Renovasi Gapura Taman Budaya Sumbar Disinyalir Asal-Asalan

Kondisi Gapura Dalam Pelaksanaan
nusantaranews ~  Renovasi pembangunan Gedung Taman Budaya Sumatera Barat tidak terlepas dari rencana strategik terhadap pengembangan kebudayaan serta untuk mempertahankan nilai-nilai peradaban nenek moyang yang diteruskan kepada kita secara turun temurun. Dimana peran dan fungsi dari gedung itu juga harus mampu mewadahi, menampung dan menumbuhkan daya cipta para seniman dengan kreativitas seni masyarakat.

Maka dari itu, pemerintah Provinsi Sumatera Barat melalui dinas Pariwisata pada tahun 2014 ini melakukan renovasi dan perbaikan terhadap Gedung Taman Budaya kebanggaan Sumatera Barat melalui dana pajak masyarakat yang dikumpulkan oleh pemerintah yang bertujuan untuk memperluas kesempatan bagi masyarakat agar dapt menikmati seni budaya bangsa serta memberi inspirasi dan gairah dalam membangun. kesenian.

Ironisnya, disalah satu pengerjaan atau perombakan terhadap pembangunan gapura gonjong di halaman gedung taman budaya Padang yang menjorok pinggir pantai Padang diduga pelaksanaannya secara asal-asalan. Pasalnya penggunaan bahan material besi pada slof gonjong gapura yang seharusnya diganti karena telah keropos, tetapi dipergunakan lagi dan dimanfaatkan sehingga kekuatannya diragukan. Imbasnya akan merugikan masyarakat atau pengunjung sendiri, karena timbul kekwatiran keselamatan mereka terancam ketika ingin berkunjung dan menikmati suguhan kesenian di Gedung Taman Budaya.

Menurut pengakuan salah seorang pekerja, seharusnya mulai dari pondasi sampai dengan struktur bangunan gapura ini harus dibongkar, karena sudah goyah dan tidak layak lagi untuk dipertahankan. Dan secara pribadi ia juga tidak mau terlalu jauh mencampuri dengan kondisi bangunan, karena sebagai pekerja, tentu ia hanya melaksanakan pekerjaan sesuai apa yang diperintahkan, jelasnya.

Weri pemilik salah satu warung dipinggir pantai Padang yang tinggal disekitar lokasi Taman Budaya juga menyanyangkan perencanaan pembangunan gapura yang disinyalir asal-asalan itu karena dilaksanakan tanpa memandang aspek keselamatan pengunjung. 

Yang menjadi pertanyaan, pembangunannya kan mempergunakan uang negara yang dipungut melalui pajak masyarakat, dan dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk pembangunan. Tetapi dalam pelaksanaannya pihak penangungjawab pekerjaan tidak transparan dan seolah-olah asal dapat proyek saja, tutur Weri.

Keraguan masyarakat ini juga dianggap wajar, karena mereka tidak tahu dimana letaknya plang proyek, berapa nilai dan posko dari pengerjaan proyek tidak tampak, padahal ini merupakan pedoman bagi masyarakat dalam mengawasi penggunaan keuangan negara oleh pemerintah.

Kepala Taman Budaya Drs. Muasri kemarin saat dikonfirmasi tidak berada ditempat, menurut pengakuan salah seorang stafnya, bapak lagi ke Bukittinggi pak, mungkin besok sudah kembali (hari ini red). Dan samapi berita ini tayang Muasri belum dapat dikonfirmasi. Nal Koto
Previous Post Next Post