Tersandera Hegemoni Kapitalisme AS, Saatnya Bebaskan Indonesia dengan Islam

 

Oleh : Dian Puspita Sari

Ibu Rumah Tangga, Member Akademi Menulis Kreatif

Sejak bangsa ini meraih kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, kepemimpinan terus bergulir dari satu orde ke orde lainnya. Namun, faktanya kondisi negeri ini tidak juga membaik tapi malah semakin memburuk.
 
Hal ini membuktikan bahwa negeri ini masih berada dalam hegemoni penjajahan asing, baik dari Barat maupun Timur. 
Hal yang berbeda adalah rupa dan model penjajahanannya. Kalau dahulu kita dijajah secara fisik (militer), sekarang negeri ini dijajah secara non fisik, yaitu melalui kerjasama bilateral atau multilateral mengatasnamakan investasi asing dan seruan-seruan untuk melawan pihak-pihak kritis yang dirasakan mengancam dan membahayakan  kepentingan neo-imperialis asing di negeri ini. 

Yang terbaru, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo dikabarkan sudah tiba di indonesia. 
Pada kunjungan kedua Menlu AS Mike Pompeo ke Indonesia ini, kedua negara juga membicarakan kerjasama sejumlah sektor, termasuk investasi, ekonomi, kesehatan dan pertahanan.

Dalam konferensi pers bersama dengan mitranya dari Indonesia,  Pompeo memuji "tindakan tegas" Jakarta dalam melindungi kedaulatannya di perairan sekitar Kepulauan Natuna yang juga diklaim China sebagai wilayahnya.
"Saya berharap dapat bekerja sama dalam cara-cara baru untuk memastikan keamanan maritim dan melindungi rute perdagangan tersibuk di dunia itu," kata Pompeo. 

Apa arti pernyataan Menlu Retno dan Menlu Pompeo tentang Natuna?
Guru besar hukum internasional di Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, mengatakan pernyataan Menlu Pompeo yang "memuji" Indonesia dalam sengketa di Laut China Selatan, tidak terlepas dari kepentingan AS di kawasan itu.
Menurutnya, AS pada saat ini akan berada "di belakang" negara-negara ASEAN yang berhadapan dengan China terkait sikapnya yang menolak klaim Indonesia atas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di Perairan Natuna.
"AS pada saat ini akan berada di belakang negara-negara ASEAN dan menganggap klaim China dengan Sembilan Garis Putus-Putusnya itu tidak berdasar," kata Hikma kepada BBC News Indonesia, Kamis (29/10).
(bbc.com, 29/10/2020)

Dari kunjungan Mike Pompeo di Indonesia, kita bisa menangkap ada maksud terselubung pemerintah Amerika Serikat. 

Pertama, AS hendak melakukan intervensi lebih dalam terkait investasi dalam beragam sektor di negeri ini. Termasuk sektor kesehatan, ekonomi dan pertahanan. 

Kedua, kunjungan pejabat AS bermaksud mendesak Indonesia agar berada di belakang AS dalam soal  ketegangan Laut Cina Selatan dan perang dagang AS-Cina. Di saat yang sama, Cina juga menempatkan Indonesia berada di pihaknya. 

Ketiga, selain untuk menguatkan hegemoni ideologi kapitalisnya, AS juga ingin mencari dan mengungkit bahaya dan ancaman China yang komunis terhadap negeri ini. 

Sepak terjang meresahkan negara adidaya satu ini bukan hal baru. Di belahan dunia manapun yang penuh dengan konflik, di sana selalu ada Amerika. Dari Timur Tengah hingga Asia Tenggara. Intervensinya selalu memperkeruh suasana konflik antar warga negara dan antar negara di  dunia. 

Melihat hal ini, bagaimana sikap kita sebagai rakyat, khususnya warga negara Indonesia yang 
 mayoritas muslim? 
Sebagai WNI, kita tidak boleh abai dengan politik bangsa ini, apalagi bersikap a-politis, anti politik. Sebab kondisi perpolitikan di negeri ini sangat berpengaruh kepada kelangsungan hidup kita sehari-hari. Tak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat. Jika bukan kita, lantas siapa yang mau peduli akan masa depan bangsa  kita? 

AS dan China beserta aliansi mereka sama sekali tidak peduli dengan nasib WNI di negeri yang sedang mereka perebutkan.Yang mereka pedulikan hanyalah kepentingan perut mereka sendiri. 

Hal ini juga terbukti di negara-negara dunia ke-3. Seperti Srilanka, India dan negara-negara dunia ke-3 lainnya. Di mana dominasi AS dan China sama-sama menancapkan kuku hegemoni ideologi dan jatah aset di sana. Tak ada cerita berujung bahagia (_happy ending_) bahwa negara mereka baik-baik saja. Justru sebaliknya, kondisi hidup rakyat di sana kian terpuruk. Demikian pula dengan kondisi di negeri ini. 
Pihak asing tersebut datang bukan dengan niat baik, justru mereka membawa seperangkat aturan sekuler yang  zalim, baik sekuler kapitalis liberal maupun komunis atheis. Alhasil, rakyat, termasuk umat Islam. Alhasil, rakyat termasuk umat Islam menjadi korban politik belah bambu mereka. 

Kondisi miris umat saat ini persis yang dikisahkan Rasulullah saw dalam sebuah hadis beliau, 

عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا ». فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ « بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزِعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِى قُلُوبِكُمُ الْوَهَنَ ». فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهَنُ قَالَ « حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ ».

Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”. Kemudian seseorang bertanya, ”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah jumlah kami pada saat itu sedikit?” Rasulullah bersabda, ”Bahkan jumlah kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’WAHN’. Kemudian seseorang bertanya, ”Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata, ”Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Daud)

Wahai rakyat dan umat Islam,  jangan terpukau dengan kebaikan pemerintah AS. Di balik kebaikannya, ada niat jahat mereka untuk mendatangkan petaka atas negeri kita. 
Mereka seolah mengajak kita untuk mewaspadai ancaman ideologi komunis China. Namun, di balik itu mereka juga ingin menguasai negeri ini dengan ideologi kapitalis. Yang terbukti kian menyengsarakan hidup rakyat. UU Omnibus Law Ciptaker adalah satu bukti nyatanya. Belum termasuk kebijakan zalim lainnya yang mengakibatkan pihak asing untung dan rakyat buntung. Jangan biarkan negeri ini hancur akibat ulah tamak para penjajah gaya baru ini. 
Umat Islam harus menolak segala bentuk penjajahan di atas dunia, baik fisik maupun non fisik. 

Negara-negara besar asing seperti kapitalis AS yang liberal dan komunis China yang atheis sama-sama jahatnya terhadap Islam dan umatnya. Mereka sama-sama menjebak negara kita ke dalam jeratan utang luar negeri berbasis riba. Mereka diuntungkan. Rakyat negeri ini dirugikan. Mereka sama-sama membenci Islam dan umatnya, memeranginya dengan dalih deradikalisasi, "Perang melawan terorisme dan radikalisme". Banyak ulama, aktivis Islam dan pihak-pihak kritis manapun yang sudah menjadi korban UU ITE dan pasal-pasal karet demi membungkam kebebasan berpendapat setiap warga negara. 

Saatnya kita sambut seruan Allah untuk masuk ke dalam Islam secara kafah. 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh setan itu musuh yang nyata bagi kalian." (QS. Al-Baqarah : 208)

Allah sudah cukup membuktikan kebenaran segala firman-Nya. Allah Maha Tahu sistem kehidupan yang terbaik untuk kita, makhluk-Nya. 
Allah juga cukup membuktikan kebenaran akan terwujudnya keadilan saat hukum-hukum-Nya diterapkan secara kafah oleh khilafah. Khilafah adalah sistem pemerintahan tunggal yang diwariskan nabi Muhammad saw dan berawal di Madinah. 
Khilafah yang akan : 
- Membebaskan negeri ini dan negeri manapun dari penjajahan dalam rupa dan bentuk apapun. 
- Mewujudkan perdamaian dunia yang selama ini dicita-citakan oleh semua bangsa. 
-  Menjadikan setiap negeri berdaulat atas nasib bangsanya sendiri. Sesuai aturan Islam, sebaik-baiknya aturan Allah yang Maha Adil. 
-  Mewujudkan keadilan Allah di atas muka bumi. 
-  Menghapuskan kezaliman. 

Dengan penerapan syariat Islam secara kafah dalam naungan khilafah, Islam rahmatan lil alamin niscaya akan terwujud. Atas izin Allah.  

Allahu Akbar! 

Wallahu a'lam bishshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post