Menuju Sumbar Bebas Rabies 2020


Padang, Nn ~ Rabies sudah dikenal sejak dulu. Penyakit ini sudah ada sejak zaman kekuasaan raja Hammurabi (2300 SM). Dalam perjalanan waktu rabies tidak hanya menyerang anjing dan manusia tetapi juga menyerang hewan lain termasuk hewan liar.

Penyebab rabies adalah  virus famili Rhabdoviridae dan menyerang sel-sel syaraf. Sumber penular adalah hampir semua hewan berdarah panas, penular utama adalah anjing (98%), kucing dan kera.
Ini Disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Dr.Hj. Rosnini Savitri,M.Kes dalam siaran persnya didampingi Pjs Sekretaris serta Kasi Program dan Promosi kepada wartawan nusantaranews.net Jum'at (27/9).
 
Gambar 1. Virus rabies
Adapun cara penularan dapat melalui Gigitan hewan penderita rabies yang pada umumnya 70% anjing yang tertular rabies mengandung virus di dalam salivanya. Meskipun jarang infeksi juga dapat terjadi lewat kulit yang lecet atau konjunctiva yang kontak dengan salivanya.

Menurut Rosnini  memang tidak semua orang yang digigit anjing rabies akan menimbulkan penyakit rabies. Karena timbul tidaknya penyakit rabies tergantung dari parahnya gigitan dan lokasi gigitan. Virus akan meramat dari tempat gigitan lewat sistem syaraf kemudian sampai ke otak dan menyebabkan kematian.  Jika virus sudah mencapai otak, case fatality rateny 100%.
Dikarenakan jangka waktu virus mencapai otak relatif panjang, maka masih ada kesempatan bagi pasien yang digigit oleh njing penderita rabies untuk diberikan serum anti rabies (SAR) dan vaksinasi rabies (VAR). pungkasnya.

Gejala klinis :
a.    Pada hewan
  • Dikenal 2 bentuk rabies yaitu dumb rabies (bentuk tenang) dan furious rabies (bentuk ganas)
  • Gejala umum : kelainan pada tingkah laku, hewan menjadi sensitif terhadap suara dan cahaya sehingga akan menyalak ke arah datangnya uara/cahaya, mata anjing tampak dalam keadaan waspada
  • Setelah tanda-tanda agresifitas muncul akan disusul dengan paralisis (termasuk paralisi esofagus sehingga tidak dapat menelan)
b.    Pada manusia
  • Gejala pada manusia dibagi menjadi 5 fase yaitu prodromal, neurologik akut, furiuos, paralitik dan koma
  • Masa inkubasi sangat bervariasi antara kurang dari 2 minggu – 2 tahun
  • Masa inkubasi dipengaruhi oleh kedalaman gigitan dan jara gigitan dengan susunan syaraf pusat

Penangganan :
a.    Pada manusia
  • Bekas luka gigitan harus segera dicuci dengan air mengalir dengan sabun/detergen selama 10 – 15 menit. Diharapkan virus pada luka gigitan akan hanut dan dinding virus rabies akan rusak/larut dengan detergent
  • Luka yang sudah dicuci beri antiseptik : alkohol, betadin, iodium,dll
  • Jangan menjahit luka gigitan, bila luka compang-camping dan memerlukan jahitan maka boleh dilakukan jahit situasi
  • Korban harus  segera dirujuk ke layanan kesehatan untuk mendapat VAR/SAR sesuai pedoman
b.    Pada hewan
  • Vaksinasi terhadap hewan
Vaksinasi pencegahan pada manusia hanya diterapkan terhadap mereka yang empunyai risiko tinggi terhadap penular rabies seperti petugas laboratorium dan petugas lapanan yag melakukan otopsi  dan vaksiator hewan.

Pedoman pemberian VAR/SAR :


Waktu pemberian VAR :
  • Pemberian pertama (hari 0) dua dosis sekaligus
  • Diikuti masing-masing 1 dosis pada hari ke 7 dan ke 21 setelah gigitan

Waktu pemberian SAR sebaiknya diberikan setelah perawatan luka gigitan pada hari pertama, untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran virus yang signifikan.
Previous Post Next Post