Bisnis Benur Lobster di Lingkaran Sistem Demokrasi


Oleh : Ummu Izzah

Setelah ditangkap KPK RI di Bandara Soekarno Hatta, Rabu 25 November 2020 dini hari, penyidik resmi menaikkan status mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP RI), Edhy Prabowo menjadi tersangka.

Edhy Prabowo, ditetapkan sebagai tersangka karena diduga terlibat dalam kasus korupsi pemberian izin ekspor-impor benih lobster ke luar negeri.

Namun, ada beberapa deretan fakta yang menarik sebelum KPK menangkap Edhy Prabowo. Dilansir dari rangkuman Kompas.com berikut fakta-fakta menarik kronologis kejadian kasus korupsi ekspor benih Lobster KKP sebagai berikut:

Pulang dari Hawaii
Edhy ditangkap KPK RI sepulang dari pelesiran ke Honolulu-Hawaii, Amerika Serikat. Di sana ia menggunakan uang suap yang ditransfer ke rekening salah satu bank atas nama Ainul Faqih, staf dari Iis Rosita Dewi Prabowo.

Jumlah uang untuk keperluan Edhy, istri dan rombongan pelesiran di Hawaii sebesar Rp 3,4 miliar. Uang dikirim pada 5 November 2020.

Di sana Edhy membeli sejumlah barang di antaranya, berupa jam tangan Rolex, tas Tumi dan LV, baju Old Navy. Total uang suap yang dibelanjakan Edhy beserta Istri sebesar Rp 750 juta.

Namun, barang yang dibeli tak lama digunakan. Pulang ke Tanah Air Edhy ditangkap dan barang mewah tersebut disita KPK RI.

Edhy menerima suap dengan menggunakan rekening staf khususnya bernama Safri, Amiril Mukminin, Andreau Pribadi Misanta serta staf istrinya bernama Ainul Faqih.

Sekitar Mei 2020, Edhy diduga menerima sejumlah uang sebesar 100 ribu dolar AS dari Direktur PT Duta Putra Perkasa P Suharjito, melalui Safri dan Amiril Mukminin.

Sekitar Agustus 2020 Safri, Amiril, dan Andreau Pribadi Misanta menerima uang dengan total sebesar Rp 436 juta dari Ainul.
Selanjutnya 5 November 2020, diduga terdapat transfer dari rekening Ahmad Bahtiar, Pemilik PT Aero Citra Kargo ke rekening salah satu bank atas nama Ainul sebesar Rp 3,4 Miliar yang diperuntukkan bagi keperluan Edy, istrinya, Safri dan Andreau.

17 orang diamankan.
Dalam OTT ini KPK mengamankan 17 orang mulai dari Menteri KKP Edhy Prabowo, pejabat KKP, Staf KKP dan Istri Edhy, Iis Rosita Dewi Prabowo.

Mereka ditangkap di beberapa tempat, yakni Bandara Soekarno Hatta, Depok, Tangerang Selatan dan Bekasi.

Untuk rombongan Edhy, istri beserta staf dan pejabat KKP yang berjumlah delapan orang ditangkap di Bandara Soekarno Hatta. Sementara sisanya sembilan orang lainnya ditangkap di rumah masing-masing.
Hasil pemeriksaan 1x24 jam, KPK RI menetapkan 7 tersangka, yakni Edhy Prabowo, Safri, Andreau Pribadi Misanta, Siswadi, Ainul Faqih, Amiril Mukminin sebagai penerima. Sementara Suharjito selaku pihak pemberi.


Istri Edhy Prabowo, Iis Rosyati Dewi Prabowo dilepas KPK RI, Kamis (26/11/2020) dini hari.

Selain Iis, KPK juga melepas dua Direktur Jenderal (Dirjen) KKP karena tidak menemukan alat bukti yang menunjukkan Iis dan dua Dirjen KKP terlibat dalam dugaan tindak pidana korupsi.

Sebelumnya, Iis dan dua Dirjen KKP itu ikut terjaring OTT KPK pada Rabu (25/11/2020) dini hari. 

Adapun dua Dirjen KKP yang sempat diamankan yakni, Dirjen Tangkap Ikan KKP Zaini dan Dirjen Budi Daya Selamet, ikut diamankan KPK RI saat penangkapan Edhy di Bandara Soekarno-Hatta.

Minta maaf dan mundur
Setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK RI, Edhy Prabowo menyatakan mundur dari jabatannya di Kabinet Indonesia Maju serta Wakil Ketua Umum Partai Gerindra. Ia juga meminta maaf kepada keluarga dan Partai Gerindra atas kasus yang menimpanya. 

Demikianlah, sistem sekuler yang terwujud dalam Demokrasi dan dijiwai ideologi kapitalisme. Semuanya berbuah kedzaliman. penggantian menteri yang ditargetkan bisa memberikan warna baru di dunia perikanan kelautan, nyatanya hanya omong kosong.

Memang benar, jika ada yang menganalogikan bahwa malaikat jika sudah masuk sistem demokrasi pun akan menjadi iblis. Sungguh demokrasi telah memfasilitasi para penguasanya hingga melahirkan sikap abai yang sistematis akut.

Demokrasi kapitalisme memang pabrik para pejabat pelayanan korporasi. Keberadaan mereka bukan sebagai pengayom rakyat namun penyedia jasa untuk mengeluarkan kebijakan bagi kepentingan korporasi. 

Tak sampai di situ, secara bersamaan segala praktek ilegal yang menguntungkan ditekuni oleh jajaran aparat hingga pejabat. Ini bukti kerusakan demokrasi kapitalisme yang makin berkarat. Segala upaya dilakukan agar keuntungan berlipat. Tak ada batas antara halal dan haram, apalagi melaksanakan amanat.

Jelaslah, rezim demokrasi hanyalah sekumpulan kepentingan elite minus akuntabilitas. Amanah dan tanggung jawab adalah istilah asing dalam kamus rezim demokrasi. Sebab mereka ingin menyingkirkan peran Allah dalam kehidupan.

Akibatnya, betapa keberkahan dari bumi allah terasa minimalis.

Firman allah SWT,
"Sekiranya Penduduk negeri – negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat- ayat kami) itu maka kami siksa mereka disebabkan  perbuatannya”. (TQS Al-A’raf(07) : 96)

Ini lah yang terjadi saat ini Jabatan dalam pandangan Islam adalah pekerjaan untuk mengurus kepentingan banyak orang bukan sekedar kekuasaan. Sabda Rasulullah bahwa jabatan kelak pada hari kiamat hanya akan menjadi penyesalan dan kehinaan, kecuali bagi orang yang dapat menunaikan kewajiban dan tanggung jawabnya (HR Muslim).

sejatinya pemangku kuasa adalah pelayan umat. Amanah adalah tanggung jawabnya pada sang maha kuasa. tak mengherankan tinta emas peradaban lslam telah menorehkan kisah para pemimpin umat yang luar biasa. 

Dalam sebuah kisah seorang Khalifah rela memanggul bahan makanan pokok pada rakyatnya yang tidak memiliki sesuatu apa pun untuk dimasak.

 Dalam kisah lain seorang Khalifah enggan menggunakan fasilitas negara untuk urusan pribadi.

Sungguh, Pemimpin dalam lslam sangat amanah dalam memimpin.

Hal ini karena kesadaran hubungannya dengan Allah setiap waktu bukan hanya saat melakukan ritual keagamaan. Pemimpin hidup sederhana karena takut pada Allah jika menggunakan harta rakyat secara zalim. Selama menjabat apa yang dimiliki adalah milik rakyat bahkan dirinya sendiri di dedikasikan  untuk rakyat.

kisah lara rakyat dalam sistem demokrasi sudah waktunya berganti dengan ceria bahagia yang akan terwujud jika kepemimpinan Islam kembali berjaya.

Wallahu alam bisshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post