Ragam Dinamika PJOK

Ir. Zulfiatno PJOK Propinsi Sumatera Barat
Nusantaranews, Padang -- Pasca gempa 30 Sepetember 2009 yang lalu masih menyisakan seribu luka bagi warga Kota Padang. Sampai dengan saat ini, sebahagian warga yang rumahnya rusak, masih membutuhkan uluran tangan dari pemerintah. Memang, bila mengenang saat kejadian yang menimpa sebagian besar warga Sumatera Barat, sungguh tak terperihkan pilunya. Penderitaan masyarakat pasca kejadian, yang kehilangan sanak saudara, tidak tahu lagi dibawa kemana langkah diayunkan, karena rumahpun untuk tempat berteduh juga hancur, kenang PJOK Propinsi Sumatera Barat Ir. Zulfiatno mengawali cerita saat temu ramah dengan wartawan nusantaranews.net diruang kerjanya.

Lebih lanjut, untuk memulihkan kembali hunian masyarakat, beberapa hari setelah kejadian, Pemerintah Propinsi Sumatera Barat dengan koordinasi pemerintah kabupaten/kota, melalui gerakan cepat melakukan falidasi data terhadap kerusakan rumah hunian masyarakat, dan diteruskan ke pemerintah pusat untuk ditindaklanjuti.

Berangkat dari data tersebut, kemudian dibentuk komponen-komponen yang bertugas dilapangan dan bertanggungjawab serta mengawasi atas penyaluran bantuan gempa. Nah, dalam proses validasi ini, tentu sangat membutuhkan orang-orang yang mempunyai kemampuan teknik sipil, arsitek dan geodesi sebagai tenaga fasilitator dilapangan. Dimana tenaga-tenaga ahli ini, nanti akan ditempatkan di beberapa Kota/ Kabupaten di wilayah Sumatera Barat.

Dalam bekerja, terlebih dahulu fasilitator melakukan koordinasi dengan Camat, Kepala Desa/Lurah, TPM yang kemudian, bersama-sama dengan Konsultan Manajemen Kota, dan Penanggung Jawab Operasional Kegiatan, bahu-membahu melaksanakan kegiatan Rekonstruksi dan Rehabilitasi kepada masyarakat.

Namun tak menampik dalam melaksanakan tugasnya, fasilitator bersama-sama dengan Konsultan Manajemen Kota (KMK) dan PJOK, terkadang kerap melahirkan beragam dinamika di lapangan seperti halnya perubahan kriteria kerusakan rumah. Tatkala rumah seorang warga pada proses awal pembuatan data termasuk pada kriteria rusak berat sekarang menjadi rusak sedang pasca validasi mengakibatkan warga tersebut melakukan protes ke fasilitator, KMK, dan PJOK.

Menanggapi berbagai persoalan, tim tetap melakukan strategi persuasif untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang sering muncul selama proses validasi data. “Alhamdulillah, semua persoalan yang disampaikan telah ditampung dan ditindaklanjuti, sehingga dapat dikatakan, tidak adalagi keluhan dari masyarakat terkait pengucuran bantuan gempa, meski tidak seratus persen,” ulasnya.vv

Post a Comment

Previous Post Next Post