Natuna, Pelanggaran Kedaulatan dan Perampikan SDA

Oleh : Ratnawati, S.Ag

Hubungan RI dan China kian panas karena kapal coast guard dari China masuk ke dalam teritori laut Indonesia di Natuna tanpa izin. Tak terima, Indonesia pun menyatakan apa yang dilakukan China adalah pelanggaran.

Ternyata laut Natuna menyimpan beragam potensi hasil laut, mulau dari cumi-cumi, lobster, kepiting, hingga rajungan.
Plt. Dirjen Pengelolaan Ruang Laut (PRL) Kementerian Kelautan dan Perikanan Aryo Hanggono mengungkapkan bahwa cumi-cumi menjadi komoditas laut dengan potensi hasil paling banyak. Setidaknya ada 23.499 ton potensi cumi-cumi per tahun di Natuna.

Sedangkan untuk komoditas perikanan tangkap potensial Kabupaten Natuna terbagi dalam dua kategori, yaitu ikan pelagis dan ikan demersal. Potensi ikan pelagis Kabupaten Natuna mencapai 327.976 ton/tahun, dengan jumlah tangkapan yang dibolehkan sebesar 262.380,8 ton/tahun (80% dari potensi lestari). (detikfinance).

Protes yang dilayangkan oleh pemerintah Indonesia terhadap masuknya kapal coast guard dan kapal-kapal nelayan China ke Zona Eksklusif Ekonomi (ZEE) Indonesia di Natuna Utara tidak ditanggapi dengan serius oleh negeri tirai bambu.

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, menilai  hal tersebut dikarenakan China memang tidak menganggap adanya ZEE Indonesia di Natuna Utara. 

Buktinya, jurubicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang mengatakan coast guard atau kapal penjaga pantai China justru sedang menjalankan tugasnya untuk melakukan patroli dan menjaga wilayah tradisional penangkapan iklan nelayan China (traditional fishing right).

Pernyataan Geng tersebut dikeluarkan dalam konferensi pers pada Selasa (31/12). Lebih lanjut, Geng menyampaikan bahwa China akan menyelesaikan perselisihan Natuna Utara secara bilateral. (rmol.com). Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto angkat bicara perihal kasus ini. Namun sayangnya, Prabowo bilang bahwa China tetaplah negara sahabat. Hal ini disampaikan di hadapan awak media usai Prabowo bertemu Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Sejauh ini, Prabowo mengamati Indonesia dan China sudah menyampaikan sikapnya. Adanya perbedaan klaim atas Natuna ini, lanjut Prabowo, perlu dicarikan solusi. Ditanya mengenai dampak memanasnya hubungan ini terhadap investasi China di Indonesia, Prabowo punya pendapat tersendiri.

"Kita cool saja, kita santai ya," tutupnya. (CNBC Indonesia). Senada dengan Menhan, Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta permasalahan dengan China di perairan Natuna jangan diributkan. Alasannya makin ribut akan membuat investasi terganggu. Apalagi Indonesia juga sedang menarik investasi dari China.

Kawasan Pulau Natuna dan sekitarnya pada hakikatnya dikaruniai potensi Dumber Daya Alam (SDA) yang belum dikelola secara maksimal atau ada yang belum sama sekali, yaitu:
Sumber daya perikanan laut yang mencapai lebih dari 1 juta ton per tahun dengan total pemanfaatan hanya 36%, yang hanya sekitar 4,3% dimanfaatkan oleh Kabupaten Natuna sendiri. Pertanian & perkebunan seperti ubi-ubian, kelapa, karet, sawit dan cengkeh.

Objek wisata: bahari (pantai, pulau selam), gunung, air terjun, gua dan budidaya.
Ladang gas D-Alpha yang terletak 225 km di sebelah utara Pulau Natuna (di ZEEI) dengan total cadangan 222 trillion cubic feet(TCT) dan gas hidrokarbon yang bisa didapatk sebesar 46 TCT merupakan salah satu sumber terbesar di Asia.

Jika dilihat dari potensi yang dimiliki natuna sangat wajar jika china mengklaim laut tersebut sebagai wilayah kekuasaannya.

Potensi alam yang luar biasa ini seharusnya bisa dikelola langsung oleh Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jika dibiarkan klaim China ini dibiarkan bukan tidak mungkin China akan semakin menguasai daerah strategis lainnya.

Jika kita lihat saat ini Indonesia sangat bergantung pada China. Hutang yang semakin meninggi membuat China berani melanggar batas kedaulatan. Bahkan tidak mustahil akan banyak wilayah  yang dikuasai china. Sebagaimana nasib Negara-Negara yang dihutangi China akhirnya harua menyerahkan wilayahnya secara suka rela.

Hal ini akan berbeda dengan negara yang menerapkan sistem Islam. Dalam Islam dilarang pakta/kerjasama militer dan segala macam perjanjian maupun kerjasama apapun. Terutama kerjasama yang memberi peluang kepada orang-orang kafir untuk menguasai umat Islam, apalagi mengancam keamanan dan kedaulatan negara. Bahkan Allah menjanjikan pahala besar bagi para tentara penjaga perbatasan.
Rasulullah SAW bersabda: "Ribath (menjaga perbatasan wilayah Islam dari serangan musuh-musuh Islam). Sehari semalam lebih baik daripada puasa Sunnah dan shalat Sunnah selama sebulan penuh. Dan jika seorang Murabith mati di tengah ia melakukan ribath, maka amal perbuatan itu akan terus berpahala dan ia diberikan rizkinya di surga kelak, serta tidak ditanya di dalam kubur (oleh malaikat Munkar dan Nakir)" (HR. Muslim).

Islam juga mengatur hubungan dengan negara-negara kafir. Jika negara tersebut  Harbi Fi'lan yakni negara yang terlibat secara aktif memerangi umat Islam, maka tidak  boleh ada hubungan diplomatik maupun ekonomi dengan negara-negara tersebut. Namun jika negara kafir tersebut tidak memerangi umat Islam, maka diijinkan membuat perjanjian, sambil mengamati skenario politik internasional. Negara Islam berhak menerima atau menolak perjanjian demi mewujudkan dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia.

Disamping itu, perjanjian diplomatik dan ekonomi dengan negara-negara kafir yang tidak memerangi Islam, tetap harus dilakukan sesuai syariat Islam yang tidak merugikan kemaslahatan rakyat. Hal tersebut demi mempertahankan kekuatan militer yang tangguh, kedudukan strategis di dunia dengan visi politik yang cemerlang, pemahaman tentang situasi politik internasional yang mendalam, serta umat yang dinamis sebagai perisai untuk menghindari isolasi politik internasional. Juga terus berupaya meraih kedudukan sebagai pemimpin peradaban dunia.

Dengan menerapkan sistem Islam, negara akan bermartabat tinggi. Disegani dan tak akan ada negara lain yang berani mengakui meski hanya sejengkal tanah yang menjadi kedaulatan negara ini. Tak hanya mampu melawan negara kafir adidaya, namun juga akan mampu menjadi negara adidaya di dunia.
Wallahu a'lam.

Post a Comment

Previous Post Next Post