Dua Alasan Juventus Bisa Bangkit


Nusantara ~ Juventus sebagai tim yang sukses merebut empat kali Scudetto secara beruntun seakan runtuh setelah takluk di dua laga awal Serie A 2015-2016. Paul Pogba dan kawan-kawan dihempaskan tim tamu Udinese 0-1 dan ditundukkan sang tuan rumah AS Roma 1-2.
Akibatnya, Bianconeri –julukan Juve– harus tercecer di posisi 17 dan tertinggal dari Inter Milan dan AS Roma yang mulai mapan di papan atas. Hasil ini merupakan yang terburuk bagi Juve semenjak Serie A digelar pertama kali pada musim 1929-1930.
Namun, hasil minor itu tak lantas membuat La Vecchia Signora langsung dicoret dalam persaingan memperebutkan trofi Scudetto musim ini.
Setidaknya ada dua alasan yang membuat Paulo Dybala serta kolega berpotensi menjadi yang terbaik musim ini. Alasan pertama ialah kedatangan pemain baru di akhir bursa transfer musim panas 2015, yakni Anderson Hernanes dan Mario Lemina.
Kedua pemain itu bisa membantu Juve yang tengah dilanda krisis personel di lini tengah. Bagaimana tidak, setelah ditinggalkan Arturo Vidal dan Andrea Pirlo yang hengkang, Juve harus kehilangan Claudio Marchisio dan Sami Khedira yang cedera.
Akibatnya pelatih Massimiliano Allegri tak bisa optimal memaksimalkan pola 3-5-2 andalannya dalam dua laga awal Serie A. Sebab, Simone Padoin, Stefano Sturaro, dan Pogba yang diandalkan di lini tengah belum bisa bekerja secara optimal.
Dengan hadirnya Hernanes dan Lemina, Allegri bisa sedikit terbantu dalam mengembangkan pola yang mau ia terapkan. Mantan allenatore AC Milan bisa memainkan strategi 4-3-1-2, 3-5-2, 4-3-3, atau pun 4-2-3-1. Sebab, Lemina dan Hernanes bisa mengisi posisi yang ditinggalkan Vidal jika melihat tipe permainan keduanya.
Sementara untuk menggantikan tempat yang ditinggalkan Pirlo, Juve tinggal menunggu kesembuhan Marchisio yang diprediksi pada tengah bulan ini bakal kembali merumput. Pada musim lalu, di saat Pirlo mengalami cedera, Il Principino –julukan Marchisio – sempat beberapa kali mengisi posisi deep-lying playmaker, peran yang biasa dijalani Pirlo.
Motivasi Ikuti Jejak sang Rival
Alasan kedua Juve bisa meraih Scudetto musim ini ialah motivasi mengikuti jejak sang rival sekota, yakni Torino. Granata –julukan Torino– sanggup meraih kampiun Serie A pada musim 1942-1943, padahal mereka kalah pada dua laga awal.
Saat itu Gueglielmo Gabetto dan kawan-kawan kalah dari Ambrosiana 0-1 dan Livorno 1-2. Namun, di akhir musim tim asuhan Antonio Janni sukses menjadi yang terbaik dengan unggul satu angka dari posisi dua, yakni Livorno.
Karena itu, dua alasan di atas paling tidak bisa menjadikan Juve sedikit optimis akan peluangnya meraih gelar. Meski dibutuhkan usaha keras bagi Allegri untuk mengeluarkan kemampuan terbaik dari timnya guna mencapai raihan optimal, yakniScudetto kelima secara beruntun.
Previous Post Next Post