Sejarah Kelahiran Pramuka

Gerakan kepanduan saat ini dikenal dengan sebutan Pramuka ternyata pada tanggal 14 Agustus 2014 sudah berusia 53 tahun. Sejenak kita tarik kebelakang tentang sejarah bagaimana terlahirnya gerakan  kepanduan/Pramuka di Indonesia, sejak gagasan Lord badenn powell of giwel  melahirkan kepanduan, memang sangat menarik sehingga berkembang keberbagai negara di luar Inggris, termasuk diantaranya di Nederland.

Kepanduan oleh orang-orang belanda dikenal dengan istilah Padvindery dan Padvindery dibawa ke Indonesia sebagai tanah jajahanya yang pada saat itu dikenal dengan nama Nederland Oost Indie. Organisasi Kepanduan yang didirikan oleh orang-orang Belandadi Indonesia diberi nama NIPV (Nederland Indische PadvinderyVereneging ~ Persatuan Pandu-pandu Hindia Belanda). Dengan demikian pada masa penjajahan, di Indonesia terdapat dua organisasi kepanduan yang berbeda semangat hidupnya, yakni kepanduan yang didirikan oleh orang-orang Belanda dan kepanduan yang didirikan oleh tokoh-tokoh Pergerakan Nasional.

Pada tahun 1917 untuk pertama kali berdiri sebuah organisasi kepanduan Nasional di Kota Surakarta, dengan nama Javaanse Padvienders Organizatie (JPO). Organisasi Kepanduan Nasional Indonesia ini didirikan oleh Sri Mangkunegara VII, seorang nasionalis, aktivis Pergerakan Nasional yang pernah diangkat menjadi Presiden Budi Utomo tahun 1915/1916 membawahi 40 cabang di seluruh Indonesia, dan pernah dipercaya sebagai pelindung Jong Java selama 11 tahun, sampai Jong Java melebur menjadi Indonesia Muda tahun 1928. Setelah JPO, lahir pula berbagai organisasi kepanduanseperti JJP (Jong Java Padvindery), NATIPIJ (Nasional Islamitisch Padvindery, SIAP (Serikat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon) dan banyak lagi yang lain. Semua Organisasi kepanduan tersebut dilahirkan oleh tokoh-tokoh pergerakan nasional pada masa penjajahan Belanda. Dengan demikian Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia pada masa penjajahan merupakan persemaian lahir dan berkembangnya NASIONALIS-NASIONALIS MUDA yang kuat rasa kebangsaannya.

Pandu atau Kepanduan yang dicetuskan pertama kali oleh Kyai H. Agus Salim, yang pada hakekatnya merupakan gambaran sikap dan tindakan nasionalistik. Dengan mengunakan istilah Kepanduan, makin mantaplah semangat dan gerak Kepanduan yang didirikan oleh tokoh-tokoh Pergerakan Nasional sebagai Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia yang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari PERJUANGAN BESAR BANGSA INDONESIA UNTUK MERDEKA lepas dari belenggu penjajahan Belanda.

Bergeser ke-era kemerdekaan, berawal dari pidato presiden Ir.Soekarno pada tanggal 9 Maret 1961 diistana negara, peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA. Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah;  Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.

 Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.  Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.

Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya. Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian. Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang.

Namun dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari. Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh. Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.

Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta. Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai.

Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka.

Diambil dari berbagai sumber
Penulis Dicky Osmond
Previous Post Next Post