan dengan berbagai kegiatan dakwah ideologis. Mengikut tayangan dakwah. Sehingga anak-anak akan bertumbuh dalam suasana keimanan. 

Ketiga, membekali anak kita dengan keterampilan. Untuk bisa bertahan dalam menghadapi tuntutan zaman, anak perlu punya kemampuan dalam mempertahankan hidupnya. Menguasai berbagai macam ilmu pengetahuan. Selain anak harus faqih fiddin anak juga harus mampu menghadapi segala macam persoalan kehidupan. Selain itu, hal yang tidak kalah penting adalah menjaga kesehatan dan tumbuh kembang anak. Perhatikan asupan makanan yang harus halal dan thoyyib. Tempa fisiknya agar kuat dengan berolahraga seperti berjalan kaki, renang, memanah, berkuda. 

Keempat terus menerus melangitkan doa. Jika perlu meminta doa kepada orang soleh, ulama untuk mendoakan anak kita agar mampu menghadapi tantangan zaman. Menjadi hamba Allah yang saleh dan mampu menjadi bagian dari perjuangan bagi peradapan Islam. 

Sejatinya menjaga generasi dari gempuran sekularisme, bukan hanya tugas individu atau hanya tugas orang tua semata.tetapi dari individu, sosial, dan secara sistemik. Sebab, kerusakan generasi saat ini merupakan bagian dari problem sistemik. Oleh karena itu solusinya juga harus secara sistemik pula untuk penyelesaiannya. 

Terus berjuang, dan tetap bangga dengan islam kaffah. 

Wallahu'alam bishawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post