Alur Cerita Yang Tak Jelas

Ditengah derasnya hujan yang turun, kami bertiga Nal Koto, Syafrizal Buya, Edison Effendi duduk berteduh saling melamun di Posko Wartawan di lapangan Gor Haji Agus Salim. Aku lihat, tatapan kedua teman ku itu hanya tertuju pada setiap tetesan hujan yang turun, sementara pada wajah masing-masing terlihat kegalauan dan pemikiran-pemikiran mau kemanakah langkah dibawa. he hee heee  kayak lagunya salah seorang artis papan atas nasional Indonesia aja.

Sebaliknya, akupun sama seperti mereka, tatapan mata dan pemikiran juga tidak sejalan, seraya mendesah untuk menghibur diri, akupun berkata tuk mencoba memecah keheningan


Uihh...... hujan lagi, kalau begini terus asiknya apa ya,  menyeduh kopi dengan gorengan, bobok lagi atau menikmati acara televisi, he hee  hee dasar pemalas, ucap buya menimpali.

Namun guyonan itu tiba-tiba terhenti, karena selang beberapa saat kemudian, terdengar suara raungan knalpot dari kendaraan RX King milik Mike, sehingga guyonan Buya yang menimpali celetuk Ku tadi tak sempat dibalas. 

Beberapa detik kemudian, Mikepun datang dengan memakai mantel hujan warna abu-abu miliknya, ia memarkir kendaraan roda dua itu tepat dibelakang bangku duduk kami. Seperti biasa, kamipun saling tegur sapa. Gimana kabar Pak, dari rumah atau dari kantor, apakah tidak kebanjiran dijalan, pertanyaan ini bertubi-tubi ditujukan kepada Mike. 

Dengan senyum simpulnya, Mikepun menjawab satu-satu pertanyaan kami, Kabar baik, dan saya dari rumah sambil mengantar isteri pergi kerja terus menuju kemari, belum sempat ia menjawab pertanyaan yang lain, Mike balik bertanya, apakah warung sebelah tidak buka Pak ????

Tidak pak,mungkin karena hujan lebat, maka orang warung tempat biasanya kita memesan minuman dan makanan juga tidak datang, dan kemungkinan beliau kedinginan dan kebanjiran kali, jawab ku mendahulukan teman-teman yang lain sambil didalam hati juga berkata (kalau kali memang kebanjiran selalu hee heee ).  nk
Previous Post Next Post