Kontribusi Perempuan terhadap Kegemilangan Islam

Oleh: Fathia Rizki Amelia, S.Pd.

Aktivis Dakwah

 

Dalam Islam, perempuan telah diberikan banyak kemuliaan dalam berbagai hal. Perempuan benar-benar menjalani kehidupannya sesuai dengan fitrahnya, yakni melahirkan generasi unggul penerus peradaban. Tak hanya itu, banyak sekali tokoh perempuan yang berkontribusi terhadap kegemilangan Islam, dari awal Daulah Islam terbentuk hingga masa keruntuhannya.

Di antara mereka adalah Fatimah Al Fihri. Beliau pendiri  universitas pertama di dunia yakni Universitas Al-Qarawiyyun di Kota Fes, Maroko, sekitar 859 M (seratus tahun sebelum pendirian Universitas Al-Azhar). Fatimah adalah seorang wanita yang salihah dengan kecerdasan visioner dan arsitektur yang murah hati dan berpikiran cerdas. Dia diberkahi kekayaan yang diwariskan oleh ayahnya. Dari kekayaan itulah ia mampu mendirikan universitas tertua ini.

Ada juga Fatimah binti Ubaidillah, beliau adalah ahlul bait keturunan Nabi Muhammad SAW dari jalur Husein bin Ali bin Abi Thalib. Siapakah perempuan ini? Beliau tidak lain ibunda dari Imam Syafi’i pendiri mazhab syafi’i. Wanita tangguh yang membesarkan anaknya seorang diri karena suaminya telah lebih dahulu menghadap Allah SWT sejak Iman Syafi’i berusia 2 tahun. Harta tak ia warisi, namun bertekad menjadikan anaknya seorang ulama besar walaupun dengan segala keterbatasan secara ekonomi.

Fatimah binti Ubaidillah menyadari kecerdasan anaknya yang sudah menghapal Al-Quran pada usia tujuh tahun. Ia mengirim Syafii ini ke imam-imam untuk belajar ilmu. Bahkan terkadang ibunya mengunci pintu rumah agar Syafii kecil mencari ilmu kembali. Ibunya dulu pernah meninggalkannya sendirian di rumah, kemudian anaknya ini menangis, tetangganya yang mendengar tangisan Syafii ini akhirnya menyusuinya. Setibanya di rumah, ia memuntahkan air susu yang diberikan tetangganya tersebut karena khawatir mengandung harta yang tidak halal.

Sebegitunya penjagaan seorang Fatimah kepada anaknya. Setelah mengenyam ilmu di Makkah, Syafii pun ke luar Makkah untuk menimba ilmu dari imam yang lain. Ibunya melepas kepergian anaknya dengan pesan, ‘jangan kembali sebelum jadi ulama’. Maka Syafii pun benar-benar pulang saat sudah jadi ulama besar.

Banyak pula yang lainnya, seperti Aisyah binti Abu Bakar yang pandai dalam berbagai ilmu hingga dijuluki pembawa seperempat ilmu agama. Ia ikut berpolitik saat khalifah ketiga yakni Utsman bin Affan gugur.  Maryam Al Asturlabi ilmuwan dalam bidang astrologi. Nusaibah binti Kaab, pembela Rasulullah SAW saat dikepung musuh di Perang Uhud, ia langsung angkat senjata menangkis serangan yang ditujukan kepada Rasulullah SAW. Selain itu Nusaibah merupakan ibu dan istri dari para mujahid.

Dan wanita yang paling berkontribusi berikutnya yaitu Khadijah binti Khuwailid, istri dari Rasulullah SAW. Ia adalah wanita pertama yang mengimani, menemani Rasul disaat meniti dakwahnya, setia menemaninya hingga ajal tiba, mengorbankan seluruh hartanya demi dakwah, istri yang sangat dicintai Rasulullah, yang memberi Rasulullah keturunan, juga ibu terbaik untuk anak-anaknya.

Itu beberapa kontribusi para perempuan di masa Khilafah Islam. Dalam Khilafah Islam, perempuan mempunyai status penting sebagai istri dan ibu. Dari rahimnyalah akan muncul anak-anak sebagai pribadi yang kuat, para hamba Allah yang taat syariat. Para perempuan ini akan melakukannya dengan penuh ketulusan dan keseriusan, untuk merealisasikan membangun keluarga dan mencetak generasi gemilang. []

Post a Comment

Previous Post Next Post