Pasangan Walikota Padang Sahur Di Gubuk Wahyudi

nusantaranews.net ~ Di langit, bulan pucat yang tinggal sepotong tak kuasa menembus temaram. Bayangan Bukit Barisan masih seperti raksasa hitam. Halimun tipis masih mengurai embun pada daun - daun. Rumah - rumah warga terkunci rapat menandakan penghuninya masih terlelap. Semilir angin menerpa dalam senyap, seakan berucap selamat datang di Koto Baru, Nagari Limau Manih, Kecamatan Pauh, kepada Tim Singgah Sahur pada Ahad ( 20/7) dini hari itu.

Di sebuah rumah papan pada saat menjelang sahur itu, pasangan Wahyudi dan Ramidah beserta dua anak mereka, tengah merasakan binar keharuan yang baru sekali ini mereka rasakan. Betapa tidak, di rumah papan sederhana yang hampir tujuh tahun mereka tempati ini, disinggahi tamu - tamu terhormat. Mereka tak lain petinggi negeri ini. Di tangan merekalah "hitam putih" Kota Padang saat ini.

Hal ini yang tak pernah mereka bayangkan, Walikota bersama Wakil Walikota Padang, sejumlah Pejabat SKPD, Camat dan Lurah, serta ninik mamak setempat, menyambangi tempat tinggal mereka yang jauh di pinggir kota. Padahal selama ini, Wahyudi dan Ramidah hampir - hampir merasa sebagai "anak tiri" ditengah semarak pembangunan dan kemajuan. Bahkan memandang skeptis dan apriori dari hasil - hasil pembangunan tersebut, lantaran tak menyentuh perubahan terhadap nasib mereka.

Kali ini, pria asal Air Bangis yang taat beribadah itu meralat perasaan itu. Ia justeru bersyukur, karena pemegang amanah rakyat adalah H. Mahyeldi dan H. Emzalmi, sosok yang dekat dan peduli dengan masyarakat kelas bawah.

"Kami bersyukur, Bapak Walikota dan Wakil Walikota serta bapak - bapak dari Pemko mau berkunjung ke rumah kami. Bahkan, makan sahur bersama di sini. Tentunya kami percaya, bapak - bapak dari Pemko sangat memperhatikan warga yang kurang mampu seperti kami," ujar Wahyudi.

Rasa syukur Wahyudi tak cukup sampai di situ, pria 38 tahun yang saat ini melakoni berjualan kelapa muda itu mengucapkan terima kasih, karena program bedah rumah yang diusung duet yang dulu berjuluk Mahem, akhirnya menyentuh kepada keluarganya. Pemko Padang akan membedah rumahnya yang telah lapuk dan atapnya tiris ketika hujan.

Sekali lagi ia merasa berterima kasih, karena program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari BPJS sudah dapat mereka manfaatkan jika salah satu anggota keluarganya sakit. Begitu juga dengan kedua anak mereka, masing - masing Syofiah (13) dan Roiyan (6) telah dapat menikmati program pendidikan gratis yang diluncurkan pemerintah.

Sementara sang istri Ramidah yang sempat mengenyam pendidikan SMK dan memiliki keterampilan menjahit akan dapat membuka usahanya sendiri melalui pembinaan oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Disosnaker) nantinya.

Walikota Mahyeldi dan Wakil Walikota Emzalmi dalam kunjungan 'Singgah Sahur' ini menyerahkan bingkisan bagi keluarga Wahyudi. Sejumlah pimpinan SKPD yang turut dalam tim juga memberikan sejumlah uang kepada keluarga ini untuk membantu meringankan kebutuhan menjelang lebaran.

Mahyeldi menyatakan akan membantu untuk mebangun rumah yang layak bagi keluarga ini, karena memang tanahnya sudah merupakan hibah dari keluarga. Serta akan memberikan dorongan agar istri Wahyudi, Ramidah, dapat mengembangkan keterampilan menjahitnya untuk berusaha membantu suami.

"Insyaallah, kita akan membantu membangunkan rumah yang lebih layak bagi keluarga Pak Yudi, karena tanahnya sudah milik sendiri, merupakan hibah dari keluarga. Serta istrinya Ramidah yang memiliki keterampilan menjahit bisa mengembangkan usaha membantu suami. Begitu juga, untuk anak - anak mereka kita dorong untuk mendapatkan pendidikan yang layak karena kita sudah canangkan pendidikan gratis 12 tahun," ujar Mahyeldi.

Selama Ramadhan, kata Mahyeldi, ini rumah yang kelima dikunjungi, dan beberapa rumah sebelumnya sudah dibangun."Ini rumah terakhir yang kita kunjungi selama Ramadhan. Sedangkan rumah pertama yang kita kunjungi sudah hampir selesai, mudah - mudahan sebelum lebaran sudah bisa ditempati. Untuk rumah Pak Yudi, habis lebaran ini juga akan langsung kita bangun ," katanya.

Dari seribu rumah tidak layak huni yang diprogramkan untuk dibedah setiap tahunnya, menurut Mahyeldi, saat ini sudah ada 800 rumah yang didata dan ditargetkan tahun ini dapat diselesaikan semua.

"Untuk itu, mohon dukungan semua SKPD, Camat dan Lurah untuk serius mengawal program ini agar dapat dirasakan secara ril oleh masyarakat," pungkasnya.

Menjelang waktu Imsyak tiba, rombongan tim Singgah Sahur pamit dari rumah Wahyudi. Kemudian menunaikan sholat subuh berjamaah di masjid terdekat sebelum meninggalkan daerah tertinggi di Kota Padang tersebut.(humas dan protokol)
Previous Post Next Post