Mahasiswa histeris Kuliah daring, siapa yg mau help?


Goresan tinta : Nurintan Aini

Pasca idul Adha akitivitas Kampus mulai berjalan seperti biasa. Mahasiswa mulai berdatangan dari kampung ke kota untuk menuntut ilmu di universitas dari yang Mahasiswa baru sampai Mahasiswa Bangka (mahasiswa lama). Para MABA (mahasiswa baru) mulai mengikuti inforient sampai selesai dan akhirnya pada moment yg dinantikan yakni belajar tatap muka (offline) dengan para dosen. Namun kuliah offline belumlah terwujud padahal itulah yg dirindukan oleh para MABA dan mahasiswa Bangka sebab masa pandemik Covid19 belum usia sejak April 2020 kemarin hingga kini. Walaupun new normal telah berjalan, sebagian kampus Masih saja menerapkan Kuliah online. 

Aktivitas perkuliahan dalam jaringan membuat mahasiswa seperti kembali pada semester tahun kemarin dimana kehadiran dan nilai kelulusan tergantung pada koneksi jaringan internet. Apabila koneksi jaringan baik maka nilai pun yang didapat baik begitu pun sebaliknya. Kondisi seperti inilah membuat para mahasiswa sampai histeris, bahkan status di media sosial Dibanjiri dengan ciutan perasaan mahasiswa yg terkendala oleh jaringan pada saat proses pembelajaran kuliah online dimulai. Ekspresi mereka ada yang sampai maki-maki,  jengkel, dan nyesak didada.

Sebelum baca sampai habis. Bdw apa itu kata histeris? Nah! Jadi menurut KBBI Histeris adalah bersifat histeria : disambut dengan teriakan. Atau kurang lebihnya seperti  sebuah kata kerja yang meluapkan perasaan emosi berupa teriak, menangis ataupun tertawa. 

So, ketika Mahasiswa sedang kuliah online dan tiba-tiba jaringan internet gangguan atau aplikasi yang digunakan error ditambah lagi kumpul tugasnya deadline. Nah! keadaan seperti tadi akan membuat Mahasiswa histeris. Seperti dikutip pada laman Wolipop.detik.com : "Kuliah online bukannya nilai makin bagus, malah makin ***. Kuota abis, ilmu ga dapet, tugas numpuk, begadang tiap hari tp nilai kek setan," unggahnya pada Senin(22/6/2020).(https://wolipop.detik.com/worklife/d-5071489/curhat-para-mahasiswa-ini-7-masalah-kuliah-online) 

Bukan hanya mahasiswa diwilayah Jabodetabek tapi Mahasiswa di Ternate Maluku Utara juga sama akan histeris jika kuliah daring terkendala pada network. Memang kuliah daring ini sangat merugikan Mahasiswa. Apalagi Mereka harus membayar UKT yang tidak kunjung turun kalau pun UKT harus turun diberilah persyaratan yang membuat Mahasiswa ribet mengurusi hal tersebut. Mahasiswa juga harus beli kuota padahal kebanyakan orang tua mereka hanyalah petani dan nelayan. Keadaan diperparah dengan harga hasil tani menurun.

Walaupun Kemendikbud telah memberikan kuota belajar sebesar 45 GB. Namun kuota sebanyak itu tak mencukupi jika digunakan selama 6 bulan, satu semester kan 6 bulan bukan satu bulan. Nah seharusnya pemerintah harus melebihkan hal tersebut. Seharusnya dimasa pandemik Covid19 saat ini koneksi network haruslah baik, paket Kouta internet harus murah sehingga para mahasiswa tidak terdapat kendala saat proses belajar.  Diperparah lagi fungsi dan manfaat BUMN sebagai penyedia layanan  dalam kebutuhan masyarakat serta memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam memperoleh kebutuhan hidup berupa barang dan jasa tidaklah berjalan semestinya. Bukan kah BUMN itu hadir untuk kebutuhan rakyat?? Namun jika dilihat lebih teliti lagi ko malah ke para Kapitalis. Lah wong sistem saat ini sangat pro terhadap para Kapitalis. Sistem kapitalisme asasnya adalah manfaat jadi tak heran jika BUMN dikuasai oleh mereka.

So! untuk terbebas dari para kapitalis yang memperkosa kesejahteraan rakyat. Yuk bersama-sama kita perjuangkan dan dakwahkan Islam secara Kaffah agar rakyat termaksud  mahasiswa merasakan kesejahteraan seperti Islam berjaya dulu di Madina almunawarah sampai di Turki Utsmani. 
Wallahu alam bissawab!

Post a Comment

Previous Post Next Post