Pameran Perjuangan Indonesia

nusantaranews ~ Bertempat di Istana Bung Hatta Bukittinggi, telah dilaksanakan pembukaan Pameran Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia. Acara ini dilaksanakan dalam rangka memperingati hari Bela Negara, mengenang dan memperingati masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) 19 Desember 1948 s/d 13 Juli 1949.  PDRI dipimpin oleh Syafruddin Prawiranegara yang disebut juga dengan Kabinet Darurat. Sesaat sebelum pemimpin Indonesia saat itu, Sukarno dan Hatta ditangkap Belanda pada tanggal 19 Desember 1948, mereka sempat mengadakan rapat dan memberikan mandat kepada Syafruddin Prawiranegara untuk membentuk pemerintahan sementara.
 
Pembukaan Pameran Sejarah Perjuangan  Bangsa Indonesia dihadiri oleh Direktur Bela Negara Dirjen Pothan Kemenhan RI Laksamana Pertama TNI M. Faisal,SE, MM, Wakil Gubernur Sumatera Barat selaku Ketua Pembangunan Monumen Bela Negara di Koto Tinggi, Ketua DHD Angkatan 45 Sumatera Barat, Ketua DPRD Kota Bukittinggi .dan para tokoh niniak mamak cerdik pandai yang ada di Bukittinggi serta undangan lainnya. Tema yang diangkat dalam Pameran Sejarah “Kami Tidak Melupakan Sejarah”. Acara ini berlangsung selama 3 hari yakni dari mulai pembukaan 6 Februari s/d 8 Februari 2015. Di Istana Bung Hatta juga telah dipajang foto-foto documenter mengenai para pejuang terdahulu dan yang terlibat didalam PDRI.
 
Laporan Ketua Panitia, H.Kama Sudra Syafiie menyebutkan bahwa “ Saya disini melihat cukup sedih dan senang, saya menjadi dilema karena dari seluruh undangan yang kami berikan undangan, hanya setengah yang dapat hadir, saya sedih juga karena masih banyak bangku yang kosong untuk  menyaksikan pertunjukan perjuangan yang telah kam isiapkan, dan saya juga senang karena semua yang hadir disini sangat memiliki jiwa perjuangan yang tinggi, memiliki rasa cinta tanah air yang tinggi, semoga dengan adanya acara ini dapat meningkatkan lagi rasa kecintaan kita terhadap bangsa ini, “Merdeka “ .. ucapnya.
 
Peristiwa bersejarah ini yang kemudian yang dijadikan sebagai Hari Bela Negara sesuai Keputusan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2006 tentang penetepan tanggal 19 Desember sebagai Hari Bela Negara. Wakil Gubernur Sumatera Barat memberikan sambutan nya terhadap acara Pameran Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia ini dan memberikan apresiasi kepada seluruh panitia yang terlibat dalam kesuksesan acara tersebut.
 
“Tentu saja sebuah kebanggaan bagi masyarakat Sumatera Barat, yang juga harus diketahui oleh para generasi muda Indonesia bahwa wilayah Sumatera Barat merupakan bagian penting dari perjalanan panjang perjuangan sejarah Indonesia yang kita cintai ini. Dan para generasi muda harus bisa mengisi kemerdekaan bukan dengan angkat bambu runcing lagi, maupun dengan angkat senjata untuk berperang, tetapi para generasi muda harus bisa mengisi kemerdekaan dengan Belajar yang giat, untuk membantu perkembangan dan pembangunan Sumatera Barat khususnyadan Indonesia pada umunya” ucap MK.
 
Acara dibuka dengan pemukulan gong yang dilakukan oleh Direktur Bela Negara Dirjen Pothan Kemenhan RI Laksamana Pertama TNI M. Faisal,SE, MM, Wakil Gubernur Sumatera Barat, Ketua DHD dan Ketua Panitia. Rangkaian kegiatan juga diselingi dengan menyanyikan 4 lagu perjuangan yang dibawakan oleh Protokol Voice Provinsi , dan juga ada pemutaran film dokumenter tentang Sekilas Lahirnya Hari Bela Negara/PDRI 19 Desember 1948. Dan juga didalam aula tersebut dipajang berbagai jenis macam foto-foto dokumenter mengenai perjuangan PDRI dan para tokohnya.
 
PDRI merupakan peristiwa yang hampir terlupakan, namun dengan adanya acara ini mungkin dapat membuktikan bahwa dulu PDRI pernah ada di Indonesia, dan merupakan salah satu perjuangan kemerdekaan Indonesia yang kita cintai ini. Syafruddin Prawiranegara bersama Kol. Hidayat, Panglima Tentara dan Teritorium Sumatera, mengunjungi Teuku Mohammad Hasan, GubernurSumatera/Ketua Komisaris Pemerintah Pusat di kediamannya, untuk mengadakan perundingan. Malam itu juga mereka meninggalkan Bukittinggi menuju Halaban, daerah perkebunan teh, 15 Km di selatan kota Payakumbuh.
 
Sejumlah tokoh pimpinan republik yang berada di Sumatera Barat dapat berkumpul di Halaban, dan pada 22 Desember 1948 mereka mengadakan rapat yang dihadiri antara lain oleh Syafruddin Prawiranegara, T. M. Hassan, Sutan Mohammad Rasjid, Kolonel Hidayat,  Lukman Hakim, Ir. Indracahya, Ir. Mananti Sitompul, Maryono Danubroto, Direktur BNI Mr. A. Karim, Rusli Rahim dan  Latif. Walaupun secara resmi kawat Presiden Soekarno belum diterima, tanggal 22 Desember 1948, sesuai dengan konsep yang telah disiapkan, maka dalam rapat tersebut diputuskan untuk membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI). Allan
Previous Post Next Post