Menilik Kondisi Panti Di Sumatera Barat

Arosuka, Nn ~ Jika dilihat dari sarana dan prasarana yang ada di seluruh panti sosial yang ada di Provinsi Sumatera Barat terbilang sangat memprihatinkan, meski sumber daya manusia dan program yang dimiliki sudah maksimal, Namun hal tidak akan berjalan dengan baik, tanpa didukung dengan ketersedian fasilitas yang memadai.

Jika dilihat saat ini, kondisi sarana dan prasarana yang ada disetiap panti sosial terbilang masih memprihatinkan, sehingga kondisi tersebut, sangat berpengaruh terhadap sulitnya pencapaian serta fungsi dari keberadaan panti sosial tersebut.

Untuk panti sosial yang ada di Sumbar, rata rata memiliki sarana dan prasarana yang sangat terbatas, misalnya saja, panti sosial, Karya Wanita, Andam Dewi, Sukarami yang barada di Arosuka Kabupaten Solok.

Pada panti ini, berbagai fasiltas terbilang masih minim, kondisi fisik bangunan juga memiliki ruangan yang sangat terbatas, kondisi ini akan terasa parah ketika penghuni panti melebihi kapasitas, sebab dengan kondisi tersebut otomatis, program pendidikan dan pembinaan yang akan dilakukan menjadi terhambat. Meski sebetulnya setiap tahunnya warga binaan penghuni panti sukarami ini terus menurun.

Menurut kepala UPTD, Panti Sosial Andam Dewi, Sukarami, Drs, Sabhana, yang ditemui media ini beberapa waktu yang lalu, secara fisik kondisi panti memang masih memiliki keterbatasan sarana dan prasarana, meski beberapa kali sudah dilakukan pemugaran, namun secara keseluruhan hal sebetulnya dibutuhkan pendanaan yang cukup besar.

Untuk saat ini, dengan  jumlah warga binaan Panti Andam Dewi sebanyak 28 orang, UPTD Panti Sosial Karya Wanita  Andam Dewi terus melakukan pembenahan terutama dalam segi program pendidikan dan pembinaan bagi warga binaan yang masuk ke panti ini.

Selaian pendidikan keterampilan, seperti, Bordir, Menjahit, Kesek serta Sulaman, Namun warga binaan yang ada di Amdam Dewi lebih di prioritaskan pada pembinaan disiplin dan pembinaan mental secara religi,  Seperti dengan diwajibkannya warga binaan menggunakan jilbab atau busana muslim, sementara setiap harinya mereka diwajibkan untuk sholat berjamaah, wirid serta diwajibkan bagi warga binaan untuk bisa menghafal alquran. untuk itu kita juga sudah mepersipakan tujuh ustad yang akan bergantian memberikan bimbingan rohani kepada warga binaan.

Hal ini dilakukan agar nantinya, warga binaan setelah kembali kekeluarganya  memiliki kaedah yang baik serta mampu memberikan ilmu yang didapat kepada keluarga serta serta lingkungnya, artinya ilmu yang didapat bisa bermamfaat bagi orang bahyak. Serta bisa hidup lebih mandiri.
  
Memang diakui, kebanyakan para penghuni baru merasa takut berada dipanti ini, sebab disini kita menerapkan disiplin yang sangat ketat,  belum lagi dengan proses pemulangan yang sulit, jika warga binaan sudah layak dipulangkan, pihak kita juga melakukan survey (kunjungan) dan koordinasi dengan keluarga mereka, apakah keluarga mereka mau menerima mereka, tidak hanya itu didalam administrasi, mereka juga wajib mendapatkan rekomendasi dan pengajuan dari Satpol PP kota Padang yang direklomendasikan oleh Satpol PP Sumbar serta disetujui Gubernur.

Kita mengharapkan, hal ini akan membantu mengurangi dan menekan angka prostitusi yang ada saat ini serta berdampak kepada penurunan praktek maksiat yang ada. Dan kita juga berharap masyarakat lebih aktif melakukan pengawasan kepada setiap anak mereka terutama wanita,agar tidak terjerumus pada setuasi tersebut”. tegas Sabhana. **
Previous Post Next Post