Ramadan: Meneladani Perjuangan, Meraih Kemenangan


Oleh Layli Hawa 
Aktivis Dakwah Islam 

Penghujung Sya'ban 1444 H, pertanda Ramadan sebentar lagi dijelang. Suasana sekeliling pun menyambut dengan suka cita. Berbagai media telah menandakan pesan-pesan yang kental terkait bulan suci, hingga tarhib dan pawai digaungkan masyarakat sekitar dengan berbondong-bondong menampakkan spanduk dengan kalimat penyambutan. 

Perasaan gembira menyambut Ramadan menjadi refleksi sebuah keimanan dari dalam diri umat Islam. Tanda yang senantiasa nampak bahwa bulan ini adalah bulan penuh keberkahan dan keutamaan. Hingga doa mulai dilafalkan agar sampainya kita di bulan suci ini. 

Mempersiapkan diri menyambut kebahagiaan menjadi sebuah ritual khusus yang tidak bisa dilewatkan. Sebab didalamnya terdapat pahala berlipat bagi yang menyadarinya. Jangan sampai justru kita menjadi orang-orang merugi karena kemalasan mendapatkan kebaikan tersebut, justru yang akan didapatkan hanya sia-sia atau bahkan dosa berlipat ganda. 

Tapi, tahukah bahwa bulan Ramadan tidak hanya sebatas sebuah perayaan semata, yang didalamnya hanya sebatas ibadah puasa, tarawih, dan sahur serta peristiwa turunnya Al-Qur'an. Melainkan ada berbagai peristiwa besar kaum muslimin di masa Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam yang tidak bisa lepas dari sejarah kemenangan Islam dalam rangka menjaga kemuliaan Al-Qur'an dan Islam. Diantaranya yaitu perang Badar dan Fathu Makkah.

Meneladani Dua Peristiwa Kemenangan Umat Islam

1. Perang Badar 
Allah subhanahu wata'ala menurunkan wahyu berupa perintah puasa di bulan Ramadan tahun kedua setelah hijrah. Di tengah kondisinya yang sedang menjalankan ibadah puasa, terjadi pula perang besar pertama umat Islam melawan kafir Quraisy pada 17 Ramadan di tahun yang sama. Meski kalah secara jumlah dimana umat Islam hanya memiliki kekuatan 313 pasukan, 70 ekor unta, dan 2 ekor kuda. Namun atas pertolongan Allah subhanahu wata'ala, umat Islam berhasil mengalahkan pasukan kaum Quraisy yang memiliki kekuatan lebih besar berupa 1.000 orang, 600 persenjataan lengkap, 700 unta, dan 300 kuda. 

Dalam pertempuran ini, Allah memberikan kemenangan kepada pasukan muslim yang dipimpin langsung Nabi Muhammad saw. Pasukan muslim menghancurkan pertahanan pasukan Quraisy. Inilah kemenangan besar umat muslim yang terjadi di bulan Ramadan. Perang ini kemudian dikenal sebagai perang Badar karena terjadi di lembah Badar.

2. Fathu Makkah
Penaklukan Makkah dikenal dengan istilah Fathu Makkah. Salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam karena terjadi pada bulan Ramadan tanggal 10 tahun 8 Hijriyah atau tahun 630 Masehi. Saat itu Nabi Muhammad saw. beserta 10.000 pasukan bergerak dari Madinah menuju Makkah. 

Kemudian menguasai Kota Makkah secara keseluruhan tanpa pertumpahan darah sedikit pun. Kaum muslimin juga menghancurkan berhala yang ada di dalam dan sekitar Ka'bah. Setelah itu orang-orang Quraisy Makkah memeluk Islam secara berbondong-bondong.

3. Penaklukan Andalusia
Andalusia berhasil ditaklukkan pada Ramadan 91 H oleh pasukan kaum muslim yang dipimpin oleh Thoriq bin Ziyad. Penaklukan Andalusia merupakan salah satu kemenangan besar kaum muslim. Bahkan, penyerbuan di kota-kota yang berbatasan dengan Selatan Spanyol itu, menjadi kemenangan yang bertahan selama 800 tahun lamanya.

Menelisik kembali peristiwa besar tentu menjadi pengingat bahwa kegigihan Rasul sallallahu 'alaihi wasallam dan para tentara muslim tidak terelakan meski peperangan terjadi dalam bulan puasa. Tidak ada alasan bagi mereka berdiam diri. Karena Allah subhanahu wata'ala senantiasa membukakan kemudahan di setiap kesulitan bagi yang mau bergerak menjalankan perintah-Nya. 

Mirisnya, hari ini kaum muslim tidak tampak semangat jihadnya bahkan semangat memaksimalkan potensi diri untuk kebaikan Islam. Satu abad berlalu, Ramadan sekadar sebuah perayaan rutin yang hanya disibukkan dengan hedonisme Ramadan belaka. Tidak terlihat suasana syahdu yang menghiasi dan perjuangan menjaga kemuliaan Islam. Justru kemaksiatan dan gaya hidup bebas masih terpampang nyata dalam kehidupan kapitalis hari ini. 

Mengembalikan Jiwa-jiwa Pejuang Tangguh 

Pengulangan kembali Ramadan setiap tahunnya seharusnya menjadi titik tolak umat Islam dalam meningkatkan ketaatan kepada Sang Pencipta. Ketaatan yang mengantarkan kepada kesadaran penuh terhadap tujuan hidup manusia. Kemudian memunculkan perubahan hakiki dalam diri baik sisi pemikiran atau bahkan sisi perasaan dan penerapan aturan yang sesuai fitrah. 

Refleksi ketaatan juga harus mewujudkan semangat beribadah, termasuk semangat dakwah pemikiran menyampaikan opini Islam agar terbentuk jiwa pejuang yang saat ini telah lenyap dalam diri kaum muslimin. 

Amalan Ramadan  tidak melulu ibadah individu dan menyibukkan diri di dalam rumah dan masjid. Melainkan ibadah yang berkaitan hablum minannas selalu teriring. Karena bicara soal perjuangan, metode dakwah hari ini mengharuskan berinteraksi dengan sesama memahamkan kebangkitan Islam kafah. Sembari terus mengharap kabar gembira Rasul sallallahu 'alaihi wasallam yang telah dinanti hingga kemenangan dan kejayaan Islam terwujud. 
Wallahualam bissawab. []

Post a Comment

Previous Post Next Post