Menyelamatkan generasi pemuda islam Sebagai agen of change pembangun peradaban mulia


Oleh: Ummu Syuhada

Ketua MT Al-Hidayah Ustadzah Euis Pujasari mengungkapkan betapa pentingnya generasi penerus Islam diselamatkan. “Betapa pentingnya generasi penerus Islam yang perlu kita selamatkan,” ungkapnya dalam acara Nobar Risalah Akhir Tahun (RATU): Peduli Pemuda Pemimpin Generasi, Sabtu, (31/12/2022) di MT Al-Hidayah, Cipayung, Depok.

Menurutnya, generasi penerus perlu diselamatkan melalui seorang ibu yang berkualitas dan cerdas pula. Karena ibu-ibu adalah madrasatul ula (guru dari anak-anaknya) agar anak-anak kita cerdas.

Tahun boleh baru, tapi nasib belum tentu baru. Sebab kondisi kehidupan jauh-jauh hari sudah diprediksi penuh sensasi. Beberapa tarif berubah, seperti harga rokok, tarif KRL, tarif tol, bunga KPR, harga makanan dan minuman. Bukan berarti 2023 dilupakan begitu saja. Anak muda yang memiliki potensi dan kekuatan perlu ingat pesan Khofifah Indarparawansah, Gubernur Jawa Timur.

Ummu Fiqa menjelaskan di tahun 2022 ini memang banyak peristiwa yang terjadi, khususnya yang menimpa generasi muda. Potret generasi muda saat ini benar-benar memprihatinkan, karena kerusakan pemuda begitu nyata di depan mata kita. Tentunya kita harus mengetahui apa penyebab dari kerusakan pemuda tersebut untuk kemudian berusaha menemukan solusinya.
Khofifah menyebut, tahun 2023 spirit dan energi anak muda harus disalurkan dalam hal yang positif. Doa bersama ini juga diharapkan agar anak muda Jatim terjauh dari narkoba.

"Nilai positif dari anak muda ini menjadi kekuatan baru bagaimana menjauhkan anak muda dari hal yang tidak dibenarkan misalnya narkoba miras, bahkan kurang santun kepada orang tua. Saya harap tahun 2023 mereka berbenah, itu penguatan karakter anak muda di Jatim yang harus kita kuatkan bersama," jelasnya (www.detik.com)

Pesan penting di penghujung tahun 2022 hendaknya menyadarkan pemuda di Jawa Timur khususnya dan seluruh Indonesia. Tahun 2023 menjadi tonggak bersejarah. Lantas, bagaimana memahami pemuda saat ini yang ke depan menjadi bonus demografi? Bagaimana juga potensi pemuda yang selama ini dibajak sehingga luluh tak bergerak?

Pemuda Bukan Penunda?

  Membincang pemuda saat ini berbeda jauh dengan pemuda masa lalu. Perbedaan generasi dengan alat-alat pemenuhan hidup berbeda. Istilah milenial versus kolonial menjadi perbincangan hangat. Pola asuh dan pendidikan pun berbeda. Orang tua saat ini adalah warisan pendidikan orang tua zaman kolonial. Mau tidak mau perlu adaptasi dengan pola baru.

dibuat miskin tersistematis. Pengasuhan ibu dibuat minimalis. Masa emas generasi Islam diabaikan dan didekatkan dengan permainan dan hiburan. Ketika soko guru kehidupan berupa keluarga hancur, maka musuh Islam akan terus mencengkram.

Kedua, pemuda Islam dilenakan dengan permainan yang menjauhkan dari agama. Unsur merusak diinjeksikan ke dalam jiwa pemuda. Pemuda dibuat candu dengan game. Tak hanya itu, hiburan dan media pun melenakan pemuda. Hari-hari pemuda diliputi rasa galau ingin ketemu fansnya. Obrolan, kongkow, dan pembicaraan virtual dipenuhi dengan info seputar showbiz.

Ketiga, kapitalisme yang melahirkan sekularisme-liberalisme, melihat bonus demografi menjadi pasar produk yang luas. Gimmick marketing menggunakan idol sangat manjur. Beberapa perusahaan besar pun mengendorse artis dan publik figur untuk menargetkan pasar agar tergiur.

Keempat, hal sistemis melalui sistem pendidikan di persekolahan. Sistem pendidikan yang belum bisa mencetak pemuda menjadi pemimpin. Sistem yang minim peran agama dalam kehidupan. Kepribadian yang lahir pun split personality. Melalui pendidikan korporasi memanfaatkan untuk mencetak tenaga kerja murah dengan iming-iming gaji tak seberapa.

Kelima, peran pemuda dimandulkan. Daya kritis dan analistis terkait kondisi keumatan miris. Tak banyak pemuda yang membincang persoalan keumatan, apalagi kenegaraan. Kondisi ketidakpedulian ini dipasung oleh keadaan yang memang minimnya pendidikan politik kepada pemuda.

Tak mengherankan, jika Khofifah berpesan kepada anak-anak muda di tahun 2023 berbenah dan menguatkan karakter. Kriminalitas yang melibatkan pemuda pun kian naik. Belum lagi yang kecanduan narkoba, seksbebas, tawuran, gangster, miras, dan sederet kenakalan yang muncul akibat penerapan sistem jahat kapitalisme liberal. Sudah pemuda nakal,masyarakat pun terdiam, apalagi negara yang malah terkadang belum peduli terkait banyak hal.

Penguatan karakter pemuda hanya didapat dengan pembinaan dan sistem yang sahih. Menyerahkan pembinaan pada komunitas yang salah hasilnya bisa jadi parah. Apalagi sistem saat ini tak menumbuhkan jiwa pemimpin pemuda dan menjauhkannya dari agama. Belum lagi, pemerintah menakut-nakuti dengan narasi ‘hati-hati terkontaminasi ide radikalisme’. Selama ini narasi radikalisme digunakan untuk menjauhkan pemuda dari syariah kaffah. Padahal syariah kaffah inilah solusi problem dalam kehidupan manusia.

Pembinaan pemuda tercipta jika sistem pendidikan Islam diterapkan dalam kehidupan. Sistem pendidikan harus ditopang dengan ekonomi Islam agar pendidikan gratis dan dinikmati semua rakyat. Begitupun politik Islam akan menjaga keberlangsungan seluruh sistem berjalan dalam meraih kemuliaan kehidupan. Sistem pendidikan berasas aqidah Islam. Asas inilah yang mengokohkan kedudukan pemuda menjadi manusia sejati dan seutuhnya. Tujuan pendidikan Islam untu
 melahirkan generasi khoiru ummah berkepribadian Islam. Aqliyahnya Islami dan nafsiyahnya Islami. Bersatunya pikir dan tingkah laku sesuai Islam. Selain itu, pemuda juga dididik dengan sains dan teknologi. Ini untuk memudahkan kehidupan, serta hidup lebih berkah karena diatur dengan sistem penuh berkah.

Oleh karena itu, penguatan karakter pemuda dengan ciri khas Islam perlu dikerjakan secara berkesinambungan. Influencer muda harus menyadari perannya untuk mengajak pemuda berada dalam jalan Islam. Fenomena hijrah di kalangan milenial menjadi gerakan perubahan menuju kepada Islam. Pemuda perlu dibina dalam halqoh, liqo, dan pembinaan intensif dalam pembahasan Islam dari aqidah, dakwah, syariah, hingga Islam sebagai solusi kehidupan.

Pemerintah pun wajib menyiapkan lingkungan dan kehidupan kondusif. Menutup segala pintu kemaksiatan yang menyerang pemuda. Menerapkan pendidikan Islam secara kaffah untuk melahirkan generasi mulia berkepribadian yang khas Islami. Selain itu, negara juga harus hadir dan jangan termakan arus global busuk musuh-musuh Islam yang menghancurkan peran pemuda. Pemuda saat ini adalah

 harapan bangsa ke depan. Tak boleh lemah dan melemah. Pemuda harus kuat dan mendobrak dominasi sistem jahat untuk dirubah ke sistem Islami. “Berilah aku 10 pemuda, maka akan kuguncang dunia”. Buktikan ucapan Bung Karno!!

Post a Comment

Previous Post Next Post