Eni Astuti guru pembimbing bersama para peserta didik saat menerima 100 ekor bibit ayam boiler. (photo-Nal) |
N3,Sarolangun, Jurusan
Agrebisnis Ternak Unggas di SMKN 9 Desa Bukit Murau Kecamatan Singkut periode
ini kembali kembangkan 100 ekor bibit ayam boiler. Ayam
boiler akan dikembangkan dan dirawat menurut teori dalam jurusan tersebut
hingga pemasaran. Sebab jurusan ATU mendidik dan dan melahirkan manusia mandiri
dan mampu berwira usaha. Hal itu disampaikan oleh pihak sekolah.
Ketika
diwawancarai, Eni Dwiastuti,S.Pt wali kelas sekaligus guru pembimbing jurusan
Agribisnis Ternak Unggas (ATU) SMKN 9 menyampaikan, bantuan 100 ekor bibit ayam
boiler diperuntukkan bagi jurusan ATU kelas 10,
“ Persiapan
sebelum bantuan kita terima, Kita mempersiapkan kandang (sanitasi), pengapuran,
penyemprotan kandang anti safety. Sambil menunggu datangnya DOC kami menyiapkan
larutan gula jenis aren serta menyiapkan tempat pakan juga minum yang nanti
akan digunakan harus didespeksi dulu dan dibersihkan serta dicuci. Dan
berikutnya nanti pemasangan brooding (pemanas) “.Terangnya.
Disamping itu Eni
Dwiastuti mengatakan ayam boiler ayam yang diproduksi dagingnya. Harus memiliki
sekrategi dalam pemeliharaan, disamping kesehatan juga harus jeli dalam memenej
pakan sampai produksi,
“ Biasanya ayam
boiler sekitar 30 sampai 35 hari baru bisa diproduksi, umur 30 hari sudah kami
seleksi mana yang bobot ayam 2 kg sudah kita sortir hal itu kita lakukan untuk
sekrategi penggunaan pakan karena pakan mahal dan jenis pakannya dr1 komplit.
Dan biasanya sering kami beli yang nusantara kasar karena harganya agak miring
tapi hasilnya bagus selisih harga 20 ribu hingga 30 ribu. Terkait obat obatan
kami memakai pita stress yang pemakaiannya telah ayam dikasih air gula aren “.
Paparnya.
Ayam broiler atau
yang disebut juga ayam ras pedaging (broiler) adalah jenis ras unggulan hasil
persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi,
terutama dalam memproduksi daging ayam.
Sementara itu
ditempat yang berbeda Sunarjo,S.Pd Kepala sekolah SMKN 9 mengatakan, Bantuan
bibit ayam boiler untuk jurusan ATU didapayti secara swadaya,
“ Bibit ayam
boiler itu didapati secara swadaya supaya anak anak merasa memiliki karena mereka
yang merawat dan mereka pula yang memasarkannya kepada siapa saja termasuk guru
dan orang tuanya karena itu semua masih skala pembelajaran bukan produksi.
Intinya kita mengajarkan anak untuk berwirausaha “. Katanya.
Lebih
lanjut Sunarjo menambahkan Jurusan ATU kurang diminati siswa dan juga
orang tua,
“ Jurusan ATU
satu satunya jurusan yang ada dikabupaten sarolangun dan ada 3 dalam provinsi
jambi. Terjadinya jurusan ATU ini berkat survey kami bahwa pasokan daging
jenais unggas sring didatangkan dari luar daerah. Disamping baru, kita
menyadari jurusan ATU masih belum diminati oleh orang tua maupun murid. Padahal
di jurusan ini kita mendidik anak untuk mandiri “. Pungkasnya. (nal)