Penembakan Massal di Texas, Bukti Kerapuhan Peradaban


Oleh: Erik Sri Widayati, S.Si.

Penembakan massal kembali terjadi di Amerika Serikat, kali ini terjadi di sebuah Sekolah Dasar (SD) Robb, Uvalde, Texas, Amerika Serikat (AS) pada Selasa (24/5/2022) waktu setempat. Setidaknya menewaskan 19 anak dan dua orang dewasa. Pelakunya teridentifikasi adalah seorang remaja berusia 18 tahun. Dia ditembak mati oleh polisi setelah melakukan aksinya menembak membabi buta ke dalam sekolah. Penembakan massal ini menjadi tragedi penembakan massal ketiga dalam seminggu yang terjadi di AS. (Tribunnews.com., 25/05/2022)

Memprihatinkan. AS negara yang sering menjadi contoh peradaban, ternyata menyimpan banyak kebusukan. Nilai-nilai kebebasan telah menjadi malapetaka bagi AS sendiri. AS dikenal sebagai negara yang mengizinkan kepemilikan senjata api secara legal kepada rakyatnya. Sejak tahun 1791, AS telah mengizinkan kepemilikan senjata api bagi warga negaranya maupun warga asing. Jaminan tersebut tertuang dalam konstitusi negara tersebut.

Masyarakat tergantung pada perasaan, pemikiran, dan aturan yang diterapkan atas mereka. Jika sistemnya baik, masyarakat akan ikut baik, pun sebaliknya. Di AS, sistem yang mempengaruhi perasaan dan pemikiran mereka adalah sekularisme, pemisahan prinsip agama dari sistem kehidupan. Agama tidak boleh turut campur mengatur manusia. Aturan manusialah yang menjadi standar perbuatan yang melahirkan budaya liberal dan permisif. 

Kebebasan menjadi hal yang diagung-agungkan. Kehidupan masyarakat AS sangat bebas. Fenomena zina, hamil di luar nikah, kumpul kebo, homoseksual, bunuh diri, tingginya kriminalitas, suburnya rasisme, dan sebagainya, adalah contoh nyata sistem kehidupan masyarakatnya bermasalah. 

Dari luar tampak maju, tetapi dari dalam masyarakatnya rapuh. Dalam kehidupan manusia tidak pernah puas dengan segala keinginannya, yang memberi sebanyak banyaknya manfaat. Kapitalisme mengajarkan untuk meluapkan sesuai keinginan asalkan dia mampu. Apapun boleh. Baru dianggap bermasalah ketika merugikan pihak lain yang sekaligus menuntutnya. Inilah yang membuat perilaku manusia bahkan lebih rendah dari hewan. Yang kuat memangsa yang lemah.

Demikian juga ketika manusia merasakan kegelisahan akibat kenyataan tidak sesuai dengan keinginan. Apapun akan dilakukan demi melepas kegelisahan itu. Narkoba, bunuh diri bahkan membunuh orang lain pun akan dilakukan. Memang sekularisme pada akhirnya membuat nilai kebaikan dan moral makin terkikis. Membuat kehidupan sosial masyarakat Barat semakin sakit dan rusak.

Jika kita ingin menilai bagaimana ideologi kapitalisme dan akidah sekulernya diterapkan, lihatlah AS. Apakah dengan ideologi itu mereka menjadi masyarakat yang beradab? Apakah dengan ideologi tersebut kehidupan masyarakatnya lebih baik sehingga layak diambil? Tentu saja tidak. Oleh karena itu, negara-negara Barat, utamanya AS, tidak layak menjadi kiblat dan percontohan dalam membangun masyarakat.

Islam, sebagai agama yang disertai tata aturan kehidupan telah memberikan panduan sempurna bagi manusia. Diantaranya:
Pertama, individu bertakwa dilakukan melalui pembinaan keimanan agar setiap muslim berkepribadian Islam. Keyakinan akan pertanggungjawaban sesudah mati menuntun perilakunya.

Kedua, kontrol masyarakat. Mereka akan terbiasa beramar makruf nahi mungkar dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat tidak individualistis.
Ketiga, kontrol negara. Negara akan menerapkan syariat Islam secara kafah. Mulai sistem pendidikan, sosial, ekonomi, politik, dan hankamnya harus berdasarkan pandangan Islam. 

Demikianlah, Islam adalah peradaban dengan keunggulan yang belum pernah ada tandingannya. Memuliakan manusia sebagaimana seharusnya. Adalah salah kalau kita berkiblat untuk ketinggian peradaban pada AS. Peradabannya kian rapuh dan akan runtuh. []

Post a Comment

Previous Post Next Post