Genjot Investasi, Solusi Sesat Konsep Ekonomi Neoliberalisme bagi Indonesia

Oleh : Yusie Herdina
(Universitas Mataram)

Neoliberalisme merupakan paham yang menjamin kemerdekaan dan kebebasan individu melalui pasar bebas, perdagangan bebas, dan penghormatan terhadap sistem kepemilikan pribadi.  Paham neoliberal telah masuk dalam kebijakan pemerintah Indonesia, sejak Orde Baru hingga sekarang. Neoliberal mempunyai  serangkaian kebijakan yang dinamakan dengan deregulasi dan debirokratisasi yang bertujuan untuk memudahkan masuknya modal asing.

Perekonomian global saat ini mengalami penurunan akibat perang dagang Amerika Serikat dan China.  Resensi yang dialami oleh AS telah memicu kerusakan ekonomi negara lain   seperti  Indonesia. Hal ini dapat mengakibatkan  aliran modal keluar lebih besar dari Indonesia, sebagaimana dikutip dari Detik.com 6/9/19 bahwa pertumbuhan ekonomi global disebut-sebut akan mempengaruhi perekonomian Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh World Bank dalam materi persentasi kepada pemerintah. 

Bahkan yang lebih mengkhawatirkan, dalam materi yang disampaikan world bank kepada pemerintah, perekonomian  Indonesia akan terus turun, karena  masih melemahnya produktifitas dan melambatnya pertumbuhan tenaga kerja. *Menteri keuangan*Indonesia Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan seluruh dunia saat ini memang sedang menghadapi perlambatan perekonomian, Ia juga mengatakan "Kita akan perbaiki kebijakan ini untuk menyampaikan jika kondisi perekonomian Indonesia yang masih tumbuh di atas 5%, inflasi terjaga, perbaikan di sektor bangunan, kemiskinan, pertumbuhan kelas menengah, infrastruktur yang mulai terbangun dan ini jadi destinasi yang baik dari investasi."   (detikfinance 6/9/2019).

Dengan melihat kondisi ekonomi Indonesia, seperti biasa World Bank menawarkan solusi bagi Indonesia yaitu dengan meningkatkan investasi. Maka dengan demikian pemerintah saat ini telah menerbitkan sejumlah paket kebijakan untuk menggenjot investasi. Apakah berhasil? Ternyata sampai sekarang belum ada hasilnya. Dengan kebijakan itu membuat pemerintah gerah ditambah lagi  33 perusahaan terdampak perang dagang yang keluar dari China enggan melirik Indonesia untuk memindahkan pabriknya.

Begitulah kesesatan konsep ekonomi neoliberalisme tentang investasi  yang telah ditawarkan  sebagai solusi ekonomi Indonesia dengan  harapan  pertumbuhan ekonomi meningkat dan sejahtera. Ternyata hanya dusta belaka, justru mengakibatkan ketimpangan dimana-mana, pengangguran terus meningkat, dan kemiskinan semakin bertambah.  

Perlu diketahui bersama, Investasi asing mempunyai manajement khusus yang dinamai Turnkey Project Manajement ( Proyek Kunci Putar) . Turnkey Project Manajemen merupakan konsep China dalam menciptakan lapangan kerja bagi penduduknya yang sangat besar, yakni mencapai lebih dari 1,5 miliar jiwa. Dengan adanya proyek kunci putar ini, investor asing sangat diuntungkan. Karena produk, mesin, dan tenaga kerja berasal dari mereka sendiri.

Nah, ini membuktikan dengan  menggenjot Investasi di Indonesia akan semakin menguntungkan  asing sedangkan  Indonesia hanya akan rugi semata. Bahkan perusahaan-perusahaan asing akan mencuri kekayaan alam Indonesia (freeport, Newmon, dll) dan tenaga kerja asing masuk mengancam tenaga kerja lokal tidak terpakai. Pemerintah harus sadar bahwa Ini merupakan bentuk penjajahan gaya baru yang dibungkus atas nama investasi dan akan datang bahaya besar menimpa Indonesia jika terus melakukan investasi.  

Aneh, pemerintah justru  menjadi regulator bahkan operator yang memfasilitasi pihak asing manapun yang ingin berkiprah di negeri ini. Tidak perlu heran, Ini terjadi sebab negara sejalan dengan ideologi kapitalisme. Kapitalisme memang tak dapat dipisahkan dari neoliberalisme.

Sistem ekonomi kapitalisme ini, tegak di atas asas  sekulerisme (memisahkan agama dari kehidupan) dan pilar-pilar ekonomi yang batil. Itulah penyebab perekonomian Indonesia tidak stabil dan semakin mengkhawatirkan. Dengan terus menggenjot investasi di Indonesia akan semakin mempermudah masuknya penjajah ekonomi kapitalis di Indonesia. 

Oleh karena itu, tidak ada cara yang dapat ditempuh oleh penduduk negeri ini untuk membebaskan negara  dari berbagai permasalahan yang melanda seperti permasalahan ekonomi yang tidak ada ujungnya hingga saat ini, kecuali dengan kembali menerapkan syariah Islam secara menyeluruh di bawah institusi Khilafah Islam. Sistem tersebut nantinya akan menjalankan roda perekonomian yang mandiri sesuai dengan Islam dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam dan manusia negeri ini, termasuk menghindari berbagai kebijakan - kebijakan sesat yang dapat menghancurkan negara. 

Sebagaimana sejarah membuktikan Di era kejayaan Islam, telah tercatat dengan tinta emas kegemilangan kepemimpinan Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Umat Islam hidup dalam kesejahteraan. Kemakmuran meliputi seluruh penjuru wilayah Islam. Tidak hanya Afrika, tetapi juga Irak dan Basrah. (Abu Ubaid dalam Al-Amwal h.256).

Post a Comment

Previous Post Next Post