Omong Kosong HAM Dalam Sistem Demokrasi

Oleh : Hamsina Halisi Alfatih

Tanggal 10 Desember lalu dunia tengah memperingati hari Hak Asasi Manusia sedunia. Untuk setiap tahunnya HAM diperingati sebagai wujud perlindungan terhadap segala bentuk kebebasan pada diri manusia. Namun ditengah euforisme hari HAM tersebut permasalahan yang mengintai umat islam kian tak terbendung, salah satunya melalui genosida   yang dilakukan oleh musuh-musuh islam.

Palestina, Suriah, Rohingya, Uighur dan negeri-negeri muslim lainnya saat ini tengah menadahkan tangan menanti harapan kepada PBB maupun pemimpin-pemimpin muslim yang saat ini hanya mampu mengecam tanpa bertindak. Lalu euforisme hari HAM sedunia sebenarnya untuk apa dan untuk siapa?

Apiknya barat mendesain makna Hak Asasi Manusia dengan mendeklarasikan berbagai bentuk kebebasan bagi setiap manusia. Dalam beragama, berpendapat, bertingkah laku dan berkepemilikan. Namun dibalik semua kebebasan yang dijamin oleh tiap-tiap negara sekuler ini justru hanyalah sebuah omong kosong belaka. Buktinya dibalik kebebasan tersebut ada upaya untuk menikam umat islam didunia.

Fakta mengungkapkan kebebasan yang didesain oleh barat ini terlihat ketika virus-virus liberalisme menyasar ketubuh umat islam melalui propaganda LGBT. Dan hal ini terbukti mampu menyerang hampir diseluruh negeri-negeri muslim salah satunya Indonesia. Pencapaian propaganda virus liberalisme inipun bukannya diberhanguskan namun justru diapresiasi dan dilindungi. Lagi dan lagi semua atas nama Ham Asasi Manusia.

Bahkan untuk mendukung komunitas lesbian, gay, biseksual, transgender dan interseks (LGBTI), sebuah badan PBB, United Nations Development Programme (UNDP) menjalin kemitraan regional dengan Kedutaan Swedia di Bangkok, Thailand dan USAID berani mengucurkan dana sebesar US$ 8 juta (sekitar Rp 108 miliar). Dengan fokus ke empat negara yaitu Indonesia, China, Filipina dan Thailand. (Detiknews.com, 16/02/2019)

Namun ketika kita berbicara masalah krisis kemanusiaan yang saat ini mengintai Palestina, Suriah, Rohingya dan Uighur dunia seolah menutup mata dan hanya mampu mengecam. Dan Inilah omong kosong Hak Asasi Manusia dalam sistem demokrasi. Bukankah ketika kita berbicara Hak Asasi Manusia maka setiap manusia itu berhak untuk hidup dan merdeka? Lantas kenapa Palestina dan negeri-negeri muslim lainnya yang tertindas tidak bisa mendaptkan hal itu. Terjawab sudah bahwa HAM itu hanyalah untuk melegalkan segala kepentingan barat untuk menikam umat islam yang tak lain melalui propaganda LGBT tadi, itu salah satunya.

Memandang persoalan yang tengah mengintai umat islam saat ini memang tak terlepas dari penerapan sistem demokrasi saat ini. Dengan melihat kondisi umat yang kian parah, tentu kita tak bisa berharap lebih kepada PBB maupun kepada pemimpin-pemimpin muslim yang seyogyanya mampu mengirimkan bala bantuan militer. Maka bagaimana islam menyelesaikan permasalahan umat saat ini jika dipandang melalui sudut Hak Asasi Manusia.

Islam memandang bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang memiliki martabat dan juga kemuliaan. Islam pun sangat menjamin hak hidup tak hanya kaum muslim saja bahkan non muslim pun hidupnya sangat dijaga jika mereka taat akan syariat islam. 

Islam sendiri memandang bahwa membunuh satu nyawa tanpa udzur syar'i adalah haram. Pun halnya membunuh orang kafir dengan tanpa haq pun dilarang, lalu bagaimana jika yang dibunuh dengan sengaja adalah jiwa seorang Mukmin ? Tentu, lebih terlarang lagi dan dosanya lebih besar. Allâh Subhanahu wa Ta’ala mengancam pelakunya dengan ancaman berat, sebagaimana firman-Nya :

وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا

Artinya: Dan barangsiapa membunuh seorang Mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam, ia kekal di dalamnya dan Allâh murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan adzab yang besar baginya. [an-Nisâ`/4:93)

Syaikh Utsaimin menyimpulkan bahwa ada lima ancaman atau bentuk hukuman yang Allah siapkan bagi siapa saja yang membunuh seorang mukmin tanpa berdosa:
Pertama, ditempatkan di dalam neraka Jahannam selama-lamanya. Kedua, Allah memurkainya. Ketiga, Allah melaknatnya. Keempat, dipersiapkan siksa yang pedih bagi orang yang sengaja membunuh orang beriman, karena dia telah menumpahkan darah yang haram. Dan, kelima dijadikan agama terasa sempit baginya dan dadanya pun menjadi sesak, hingga ia terpisah dari agamanya secara sempurna dan termasuk penghuni neraka yang kekal di dalamnya. Inilah lima ancaman berat bagi pelakunya, padahal semestinya, satu ancaman saja sudah cukup bagi orang yang berakal untuk bisa mencegahnya dari membunuh.

Demikian juga Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan berbagai ancaman terhadap orang yang membunuh orang Mukmin, antara lain:

عَنْ أَبِي بَكَرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : لَوْ أَنَّ أَهْلَ السَّمَاءِ وَأَهْلَ الأَرْضِ اجْتَمَعُوا عَلَى قَتْلِ مُسْلِمٍ لَكَبَّهَمُ اللهُ جَمِيعًا عَلَى وُجُوهِهِمْ فِي النَّارِ

Dari Abu Bakrah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda: “Seandainya penduduk langit dan penduduk bumi berkumpul membunuh seorang muslim, sungguh Allâh akan menjerumuskan mereka semua di atas wajah mereka di dalam neraka”( HR Thabrani dalam kitab Mu’jamush-Shaghîr, 1/340, no. 565. Syaikh al-Albani menyatakan shahîh li ghairihi dalam Shahîh at-Targhîb wat-Tarhîb, no. 2443.)

Dalam sistem demokrasi saat ini nyawa manusiapun seolah tak berharga, terlebih lagi paling banyak disasar adalah kaum muslim. Kerenanya untuk menjaga tragedi kemanusiaan yang terjadi saat ini, hanya khilafahlah yang mampu menjadi junnah/pelindung bagi kaum muslim diseluruh dunia. Dan sungguh hanya ketika khilafah yang sesuai dengan manhaj nubuwwalah  kemuliaan umat islam akan terjaga dan terlindungi.
Wallahu A’lam Bishshowab

Post a Comment

Previous Post Next Post