KASAK KUSUK KENAIKAN MIE INSTAN, BUKTI BELUM TOTAL SWASEMBADA


OLEH  :  UMMU ALVIN

Menjelang Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-77, Indonesia mendapatkan penghargaan dari International Rice Research Institute sebagai pengakuan atas sistem pertanian-pangan yang tangguh dan swasembada beras tahun 2019 sampai 2021 melalui penggunaan teknologi inovasi padi. Penghargaan itu diberikan kepada Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Ahad (14/8/2022). 

Pada kesempatan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto turut hadir langsung mendampingi presiden menerima penghargaan. “Di tengah tantangan pangan global, Indonesia memiliki landasan yang baik sehingga sektor pertanian menunjukkan resiliensinya dan juga selama pandemi berhasil menjadi buffer,” ujar dia usai mendampingi presiden dalam acara penyerahan penghargaan.

Disisi lain harga mi instan diprediksi bakal naik hingga tiga kali lipat. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memberikan keterangan bahwa harga gandum saat ini tengah naik dan pasokan yang sulit.Sebelumnya Presiden Joko Widodo juga sudah mewanti-wanti adanya kenaikan harga mie instan, menurut Jokowi faktor utama kenaikan harga mie instan adalah perang Rusia-Ukraina, kedua negara itu tidak lagi menjual stok gandumnya ke berbagai negara.

Sementara negara Indonesia sendiri menempati urutan kedua di dunia sebagai pengonsumsi mi instan. Pada 2018 saja, konsumsi mi instan di Indonesia mencapai 12,52 miliar bungkus. Hal tersebut menunjukkan besarnya ketergantungan rakyat Indonesia terhadap mi instan. Ketergantungan terhadap bahan baku asal luar negeri tentu berdampak pada meroketnya harga mi instan.

Seharusnya pemerintah memahami besarnya ketergantungan Indonesia terhadap gandum dan membuat langkah yang nyata untuk mewujudkan swasembada bahan pangan lainnya, sebagai negara yang mendapat penghargaan atas sistem pertanian yang tangguh dan swasembada beras, seharusnya pemerintah mampu memenuhi pangan bagi negara maupun perseorangan baik jumlah maupun mutunya,aman dan terjangkau.

Sungguh ironis memang negara yang dikenal dengan julukan negara agraris akan tetapi tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri secara utuh, cita-cita mewujudkan ketahanan pangan seolah jauh dari asa para petani.Walhasil negeri agraris tetapi petaninya gigit jari.Rakyat harus menanggung kenaikan bahan pangan karena bahan bakunya bergantung dari hasil impor.

Ketergantungan pangan negara dengan asing mengakibatkan hilangnya kedaulatan negara, sehingga negara dengan mudah dijajah dan dikuasai. Fakta ini membuktikan bahwa cengkeraman kapitalisme dan keterikatan Indonesia dalam perjanjian internasional, mengubah Indonesia menjadi negara yang tidak mandiri yang selalu bergantung pada pangan luar negeri.

Dalam Islam tugas utama pemerintah atau penguasa adalah mensejahterakan rakyatnya. Seperti tersebut pada Hadis Riwayat Muslim,”Imam adalah pengurus, ia bertanggung jawab atas (urusan) rakyatnya”. Maka jelas, urusan tersedianya pangan bagi rakyat sampai per kepala adalah juga tanggungjawab penguasa. Penguasa harus memastikan makanan terdistribusikan kepada setiap individu rakyat. Bukan hanya disalurkan ke pasar-pasar kemudian rakyat harus mendapatkan sendiri dengan cara membeli, bahkan dengan harga tinggi.

Sebagaimana saat suatu malam Umar bin Khathab melakukan inspeksi dan menemukan ada ibu beserta anaknya yang kelaparan, kemudian Umar langsung membawakan dengan memanggul sendiri sekarung makanan untuk mereka yang diambil dari Baitul Maal.

Indonesia adalah negeri yang kaya, tanahnya subur. Ketika seluruh potensi kekayaan yang ada di kelola dengan benar, bukan hal yang mustahil negeri ini akan mencapai swasembada tidak hanya pangan, tapi juga aspek yang lain. Sehingga tidak ada lagi rakyat yang masih hidup dalam kemiskinan atau mengalami kesulitan hidupnya karena swasembada pangan bukan hanya sekedar janji tapi harus dibuktikan.

Kemandirian pangan dan berdaulat hanya dapat terwujud dengan penerapan sistem Islam secara kafah yang dapat menciptakan stabilitas harga pangan yang terjangkau seluruh lapisan masyarakat.Solusi Islam itu nyata dan tercatat dalam bukti sejarah.

Wallahu a'lam bish shawwab.

Post a Comment

Previous Post Next Post