Generasi Alay

Oleh : Rosita Karlin
Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Generasi alay sudah tak asing lagi didengar, anak alay biasanya remaja-remaja yang dikenal dengan sikap atau gaya mereka yang narsis, dan pengen eksis dimanapun lewat cara apapun, biasanya dengan pakaian yang unik dan menarik, dan juga penggunaan teknolgi khususnya dunia maya buat jadi bahan eksis dirinya hanya untuk mencari perhatian dari lingkungan.

Perkembangan media elektronik yang begitu pesat tidak mampu menjadi perisai generasi untuk menjadi unggul di bidang prestasi. Justru menjadi wadah alay-alayan yang lebih pada amoral generasi bangsa. Mirisnya hal ini menjadi tren yang harus dikejar mati-matian karena ingin dikenal banyak orang.

Salah satu wadah yang digunakan anak alay untuk mengeksis dirinya adalah penggunaan apliksi tik tok padahal mereka cuman joget-joget gak jelas dan pastinya miskin manfaat. Parahnya penggunaan apliksi tik tok dari kalangan cewe alias perempuan yang bangga mamerin auratnya yang seharusnya bukan jadi konsumsi publik dan lebih diperparah lagi banyak wanita yang berkerudung yang ikut jingkrak-jingkrak ngeramein dunia tik tok, identitas mereka jelas tapi kemana rasa malu seorang muslimah yang eksis dengan joget-joget alay itu.

Sadar ngak sih apa yang kita upload apabila tidak melibatkan halal haramnya atau hukum syara, misalnya mengupload foto terutama wanita tanpa menggunkan hijab dan mengupload video joget-joget di medsos yang melihatnya semua orang, dan ini akan menjadi salah satu dosa jariyah ( dosa yang mengalir terus-menerus ) ketika mereka melihat foto atau video yang kita upload.

Mereka tidak sadar kalau mereka terjerumus ngikutin gaya hidup bebas ala barat. Barat dijadikan kiblat perbuat kehidupan, yang katanya sih keren, gaul, padahal mereka tidak tahu kalau barat memang sengaja buat remaja muslim kayak gitu agar mereka tidak lagi menjadikan standar halal dan haram dalam berbuat yang penting senang dan trendi.

Sebagai seorang muslim agama itu kita jadikan standar berfikir dan berbuat, standar buat memilih dan memilah hal yang positif dan negatif dari globalisasi, termaksud media. Kemajuan teknologi media bisa saja digunakan tapi apakah harus kita kebablasan?. Sebagai remaja muslim yang baik, kita harus sadar hakikat diri kita, kita ini makhluk Allah Swt, tujuan hidup kita buat beribadah kepada Allah Swt. Firman Allah : “tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah “( QS. Adz Dzariyat 56) dan kita harus sadar setelah kehidupan di dunia ini akan ada balasan atas perbuatan manusia baik ataupun buruk. Allah Swt berfirman: “maka barangsiap yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah niscaya dia akan melihat (balasnya). Dan barangsiapa yang mengerjakan keburukan seberat dzarrah niscaya dia akan melihat (balasan) nya”. (QS. Al-Zalzalah 7-8).

So jadilah remaja muslim yang bermaaf untuk umat, jangan jadi remaja alay yang hanya tahu ikut-ikutan tren atau yang lagi viral tanpa bisa menyaring terlebih dahulu, dalam firman Allah Swt : “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan dimintai pertanggungjawaban”. (QS. Al Isro:36).

Salah satu hal yang menjadi pendorong generasi alay adalah kurangnya pemaham tentang islalm, sehingga mereka tidak menjadikan agama sebagai hukum syara dalam perbuatannya, dan juga tidak adanya kontrol dari orang tua karena sibuk dengan pekerjaan hingga melupakan tanggungjawab sebagai pendidik untuk menghasilkan anak-anaknya yang selain cerdas juga bertakwa. Dan peran pemerintah dalam mengontrol hal-hal yang masuk kenegara ini, serta sistem yang diterapkan bukan sistem islam tetapi sistem kapitalis sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan dan memberikan kebebasan kepada individu dalam berekspresi, beragama, dan berpendapat sehingga melahirkan generasi yang miskin moral, hidup dengan life style barat yang jauh dari nilai agama, larut dalam pergaulan rusak dan minus adab.

Sistem kapitalis sekuler ini justru terus dipertahankan karena rezim ini tahu bahwa kekuasaan sekuler bisa menjadi jalan meraih kekayaan. Sementara sistem islam, hanya menjadikan kekuasaan sebagai jalan untuk mewujudkan umat dibawah naungan Allah Swt.

Dengan tetap mempertahan kan sistem kapitalisme justru akan membuat eksis generasi alay, so hanya sistem islam dalam naungan khilafah yang bisa mewujudkan generasi cerdas dan bertakwa bukan generasi alay.

Post a Comment

Previous Post Next Post