Pengaruh Suasana Belajar Terhadap Psikologis Peserta Didik




Oleh Muhammad Helmi Hidayat, S.Pd.
Guru SMA Negeri 1 Karang Bintang

Bertanya, adalah salah satu kata yang sangat sering kita dengar, apalagi yang profesi sebagai pendidik. Namun kenyataan di lapangan jika kita lihat dari sisi para peserta didik melontarkan pertanyaan ternyata tidak sesering dan semudah yang kita mendengar. Karena memerlukan pendekatan, motivasi dan cara yang tepat supaya  para peserta didik mau bertanya.

 Kebanyakan para peserta didik bersikap pasif. Setiap pendidik menawarkan pertanyaan terkait materi yang disampaikan untuk mengetahui sejauh mana penangkapan mereka terhadap materi tersebut, semua menunduk dan diam. 

Sebagai seorang pendidik, mungkin sebagian dari kita akan merasa kurang nyaman dengan kondisi dan keadaan itu. Karena kita sebagai memiliki tanggung jawab terhadap para peserta didik agar mereka memahami materi yang telah kita sampaikan sehingga kita dapat melakukan evaluasi.

Lalu, apa sebenarnya yang membuat peserta didik sangat sulit jika diminta untuk bertanya, padahal dalam kenyataannya mereka mungkin saja masih kurang memahami penjelasan yang dijelaskan oleh para guru?

Ada beberapa hal yang menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan untuk mengutarakan pertanyaan dalam proses pembelajaran di kelas.

Pertama peserta didik tidak memahami tentang materi yang telah dipelajari sehingga muncul keengganan untuk mengejar materi yang disampaikan. Hal ini boleh jadi dikarenakan sikap pasif peserta didik yang berlarut sehingga menimbulkan kebingungan tentang apa yang harus di tanyakan. 

Kedua ada rasa takut untuk mengajukan pertanyaan. Perasaan takut yang ada pada peserta didik, akan merontokkan semangatnya dan akan menggoyahkan ketenangannya. Rasa takut ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain;
takut ditertawakan oleh teman-teman di kelas karena melontarkan pertanyaan “bodoh” yang sudah jelas-jelas jawabannya ada di buku teks. Hal ini juga merupakan satu kelemahan yang akibatkan karena lemahnya budaya literasi di kalangan siswa. 

Faktor lain adalah munculnya rasa takut kalau pertanyaan yang dilontarkan akan menjadi bumerang. Karena diminta untuk menjelaskan ulang materi yang telah disampaikan.

Takut disuruh maju ke depan untuk  menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru.
Takut mengemukakan pendapat karena merasa bingung bagaimana cara untuk menyampaikan atau menjelaskan pertanyaan kepada guru.

Ketiga hal tersebut berkaitan dengan suasana belajar dalam kelas. Suasana belajar sangat mempengaruhi psikologis para peserta didik, tidak dapat dipungkiri apabila suasana  menyenangkan akan membawa dampak yang sangat positif. Pengajar dalam hal ini seorang guru sangat berperan besar dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan atau menjadi membosankan dan bahkan menakutkan. 

Masih ada sebagian guru ketika mendapati ada  peserta didik yang bertanya malah diarahkan untuk mencari tahu sendiri di mesin pencari (google) yang belum tentu penjelasannya dipahami oleh mereka.  Bahkan ada guru yang malah mengkritik pertanyaan siswa dan tidak membantu untuk memperbaiki  pertanyaan yang kurang tepat, hal ini akan menimbulkan trauma pada diri peserta didik sehingga enggan bertanya karena sudah memiliki pengalaman sebelumnya. 

Suasana yang menyenangkan akan membuat para peserta didik memiliki semangat untuk belajar dan fokus memperhatikan materi yang disampaikan. Mereka akan mengikuti pelajaran dengan penuh perhatian dan tidak akan sungkan dalam mengajukan pertanyaan ataupunmengemukakan gagasan.

Keempat minat peserta didik dalam sebuah pelajaran. Mata pelajaran yang diajarkan tidak semua disukai oleh peserta didik, ada pelajaran yang memang sangat dihindari oleh mereka. Perasaan tidak suka terhadap mata pelajaran tertentu menyebabkan mereka enggan untuk bertanya dan mengemukakan pendapat untuk mengembangkan pengetahuan terhadap mata pelajaran tersebut. 

Bagaimana sebaiknya kita sebagai pendidik menyikapi hal-hal tersebut? 
Guru sebagai agen of change harus berada di garda terdepan dalam proses pendidikan. Guru dituntut harus menjadi agen yang serba bisa agar dapat mentransfer ilmu kepada peserta didik dengan berbagai macam metode. Sesuai dengan jenis pengetahuan menurut taksonomi Bloom dalam tahap metakognisi yaitu mencakup pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dalam kaitannya dengan kognisi dan belajar. Pendidik dalam harus jeli melihat hal tersebut sehingga dapat menentukan metode yang tepat dalam melakukan transfer pengetahuan kepada peserta didik. Sehingga bisa menghadirkan suasana yang nyaman bagi peserta didik. 

Dalam teori Behavioristik dikatakan bahwa belajar merupakan bentuk dari suatu perubahan yang dialami peserta didik dalam hal kemampuan bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.  

Dengan terciptanya suasana nyaman dalam proses pembelajaran yang diciptakan oleh guru diharapkan dapat mengatasi ketakutan-ketakutan yang ada dalam diri peserta didik untuk bertanya dan berargumen. Dengan begitu akan semakin besar kemungkinan hasil akhir yang didapat sesuai dengan keinginan pendidik maupun peserta didik. 

Perlu kerjasama yang baik antara pendidik dan peserta didik supaya tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai maksimal. 

Wallahu a'lam bishawwab

Post a Comment

Previous Post Next Post