Remaja Stress, Buah Pemikiran Demokrasi Sekuler

Oleh : Tawati 
(Muslimah Pelita Revowriter Majalengka)

RE (19), gadis asal Desa Kopang Rembiga, Kecamatan Kopang, Kabupaten Lombok Tengah, terancam merayakan lebaran di sel tahanan.

Itu lantaran aksinya bermain TikTok memperagakan salat sambil joget. Sontak saja videonya viral dan dikecam banyak orang.

Kasat Reskrim Polres Lombok Tengah, Priyo, mengatakan RE telah diamankan polisi dan terancam Pasal 156 KUHP tentang penistaan agama.

Diberitakan sebelumnya, RE membuat video TikTok menggunakan pakaian salat atau mukena sambil berjoget dan diiringi musik di dalam sebuah ruangan.

Kejadian itu viral melalui video yang tersebar di media sosial dan memancing berbagai macam protes dari pengguna media sosial lainnya. 

Pada saat dimintai keterangan, pelaku minta maaf kepada seluruh masyarakat di Indonesia akibat aksi stress yang dilakukannya.

Kabid Humas Polda NTB, Kombespol Artanto, mengimbau kepada seluruh masyarakat diharapkan agar bijak dalam bermedia sosial. Apalagi di saat menghadapi pandemi Covid-19 sekarang ini agar tidak melakukan perbuatan yang dapat mengundang keresahan dan kebencian di masyarakat, terlebih menyangkut keyakinan beragama. (eramuslim, 6/5/2020)

Kasus remaja di atas adalah buah dari kebebasan yang di usung oleh sistem demokrasi sekuler sekarang ini.

Kebebasan ini amat sangat menyuburkan penyakit-penyakit remaja, sebagai contoh banyaknya tawuran remaja, hamil diluar nikah dan lain sebagainya.

Jika kita analisa sumber permasalahannya adalah:
Pertama, faktor internal. Individu yang lemah secara akidah, lemah pemahaman terhadap aturan-aturan Islam, pondasi iman pun mereka tidak dapatkan dari orang tua mereka.

Kedua, faktor ekternal, kondisi masyarakat yang liberal (bebas) jangankan untuk mencegah kemaksiatan, akses-akses pun mudah didapatkan.

Ketiga, faktor ekternal, konspirasi asing untuk menghancurkan umat Muslim dan keluarga Muslim selalu mereka gencarkan dengan berbagai pemikiran dan budaya sekuler yang merusak. 

Terutama paham sekuler liberal yang menawarkan kebebasan individu. Secara langsung paham ini telah menyingkirkan peran agama dalam pengaturan kehidupan manusia, sekaligus menjadikan manusia bebas menentukan arah dan cara hidupnya.

Penggunaan media tanpa batas dan kurangnya pendidikan orang tua juga lemahnya kontrol penguasa pun ini adalah sumber faktor permasalahan yang paling mendukung kearah rusaknya pemikiran kaum remaja.

Upaya yang dilakukan musuh-musuh Islam amatlah gencar untuk merusak akidah kaum Muslim, mereka tak segan-segan merusak akhlak para remaja, generasi penerus, cikal bakal kemajuan Islam. 

Karena itu mari upayakan agar kaum Muslim segera meninggalkan sistem sekuler, liberal. Mencerdaskan umat dengan pemahaman Islam Kaffah. Agar umat paham dengan akidahnya dan tidak terbawa arus kesesatan.

Juga dengan kontribusi negara yang akan menjaga warganya dari kemaksiatan. Namun semua itu hanya ada pada negara yang menerapkan hukum Allah secara Kaffah. Tidak lain selain Khilafah Islamiyah.

Wallahu a'lam bishshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post