Krisis Ekonomi, Bisnis Kerajaankah Solusinya?

Oleh : Annisa 

Kemunculan Keraton Agung Sejagat beberapa waktu lalu menghebohkan masyarakat. Dua orang mengklaim dirinya sebagai pimpinan kerajaan. Mereka berdua adalah Toto Santoso yang menyebut dirinya sihunun dan Fanni Amanadia sebagai Ratunya

Dari pemeriksaan polisi, Toto mengaku menerima wangsit dari leluhur dan raja sanjaya keturunan Raja Mataram untuk meneruskan pendirian Kerajaan Mataram di Kecematan Bayan, Purwerejo. Ia pun meyakinkan pengikutkannya, jika ingin bernasib lebih baik maka harus bergabung dengan Keraton Agung Sejagat (CNN Indonesia.)

Bukan hanya Kerajaan Keraton Sejagat saja yang mengegerkan rakyat. Tahun 2018 lalu, muncul Kerajaan Ubur-Ubur di Kota Serang Banten. Mengaku mendapat wangsit untuk mendirikan kerajaan dan membuka kunci kejayaan dunia, kemudian kerajaan Gafatar sekitar tahun 2016 lalu, dikatanya beberapa orang anggotanya hilang secara serentak. Dan dibubarkan karena dinilai mencampur adukan tiga agama yaitu agama Islam, yahudi, dan Nasrani. Dan Kerajaan terbaru adalah Sunda Empire dan Eden. 
(compas.com)

Terkait Kerajaan baru Sunda Empire. Ridwan kamil mengatakan bahwa kemunculan kerajaan Sunda Empire juga menunjukan banyak orang strees di negeri ini. “ya ini lagi diteliti oleh polda. Sebelum ini akan menimbulkan keresahan.  Tadi malam, pak kapolda sudah melaporkan sedang melakukan penelitian kalo ada aspek pidana kita akan tindak ”
Kata pak ridwan kamil, bandung, jum'at (17/1).
(CNN indonesia)

Kerajaan Keraton dan Kerajaan-kerajaan sejenis lainnya ini muncul ditengah frustasi sosial dan ekonomi rakyat Indonesia. Menurunnya kesehatan masyarakat, ekonomi kian merosot, serta berbagai konflik yang melanda. Bahkan sampai sekarang pun, belum ada titik terang untuk menyelesaikannya. Hal ini memaksakan mereka agar melakukan apa saja untuk menutupi tuntutan kebutuhan sandang, papan dan pangannya. 

Pendirian Kerajaan-kejaran ini digadang-gadang macam kisah peristiwa Ratu Adil. Ratu adil merupakan mitologi yang mengatakan bahwa akan datang seorang pemimpin yang akan menjadi penyelamat. Dan sebelum kemunculannya, indonesia sedang dalam ambang kehancuran. Gerakan ini menawarkan jalan keluar bagi kebuntuan jaman. 

Namun sayang, semua kerajaan yang mengatasnamakan kesejahteraan ini tidak mampu memberikan solusi tuntas permasalahan negeri. Alhasil, bukan keuntungan yang didapatkan. Namun, kerugian yang berlipat-lipat dari pendapatan hasil penipuan. 

Maka dari itu tidak heran jika ketimpangan-ketimpangan tersebut semakin meluas diberbagai wilayah-wilayah indonesia. Hal ini akan membawa dampak buruk bagi negara, bangsa, dan agama. Kesesatan dan ketimpangan seperti ini adalah dampak dari sistem yang kita anut sekarang. Sistem kapitalisme adalah sistem yang tujuannya hanya manfaat dan yang diuntungkan adalah segelintir orang seperti para pemilik modal. Sehingga kesejahteraan yang diiming-imingkan kepada rakyat hanya utopi belaka

Berbeda halnya dengan islam. Hukum mendirikan kerajaan dalam Khilafah adalah haram. Karena sistem kepemerintahan dalam islam bersifat kesatuan bukan federal. Apalagi kerajaan yang menyangkut kebudayaan dan keyakinan warga negara, sehingga mampu membawa dampak buruk bagi ummat (syirik) 

Khilafah melarang setiap perkumpulan yang tidak berasaskan islam. Namun, jika ingin mendirikan syaratnya adalah berasaskan akidah islam. Sehingga apa pun bentuk perkumpulan yang dibentuk mampu membawa solusi kemajuan dan kesejahteraan yang hakiki. Karena islam adalah rahmat bagi seluruh alam. 

Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah sistem pengganti dari sistem sekarang. Semua itu dapat terwujud jika islam yang memimpin untuk kedua kalinya. 

Wallahu'alam bisshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post