Balance for Better, Memuliakan Perempuan?

Penulis : Etti Budiyanti
Komunitas Muslimah Rindu Jannah 
dan Member Akademi Menulis Kreatif

Barat tak henti-hentinya menyerang pemikiran kaum muslim. Termasuk dalam hal perempuan. Berbagai fitnah dilontarkan, tujuannya menjelekkan ajaran dan sistem Islam. Dibuatlah opini bahwa Islam mendiskriminasikan perempuan, mengekang perempuan dengan menutup aurat, menghalangi perempuan menjadi pemimpin, dll.

Opini terbaru adalah hasil dari International Women's Day atau Hari Perempuan Internasional yang dirayakan setiap 8 Maret. Pada 2019, balance for better menjadi tema yang diangkat.

Dalam situs resminya, International Women's Day mengungkapkan alasan kenapa 'balance for better' menjadi tema pada 2019 ini. "Pada 2019 ini ditujukan untuk kesetaraan gender, kesadaran yang lebih besar tentang adanya diskriminasi dan merayakan pencapaian perempuan. Hal ini termasuk mengurangi adanya gap pendapatan atau gaji pria dan wanita. Memastikan semuanya adil dan seimbang dalam semua aspek, pemerintahaan, liputan media, dunia kerja, kekayaan dan dunia olahraga," demikian penjelasan di situs resmi Hari Perempuan Internasional.

Tema 'balance for better' dipilih sebagai tema Hari Perempuan Internasional pada 2019 ini karena belum terjadinya keseimbangan atau kesetaraan dalam berbagai aspek kehidupan. Khususnya dalam dunia kerja, gap pay atau beda gaji masih terjadi antara pria dan wanita, di mana wanita dibayar lebih rendah dari pria.

Berdasarkan penelitian, ketimpangan penghasilan antara wanita dan pria juga terjadi di Indonesia. Tak sedikit pekerja wanita yang gajinya lebih sedikit dari pria meski mereka dalam posisi yang sama. Hal tersebut terungkap dari analisa informasi data Korn Ferry Gender Pay Index. Index itu merupakan hasil analisa gaji berdasarkan gender dari 14.284 pegawai di 53 negara.

Dari survei, terungkap jika gaji wanita memang lebih rendah dari pada pria. Secara global, umumnya pria menerima penghasilan 16,1% lebih banyak dari wanita. Namun kesenjangan tersebut akan menurun ketika pria dan wanita yang dibandingkan menempati posisi sama. Misalnya pada level direktur, ketimpangan pendapatan turun menjadi 5,3 %. 

Sedangkan jika dibandingkan dalam satu perusahaan, kesenjangan semakin rendah yakni sekitar 1,5 %. Sementara perbedaaan gaji pria dan wanita yang satu posisi di satu perusahaan hanya sekitar 0,5 % jika dirata-rata.

Bila kita mau sejenak mengkaji lebih dalam, apakah benar tema  Balance for Better akan memuliakan perempuan?

Eksploitasi perempuan
Sejatinya balance for better bukanlah solusi untuk memuliakan perempuan. Kenapa begitu? Karena ini hanyalah kedok dari para feminis pejuang  persamaan gender. Mereka berpaham sekulerisme. Sekulerisme memiliki pandangan bahwa dengan melepaskan diri dari agama, maka kehidupan akan menjadi lebih baik. Manusia akan bisa mengatur kehidupan sesuai dengan apa yang diinginkan demi kebahagiaan yang telah ia definisikan sendiri. Pun dengan perempuan sekuler, mereka menginginkan kebebasan yang ia rasa lebih baik daripada terkekang oleh aturan agama. Kebahagiaan bagi kaum sekuler adalah banyaknya materi, sementara menurut Islam bahagia adalah mendapat ridho Nya. 

Tapi fakta justru berbicara lain. Bahagia dan sejahtera yang dibawa sekulerisme hanyalah semu belaka. Berbagai problematika kehidupan justru muncul setelah seorang perempuan mengazamkan diri ikut mencari nafkah. Keluar dari rumah tempat seorang perempuan memuliakan dirinya. 

Kemiskinan yang membelenggu menyebabkan perempuan begitu mudahnya menerima paham sekulerisme atas nama pemberdayaan perempuan. Tak pernah terpikir bahwa akan terjadi kekerasan dan pelecehan seksual. Perceraian meningkat. Merebaknya kasus kenakalan remaja dari tindakan kriminal, tawuran hingga pergaulan bebas dan aborsi. Sejatinya masuknya perempuan dalam dunia kerja hanyalah bentuk eksploitasi perempuan. Perempuan dalam sekulerisme tak ubahnya hanyalah sebagai mesin pencetak uang. Sebagai faktor produksi, komoditas dan target pasar semata.

Pandangan Islam tentang Perempuan
Islam adalah agama rahmatan lil alamin. Islam diturunkan Allah untuk menyempurnakan akhlak manusia dan mengatur tujuan hidup dalam islam  menjadi lebih harmonis dan damai. Bagitulah kehadiran Islam juga untuk memperbaiki derajat dan perlakuan orang terhadap perempuan.  Kedudukan perempuan  dalam Islam sama dengan laki-laki. Perempuan diciptakan sebagai pasangan buat laki-laki bukan sebagai budak atau harta yang bisa di perjual belikan.

Banyak hal yang diperbaiki Islam terhadap akhlak  dan pandangan orang Jahiliyah terhadap perempuan. Pada zaman Jahiliyah perempuan dipandang rendah, budak nafsu, bahkan tidak berarti sama sekali. Dahulu kelakuan para kafir Quraisy terhadap perempuan  sangatlah keji. Perempuan  tidak diizinkan untuk hidup. Oleh karena itu setiap orang tua  yang melahirkan anak perempuan akan mambunuh anaknya hidup-hidup. Allah SWT berfirman :

 “ Dan apabila seseorang diberi kabar tentang kelahiran anak perempuan, hitamlah (merah padam mukanya) dia sangat marah. Dia menyembunyikan mukanya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya, apakah ia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan, ataukah ia akan manguburnya hidup-hidup? Ketahuilah alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu” (TQS An Nahl, ayat 58-59)

Dalam surat lain juga menceritakan hal yang sama tentang bagaimana orang kafir sebelum datangnya Islam memperlakukan wanita. Allah subhanahu wataala berfirman :

“Apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh “ (TQS At Takwir, ayat 8-9 )

Tidak hanya itu saja perlakuan orang kafir terhadap perempuan. Pada zaman Jahiliyah tersebut perempuan  tidak diberi warisan, walaupun dalam keadaan yang sesulit apapun. Karena harta warisan hanya untuk kaum laki-laki. Wanita sama seperti barang yang bisa dijual-beli dan diwariskan. Dahulu orang Jahiliayah ketika meninggal, istrinya juga bisa diwariskan pada orang lain sama seperti hartanya.

Dalam sebuah riwayat menceritakan dalam shahih Muslim, Umar RA berkata “ Demi Allah” pada masa Jahiliyah perempuan  tidak kami anggap sebagai apapun, hingga Allah memberikan tuntunan terhadap mereka dan memberi mereka bagian dalam warisan.”

Demikian keji perlakuan kaum Jahiliyah terhadap perempuan  sebelum Islam. Islam datang untuk mengangkat derajat wanita dan memuliakan wanita dengan segala keistimewaannya. 

Berikut adalah perempuan  dalam pandangan islam :
Islam menjadikan perempuan  makhluk yang istimewa dan diangkatkan derajadnya dari kaum laki-laki. Bahkan dalam Alquran sendiri ada surat An Nisa yang artinya perempuan. Berikut adalah beberapa keistimewaan perempuan  dalam pandangan Islam:

1. Kedudukan perempuan  dalam Islam sama dengan laki-laki
Islam menciptakan perempuan  sebagai pasangan dari laki-laki. Sebagaimana terdapat dalam Alquran surat Al Hujarat :
“ Hai manusia, sungguh kami telah menciptakan kamu dari seorang laki- laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh yang mulia di antara kamu di sisi Allah, ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh Allah maha mengetahui, maha teliti. (QS : Al Hujarat, ayat 13)

Dalam ayat di atas menjelaskan kedudukan perempuan  menurut islam adalah pendamping laki-laki. Kodrat perempuan  dalam islam bukan bawahan atau pun atasan yang bisa diperlakukan sekehendak hati atau dituruti layaknya boss. Namun perempuan adalah teman hidup yang sejajar.  Pada akhir ayat Allah menegaskan bahwa orang yang mulia di sisi Allah, tergantung dari tingkatan iman dalam islam atau ketaqwaannya pada Allah.

2. Kedudukan ibu lebih tinggi dari ayah 3 derajad
Ini merupakan bentuk dari Islam mengistimewakan wanita. dalam suatu riwayat dijelaskan tentang seseorang yang bertanya kepada Rasulullah SAW, siapakah yang harus dicintainya lebih dulu, maka Rasulullah SAW menjawab  ibumu, pertanyaan tersebut diulang sampai tiga kali dengan jawaban yang sama, dan setelah ditanya keempat kalinya baru kemudian Rasul menjawab ayahmu. Begitu tinggi penghargaan Islam kepada pengorbanan seorang ibu. Sehingga ketika  menjadi seorang ibu maka perempuan  mendapat derajad tiga kali lebih tinggi dibanding ayah. 

3. Melindungi perempuan dalam perang
Agama Islam melarang membunuh wanita dan anak-anak dalam perang.  Dalam hadist Rasulullah SAW berkata :
“Rasulullah telah melarang orang-orang  yang telah membunuh Ibnu Abu Al Huqaiq untuk membunuh wanita dan anak-anak. Abdurahman berkata, salah seorang dari mereka berkata “ istri dari Ibnu Abu Al Huqaiq telah menyusahkan kita dengan teriakannya, aku lalu mengangkat pedangku untuk membunuhnya, namun aku teringat dengan larangan Rasulullah. Maka akupun mengurungkan niatku, seandainya tidak ada larangan itu, niscaya aku akan membunuhnya ( HR. Malik)

4. Mendapat bagian dalam warisan
Pada masa Jahiliyah perempuan  dianggap sama seperti barang yang bisa diwariskan. Namun Islam memperlakukan perempuan  layaknya manusia. Islam memberi perempuan  hak atas warisan terhadap harta dalam islam dengan pembagian yang telah ditentukan, sebagaimana dalam Alquran surat An Nisa.

“Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta yang ditinggalkan ibu bapak dan kerabatnya. Dan bagi perempuan juga ada hak bagian pula dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya. Baik sedikit atau banyak dari harta yang telah ditetapkan.” ( TQS. An Nisa, ayat 7)

5. Perempuan  shalehah bebas masuk surga dari pintu manapun
Perempuan  sholehah adalah perempuan  yang bertaqwa pada Allah, yang mengerjakan amal baik dan meninggalkan larangan-Nya. Untuk itu Allah membalasnya dengan jaminan masuk surga dari pintu manapun yang diinginkanya. Sebagai mana terdapat dalam hadist berikut :

“Dari Abi Hurairah RA, berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda” apabila seorang wanita telah melaksanakan sholat lima waktunya, menjalankan puasa, menjaga kemaluannya, dan taat pada suaminya, maka dia akan masuk surga dari pintu manapun yang disukainya.”

6. Islam melindungi kehormatan perempuan 
Dalam Islam, Allah mengatur perempuan  untuk menutup aurat agar terhindar dari pandangan syahwat laki-laki. Allah juga mengatur wanita yang baik dinikahi menurut islam  sebanyak 4 orang maksimal, dengan syarat harus adil. Hal ini bertujuan agar perilaku Jahiliyah tidak terulang lagi, yaitu menikahi wanita sesuka hati sebanyak yang dikehendaki. Sebagaimana terdapat dalam surat Al Ahzab ayat 59:

“ Hai Nabi, katakanlah pada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, serta pawa wanita orang-orang mukmin. Agar mereka mengulurkan atas diri mereka jilbab mereka. Hal itu menjadikan mereka mudah dikenal ( sebagai wanita muslimah yang terhormat dan merdeka ), sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah senantiasa maha pengampun lagi maha penyayang. “ (TQS. Al Ahzab ayat 59)

Alangkah bersyukurnya para perempuan  muslimah yang taat. Karena Islam sangat menghormati dan menghargai hak mereka dengan berbagai keistimewaan yang dijanjikan Allah dalam Alquran dan hadist Nabi. Semoga kita lebih bertaqwa dan senantiasa bersyukur atas rahmat-Nya.

Ini juga menunjukkan betapa Islam sangat memuliakan perempuan. Menurut Islam kewajiban perempuan adalah sebagai seorang ibu dan pengatur rumahtangga. Sebagai seorang ibu maka ia adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Sebagai pengatur rumah tangga maja ia harus bisa memastikan semua hal rumah tangga berjalan lancar. Di samping itu sebagai bagian dari umat, maka menjadi bagian dari kegiatan beramar ma'ruf nahi munkar  adalah kemuliaan bagi perempuan. 

Jargon Balance for Better ternyata tidaklah memuliakan perempuan, justru membuat perempuan terjebak dengan rayuan sekulerisme. Kembali kepada Islam kaffah adalah solusi tuntas memuliakan perempuan. Akan tetapi, Islam hanya bisa tegak kalau tegak 3 pilarnya yaitu individu yang bertakwa, kontrol masyarakat serta negara yang mau menerapkan Islam Kaffah. Hanya Khilafah yang mampu menerapkan Islam secara kaffah. Maka memperjuangkan tegaknya Khilafah adalah suatu keniscayaan. 
Wallahu a'lam bishshowwab.

Post a Comment

Previous Post Next Post