Bahagialah Menjadi Orang Terasing

Oleh : Ika Misqawati

Tampil sebagai sosok yang berbeda dengan orang kebanyakan bukanlah suatu hal yang mudah. Butuh mental sekuat baja untuk dapat bertahan. Sokongan dari keluarga dan sahabat sangat penting dalam hal ini. Karena sebagai manusia biasa tentu ada saat dimana kita tak mampu untuk menopang diri sendiri dikala rapuh.

Berbagai cibiran maupun sindiran sudah menjadi makanan sehari-hari. Entah itu datangnya dari teman, orang lain, atau bahkan dari keluarga sendiri. Tapi itu belum ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan pengorbanan Rasulullah dan para sahabat. Bukan hanya cibiran ataupun sindiran yang beliau dapatkan, tapi juga siksaan fisik. Subhanallah!

Nah, melihat begitu banyaknya tantangan dan rintangan, terkadang membuat orang takut untuk mencoba menempuh suatu perubahan. Mereka lebih memilih untuk diam daripada harus berhadapan dengan orang banyak yang mencemooh dirinya. 

Hidup adalah pilihan! Atau bahasa kerennya ‘Life is choice’. Itu adalah kalimat sederhana yang tentu tidak asing lagi di telinga kita bahkan sering kita ucapkan. Namun, sudahkah kita sejenak memikirkan apa makna dari kalimat itu? Sudahkah kita menentukan pilihan di antara beribu pilihan yang ada dalam hidup kita? Dan apakah pilihan-pilihan kita sudah sesuai dengan petunjuk dari Sang Penguasa Alam Semesta? Cobalah tanya pada diri kita sendiri.

“Kenapa harus sesuai dengan petunjuk dari Allah? Itukan pilihan saya, jadi terserah saya donk!” Tidak sedikit orang yang berpendapat seperti itu. Mereka seolah tidak menyadari hakikat dari penciptaan dirinya. Jika kita analogikan dengan sebuah handphone atau alat-alat lainnya, sudah pasti memiliki buku petunjuk untuk memudahkan konsumen dalam menggunakannya, dan tentunya buku petunjuk itu berasal dari si pembuatnya. Adapun ketika kita tidak mau mengikuti petunjuknya, kesalahan atau kerusakan menjadi suatu keniscayaan. Mengapa demikian? Karena si pembuatlah yang paling tahu dengan alat yang ia buat, maka dari itu ia memberikan buku petunjuk agar para konsumen tidak bingung dan kesulitan dalam mengoperasikan alat tersebut. Nah, sama halnya dengan diri kita yang merupakan ciptaan dari Allah Swt, petunjuk yang harus kita ikuti yah tentunya berasal dari sang pencipta. Ketika kita mengabaikan atau bahkan menolak untuk mengikuti petunjuk-Nya, murka Allah menjadi suatu hal yang terburuk yang akan kita peroleh. 

Setiap pilihan pasti punya konsekuensi dan tentunya kita harus mampu untuk menghadapinya. Ketika kita memilih untuk menempuh sebuah perubahan dengan tampil sebagai sosok yang berbeda di antara kebanyakan orang, mungkin akan banyak mulut yang membicarakan diri kita. Tapi yah, itulah konsekuensi yang harus kita hadapi dengan lapang dada dan bersabar. Insya Allah usaha kita untuk tetap bersabar dalam menghadapinya akan ada ganjaran pahala yang luarbiasa di sisi Allah. Yakinlah! :)

Maka, tidak usah takut untuk menjadi terasing (berbeda) di tengah-tengah orang banyak. Jumlah yang banyak tak selamanya kuat dan jumlah yang sedikit tak selamanya lemah. Semua itu tergantung dari apa yang dibawanya.  Jumlah yang banyak tapi membawa kemaksiatan kepada Allah tentu tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan jumlah yang sedikit tapi membawa kebenaran. Betul tidak?

Rasulullah Saw. bersabda,
“Sesungguhnya Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali pula dalam keadaan asing, maka berbahagialah orang-orang dikatakan asing.” (HR. Muslim dari hadits Abu Hurairah dan Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma)

Wallahu a'lam bishawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post