Hepatitis Akut Misterius, Akankah Bertambah Serius?



Oleh: Citra Hardiyanti R. 

(Aktivis Pemerhati Remaja)


Hari ini, ibu pertiwi kembali meneteskan air matanya. Anak-anak generasi penerus harapan bangsa, telah merangsek jauh dari harapan, pergaulan bebas telah menjebloskan mereka ke dalam jurang yang kelam. Narkoba, LGBT, putus sekolah, kecanduan gadget serta game online, menjadikan masa depan bagai jalan berliku curam dan berkabut.


Problematika Dunia Kesehatan

Dilansir dari detikhealth.com, dalam sebulan rumah sakit jiwa di Cisarua Provinsi Jawa Barat menangani 11 hingga 12 anak dengan rentang usia 7 sampai 15 tahun, hingga saat ini total anak yang ditangani telah mencapai ratusan anak. Masa depan dunia semakin suram, kesabaran kita masih diuji kembali dengan adanya wabah hepatitis akut yang misterius. Dunia berteriak, WHO menetapkan wabah hepatitis sebagai kejadian luar biasa.


Dilansir dari cnbcIndonesia.com, telah tercatat pada periode Januari hingga Maret telah terjadi 10 kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown Aetiology) menjangkiti anak-anak usia 11 bulan – 5 tahun di Skotlandia Tengah. Penyebaran semakin meluas, hingga 21 April 2022, telah tercatat 169 kasus dari 11 negara, dengan kasus terbanyak terjadi di Inggris Raya, yaitu 114 kasus, menjangkiti anak usia 1 bulan hingga 16 tahun, 17 pasien (kisaran 10%) diantaranya melakukan transplantasi hati, dan 1 orang dinyatakan meninggal (WHO.int). Sedangkan di Indonesia menurut juru bicara kementrian kesehatan, 7 dari 18 diduga pasien hepatitis akut dinyatakan meninggal, 2 pasien diantaranya berusia di atas 16 tahun. (SehatNegriku.kemenkes.co.id)


Laporan terus bertambah, studi tentang kasus ini masih tetap dilakukan, pasalnya hepatitis akut misterius memiliki gejala klinis seperti yang dialami oleh pasien hepatitis akut yaitu, meningkatnya enzim di hati, gastrointestinal symptoms, meliputi nyeri perut, mual, muntah, diare, air kencing berwarna pekat dan tinja berwarna putih pucat, disertai dengan sindrom penyakit kuning. Dikatakan misterius, menurut studi yang dilakukan oleh who, virus pada umumnya (virus hepatitis A, B, C, D dan E) yang menyebabkan hepatitis akut tidak ditemukan sebagai penyebab hepatitis akut misterius. Hingga sampai tulisan ini dibuat, sebanyak 74 kasus yang terlapor, dan kasus terlapor dari uji molekuler genetic analisis pathogen dengan menggunakan WGS (Whole Genome Sequencing) menyatakan 18 kasus telah diidentifikasi disebabkan oleh F tipe 41. SARS-Cov-19 teridentifikasi sebagai penyebab dari 20 kasus terlapor (WHO.int).


Kementrian kesehatan mengambil tindak lanjut atas merebaknya hepatitis akut misterius, dengan menghimbau masyarakat untuk melakukan langkah pencegahan seperti mencuci tangan dengan sabun, meminum dan memasak makanan hingga matang, tidak bergantian alat makan, mencuci peralatan memasak hingga bersih, tidak berkumpul dengan orang sakit dan menjaga jarak. Kemenkes juga menyarankan agar masyarakat tetap waspada akan gejala yang muncul, jika gejala diketahui pada anak, hendaknya segera dirujuk ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut. Disamping itu kemenkes juga melakukan upaya yang lain, seperti melakukan sosialisasi dan menyusun pedoman tata laksana terkait dengan penyakit hepatitis akut (SehatkuNegriku.kemenkes.go.id).


Tidak dapat dipungkiri bahwa pandemi Covid-19 telah membuat chaos ekonomi global, dari resesi menjadi depresi. Ketakutan global akan mandeknya ekonomi jika lockdown masih berlaku, memaksakan kondisi untuk menerapkan sejumlah peraturan baru, agar roda ekonomi mulai berputar, mulai dari wfh (work from home), sosial distance, jaga prokes, dan sebagainya. Walaupun di negri empunya, pandemic covid masih berlangsung dan tak kunjung reda.


Dilansir dari batam.suara.com, sebanyak 50 persen rumah sakit di Beijing, China ditutup, 1.015 pasien Covid-19 dirujuk diberbagai rumah sakit. Tercatat pada tanggal 4 mei 2022, lebih dari 40 stasiun kereta bawah tanah ditutup, yang menunjukkan dari sepersepuluh jaringan kereta kota lumpuh. Tidak hanya itu, sebanyak 150 rute bus di tutup. Hal ini dilakukan agar Beijing tidak mengalami nasib yang sama sebagaimana yang terjadi di Shanghai yang memulai lockdown sejak April lalu.


Munculnya pandemic Covid-19 yang masih belum teratasi, ditambah dengan kejadian luar biasa hepatitis akut global semakin menunjukkan ketidakmampuan dalam menangani masalah kesehatan. Ekonomi global meluncur tajam, lantaran ketidaksanggupannya dalam menyelesaikan wabah penyakit. Hepatitis akut tidak seganas covid-19 namun sebarannya tidak sanggup ditangani. Melindungi dan menjaga masyarakat tidak cukup degan himbauan-himbauan saja, tetapi butuh penanganan nyata. Hal ini jelas berbeda ketika di bawah model kepemimpinan kapitalisme yang berpusat pada ekonomi yang tidak menjadikan nyawa sebagai orientasi. Akibatnya bukan segera teratasi bahkan seolah tak kunjung usai.


Sudut Pandang Islam Tentang Kesehatan

Berbeda dengan sudut pandangan kepemimpinan islam. Ketika kesehatan dipandang sebagai kebutuhan dasar, maka negara akan memberikan perhatian penuh demi kelestarian hidup manusia. Negara akan menjamin pelayanan prima tanpa adanya unsur komersialisasi sekecil apapun. Negara akan mengerahkan baik dari tenaga medis hingga peneliti untuk memberikan perhatian penuh terhadapnya. Membangun rumah sakit khusus, memberikan fasilitas lengkap untuk penelitian, dan menjalankan hasil penemuan dengan cepat dan tepat.


Dalam upaya pencegahan, negara akan menerapkan pola hidup bersih di masyarakat, adanya lembaga khusus yang mengawasi diterapkannya aturan tersebut, membangun kesadaran masyarakat melalui pendidikan, baik di ranah pendidikan formal ataupun informal seperti media massa dan media sosial. Menyiapkan lembaga khusus untuk mengedukasi masyarakat agar sigap memberikan pertolongan pertama, memahami jenis-jenis penyakit dan penanganannya, menjaga sanitasi di rumah-rumah, dan sebagainya.


Negara juga akan memfasilitasi bagi mahasiswa kedokteran dengan membangun rumah sakit dengan fasilitas lengkap, disertai dengan perpustakaan dan juga asrama, sebagaimana rumah sakit yang ada di Baghdad, di masa kekhilafahan. Selain itu negara akan mendorong masyarakat untuk berkontribusi dalam bidang yang dikuasainya dengan memberikan penghargaan luar biasa ata kontribusinya dalam inovasi dan kreatifitasnya.


Jika terjadi wabah sebagaiamana yang terjadi hari ini, maka negara akan membatasi wilayah yang terjangkit, melarang ke luar orag di dalamnya, dan melarang masuk orang yang berada di luar wilayah tersebut. sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadist berikut:

“Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR. Bukhori)


Lockdown hanya diberlakukan di wilayah yang terjangkit, namun diwilayah yang “sehat” aktifitas akan tetap berlangsung. Negara akan memfasilitasi wilayah yang di lockdown, dengan menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar tiap individu, memastikan mereka mendapatkan pelayanan medis terbaik, perawatan, obat-obatan serta alat-alat penunjang perawatan. Hal ini diberikan negara kepada seluruh warga negaranya secara gratis. Dana yang dibutuhkan untuk mewujudkan hal ini akan diambil dari Baitul Mal, dari pengelolaan sumber daya alam milik umum, yang faktanya hari ini, kekayaan di negri-negri kaum muslimin di hisap habis oleh vampire kapitalisme.


Kapitalisme yang menghalalkan penguasaan milik umum atas pribadi, selama kapitalisme masih bercokol di bumi ini, selama itulah kepentingan pemilik modal akan tetap menjadi utama, ekonomi akan menjadi perhatian utama mendominasi atas nilai kemanusiaan. Maka wajar jika pandemic ini seperti tak berujung, sebab penanganannya tidak menjadikan keselamatan manusia sebagai tujuan utama, penyelesaian yang tidak menyentuh akar masalah. Inilah urgensi dari keberadaan instansi yang menerapkan hukum Allah secara kaffah, sebab hanya aturan yang dari Allah yang tiada memihak kepentingan manapun. Sebab hanya aturan dari Allah yang tidak bisa ditunggangi oleh pihak manapun, demi kepentingan pribadi atau kelompoknya. Sebab sudah terjamin pasti baik dari segi empiris maupun historis, hanya aturan Allah saja yang mensejahterahkan manusia pada khususnya, dan makhluk hidup pada umumnya. Aturan Allah tiada akan bisa diterapkan secara sempurna, kecuali dalam naungan Khilafah.
Wallahu’lam bi showab.

Post a Comment

Previous Post Next Post