Penyekapan Buruh Migran, Indonesia Krisis Lapangan Kerja?


By : Novia Roziah 
(Komunitas Muslimah Rindu Jannah)

Indonesia kembali berduka. Sebuah akun media sosial @angelinahui97 mengirimkan aduan kepada kepala dinas tenaga kerja dan transmigrasi Provinsi Jawa Tengah bahwasanya ada warga negara Indonesia yang dikabarkan disekap di Kamboja.

Meski 62 orang pekerja migran ini telah berhasil diselamatkan, namun kejadian ini meninggalkan trauma yang begitu mendalam kepada para korban. Niat mencari rezeki, justru berujung pada penyiksaan dan penyanderaan.

Menurut IR, salah satu istri korban penyekapan mengatakan, suaminya berangkat ke Kamboja sebagai Pekerja Migran Indonesia atau PMI pada 16 Juli lalu. Saat itu, suaminya diiming-imingi akan mendapat gaji besar jika bekerja di salah satu perusahaan di Kamboja.

"Berangkat ke Kamboja karena ditawarkan gaji yang fantastik dan niatnya mencari rezeki untuk keluarga. Sesampainya di sana semuanya berbeda." kata IR dikutip dari Sindonews.com

Indonesia Darurat Perdagangan Manusia

Ketua DPR RI Puan Maharani menilai, Indonesia sudah mengalami darurat perdagangan manusia karena banyaknya kejadian buruk yang menimpa PMI (Pekerja Migran Indonesia)

"Sindikat perdagangan manusia ada di banyak negara, termasuk di Indonesia sendiri. Mereka memanfaatkan kondisi pandemi covid-19 yang membuat banyak orang kehilangan pekerjaan sehingga menambah kerentanan pekerja migran menjadi korban perdagangan orang," ucapnya dikutip dari situs resmi DPR Senin (1/8/2022). Kompas.com

Kasus penipuan di Kamboja yang dilakukan perusahaan online scammer diketahui bukan baru kali ini saja terjadi. Di tahun 2020 dan 2021 juga sudah ada kasus serupa, bahkan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia  (BP2MI) juga pernah menggagalkan keberangkatan beberapa calon korban penipuan.

Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Titi Eko Rahayu mengatakan kasus perdagangan orang di Indonesia masih tinggi.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh sistem informasi online perlindungan perempuan dan anak (SIMFONI PPA), pada tahun 2021, terdapat 678 korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

Lapangan Pekerjaan Sulit di Negeri Sendiri

Tidak tersedianya  lapangan kerja luas dan memadai bagi rakyat menjadi pemicu banyaknya WNI yang tergiur memilih bekerja sebagai buruh migran,  walaupun beresiko mendapati situasi kerja tidak layak bahkan kerentanan TPPO. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah telah gagal memberikan jaminan pekerjaan kepada warganya.

Meski demikian, karena alasan materi, Pemerintah tetap mengirim para pekerja migran ini. Wajar saja, karena jumlah remitansi Pekerja Migran Indonesia pada tahun 2021 mencapai Rp 133,95 triliun. https//dataindonesia.id

Penerintah tidak punya visi dalam memperlakukan pekerja migran. Syahwat kapitalisme neoliberal telah membuat penguasa muslim mereduksi tanggung jawab sejatinya sebagai pemelihara dan pengurus urusan umat.

Islam Mensolusi Persoalan Buruh Migran

Sebagai ideologi, Islam memiliki solusi atas setiap problematika manusia, tak terkecuali buruh migran

Islam mendorong negara untuk menjalankan perannya dengan memberikan fasilitas jalur nafkah bagi rakyatnya

Mampunya seorang laki-laki dalam menafkahi keluarganya itu dipengaruhi oleh lapangan pekerjaan yang tersedia bagi mereka, serta jaminan negara terhadap keluarga mereka yang mempunyai halangan dalam bekerja

Artinya seorang warga negara tidak harus bekerja ke luar negeri demi mendapat nominal gaji yang layak.

Di samping itu Islam telah menganjurkan seseorang bekerja di dalam negaranya sebagaimana firman Allah Ta'ala dalam QS. Al- an'am ayat 135

اعْمَلُوْا عَلٰى مَكَانَتِكُمْ اِنِّيْ عَامِلٌۚ فَسَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ 

"Bekerjalah kalian sesuai kemampuan (di tempat kalian) karena aku juga bekerja (untuk keberkahan) kalian".

Kata "makaanatikum" berarti "sesuai kemampuan" dapat memiliki konotasi "tempat tinggal" (makaan).
Dalam bahasa Inggris mengandung arti "your position"

Lebih baiknya bekerja di dalam negeri juga telah disebutkan dalam hadis Rasulullah saw.

Hadits riwayat Ibnu hibban mengatakan satu dari empat kunci kebahagiaan adalah rezeki di dekat rumah sendiri.

"Ada empat perkara yang dapat membuat kebahagiaan seseorang, adanya istri-istri yang solehah, adanya anak-anak yang baik, pergaulannya dengan orang-orang soleh, dan rezekinya dekat dengan tempat tinggalnya." HR. Ibnu hibban.

Islam sebagai ideologi yang rahmatan lil alamin memiliki perspektif sendiri terhadap status kewarganegaraan seorang individu

Yang nantinya status ini membuat seorang individu akan memperoleh perlindungan politik.

Dengan konsep ini sungguh terbukti peran pemerintahan Islam sebagai perisai atau pelindung bagi warganya.

Rasulullah SAW bersabda; "Sesungguhnya Al imam itu laksana perisai, di mana orang-orang akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung dari musuh dengan kekuasaannya.." HR Bukhari, Muslim, an-nasa'i, abu Daud dan Ahmad

Wallahua'lam bishhowab

Post a Comment

Previous Post Next Post