Moderasi Islam: Upaya Barat Mencegah Pelaksanaan Islam Kaffah

Oleh : Widya Astuti S.Psi
(Aktivis Dakwah Kampus UIN IB Padang)

Beberapa tahun terakhir ini, ide-ide Islam liberal yang diusung dengan berbagai nama seperti Islam Indonesia, Islam Nusantara, Islam Moderat, Islam Wasathiyah dan lain-lain, terus menerus di aruskan di negeri ini. Terlebih ide “Islam Moderat” agar nampak lebih Islami maka dibungkus dalam term Islam Wasathiyah yang diambil dari kutipan ayat di QS Al-Baqarah ayat 143 yakni Ummatan Wasathan. 

Hal ini terbukti dengan diselenggarakannya Muktamar Tafsir Nasonal 2020 oleh Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir Universitas Nurul Jadid (Unuja) Probolinggo yang menghasilkan beberapa rekomendasi. Diantaranya, ratusan peserta muktamar tersebut sepakat untuk mempromosikan moderasi islam atau islam moderat. Salah satu pembicara dalam muktamar tesebut yang merupakan Pengasuh Pesantren Lingkar Studi Quran Arrohmah Yogyakarta, Prof. Mustaqim menawarkan sebuah metodologi untuk memahami dan menafsirkan Al-Quran dan hadis secara moderat yaitu tafsir maqashidi. Tafsir maqashidi adalah sebuah pendekatan tafsir yang mencoba menengahi dua ketegangan epistemologi tafsir antara yang tekstualitas dengan yang liberalis. (Republika.co.id,12/01/2020). 

Menurut Prof. Mustaqim, tafsir maqashidi ini sebagai basis moderasi islam. Disatu sisi tafsir maqashidi tetap menghargai teks, tetapi di sisi lain juga akan menangkap makna dibalik teks tersebut. Kemudian melakukan kontekstualisasi, sehingga bisa diraih dimensi moderasi di dalam menerapkan nilai-nilai Al-Quran dan hadis dalam konteks keindonesiaan yang sangat multi agama, multi etnis, dan sebagainya. 

Bahaya Tafsir Moderat
Munculnya Tafsir Moderat atau Tafsir Maqashidi sangatlah berbahaya di tengah-tengah umat. Bahayanya dikarenakan ini bisa menjadi alat kaum sekuler liberal atas teks-teks agama dan firman Tuhan untuk melegalkan keinginannya.

Dalam memahami ayat-ayat seperti perintah menutup aurat misalnya, kaum sekuler liberal tidak mau diatur dan berdalih berjilbab bukanlah perintah Allah, melainkan itu hanya budayanya orang Arab. Begitu juga terkait dengan perintah berjihad/berperang di jalan Allah, maka itu bukanlah semata-mata hal yang penting untuk dilakukan. Berjihad itu dilakukan ketika umat islam diserang atau di dzolimi, jika tidak berarti tidak berjihad. 

Mengenai riba misalnya, maka ditafsirkan sesuatu yang sah-sah saja dilakukan apabila dalam keadaan darurat atau riba nya hanya sedikit. Begitu juga dengan penegakkan khilafah, dikatakan tidak wajib untuk ditegakkan atau diperjuangkan bahkan dikatakan khilafah itu akan memecah belah persatuan dan kesatuan negara. 

Nah, dari sini bisa dilihat sungguh bahaya jika tafsir moderat ini berada di tengah-tengah masyarakat atau diarus masifkan dikalangan umat islam. Apalagi Indonesia yang mayoritas muslim. Hal ini akan menjauhkan umat Islam dari penerapan Islam secara kaffah (sempurna), menyesatkan pemahaman umat dari mafhum yang benar.

Agenda Barat
Islam Moderat adalah alat penjajajahan gaya baru atas dunia Islam setelah Barat tidak berhasil menjajah secara fisik. Upaya pengarusan Islam moderat ini merupakan agenda barat untuk menghadang upaya penegakkan syariah islam secara kaffah dalam bingkai daulah khilafah. Musuh-musuh islam sangat menyadari bahwa tegaknya kembali khilafah di tengah-tengah kaum muslimin yang akan menerapkan syariah islam secara kaffah, menyatukan umat islam diseluruh dunia, melindungi dan membebaskan umat islam yang tertindas dan menyebarluaskan Islam keseluruh penjuru dunia sehingga menjadi rahmatan lil’alamin, akan mengancam dominasi mereka. Oleh karena itu, mereka melakukan berbagai macam cara untuk mencegahnya. Salah satunya dengan melakukan politik belah bambu. Umat Islam sengaja mereka kotak-kotakan an setelah itu di adu domba.
Islam moderat yang barat defenisikan sebagai Islam yang toleran, terbuka, sesuai dengan perkembangan zaman, tidak kaku dan tidak anti terhadap apa yang berasal dari barat sengaja di adu dengan islam yang mereka sebut Islam fundamentalis atau radikal. Menurut mereka Islam radikal harus dilawan atau di perangi, karena akan memecah belah persatuan negara. Islam radikal adalah Islam yang senantiasa menyerukan penegakkan syariat Islam dalan naungan negara Islam yang disebut khilafah. Hal ini merupakan ancaman bagi kafir barat dan para pembenci Islam. Orang-orang yang menyerukan Islam kaffah, menyerukan Khilafah disebut anti NKRI, pemecah belah persatiuan, intoleran dan lain-lain. Hal ini adalah suatu agenda yang memang direkayasa musuh Islam untuk mencegah kebangkitan umat dan penegakkan kembali khilafah Islamiyah. 
Maka sudah saatnya umat Islam menyadari bahwasanya kita selama ini sudah di adu domba agar kita tidak bisa bersatu. Saatnya kita kembali kepada Islam yang benar yang berasal dari sang pencipta kita, terapkan syariat islam secara kaffah dan tegakkan khilafah.

Post a Comment

Previous Post Next Post