Kepak Sayap Amalmu!

Oleh: Deti Kutsiya Dewi

Alumnus PNJ

 

Alhamdulillah pada 10 Agustus 2021 lalu atau dalam kalender Islam jatuh pada 1 Muharram 1443H, kita sebagai umat Muslim telah memasukki tahun baru Islam (Hijriyyah). Mengapa tahun Islam disebut juga sebagai tahun Hijriyyah? Karena hal tersebut berkaitan erat dengan hijrahnya Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah. Menurut KH Rokhmat S Labib pada acara Hijrah Bareng-Bareng yang digelar online pada 2 Muharram 1443H mengatakan bahwa, “Hijrah adalah momentum besar sehingga dijadikan acuan oleh Khalifah Umar bin Khattab untuk menetapkan tahun baru Islam, alasan yang paling penting di balik penetapan, karena hijrah merupakan tonggak berdirinya negara pertama Islam.”

Seharusnya, dalam menyambut tahun baru Hijriyyah kita diliputi rasa gembira, namun yang dialami malah sebaliknya, masyarakat masih dirundung duka yang tak kunjung usai. Propaganda yang menjelekkan nama Islam masih terjadi di berbagai belahan dunia, rasisme terhadap umat Muslim minoritas pun masih banyak terjadi, berbagai bencana alam pun juga terjadi, bahkan pandemi Covid-19 juga masih menghinggapi masyarakat di seluruh penjuru dunia dan masih banyak menelan korban.

Dalam momentum tahun baru Hijriyyah ini sebaiknya kita sebagai Muslim hendaklah bermuhasabah diri, menundukkan kepala, merenungkan kiranya apa yang sebenarnya terjadi di sekeliling kita. Mengapa masih terus  terjadi bencana yang menimpa kita? Apa yang salah dengan yang kita lakukan? Apakah kita sudah melampaui batas dan melakukan banyak kerusakan sehingga Allah SWT menegur kita? Sesuai dengan firman-Nya dalam QS Ar-Rum 41-42: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah (Muhammad), Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).”

Berdasarkan ayat di atas, sudah sepantasnya sebagai Muslim kita mulai introspeksi diri. Mari kita gunakan momentum tahun baru Hijriyyah ini dengan melakukan hijrah seperti apa yang Rasulullah SAW dan para sahabat telah lakukan. Lalu bagaimana sebenarnya makna hijrah sesungguhnya dalam Islam? Hijrah menurut bahasa artinya pindah, menjauhi atau menghindari.

Para ulama mengklasifikasikan hijrah secara syar'i atau hijrah syar'iyyah menjadi dua jenis, yaitu hijrah secara fisik dan hijrah secara nonfisik. Hijrah secara fisik dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu hijrah Islam, hijrah dari wilayah kafir dan hijrah dari wilayah maksiat. Adapun hijrah syar'i atau hijrah secara nonfisik adalah hijrah yang disebutkan di dalam Al-Quran dan Hadits dengan istilah hijrah kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.

Ustadz Isnan Ansory dalam buku Hijrah dalam Perspektif Fiqih Islam terbitan Rumah Fiqih Publishing menjelaskan, maksud dari hijrah kepada Allah adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya Dzat untuk mengabdi. Ia mengatakan bahwa hijrah kepada Allah adalah mencintai Allah lebih dari apapun dan senantiasa mengikhlaskan ibadah semata untuk-Nya. Sedangkan maksud dari hijrah kepada Rasulullah SAW adalah menjadikan tindak-tanduk ucapan dan perbuatannya secara lahir maupun batin senantiasa selalu berada di dalam risalah dan ajaran Rasulullah SAW.

Menurut pengertian hijrah di atas, jika kita saat ini ingin melakukan hijrah secara total baik fisik maupun nonfisik seperti yang Rasulullah SAW telah contohkan, maka hal tersebut masih belum memungkinkan untuk dilaksanakan sepenuhnya, karena faktanya dari segi sistem yang digunakan oleh negara saat ini masih menggunakan sistem kafir, sekalipun negara tersebut terdiri dari mayoritas umat Muslim. Sehingga banyak hukum-hukum dan kebijakan-kebijakan yang belum sesuai dengan hukum Islam.

Maka dari itu, untuk menuju hijrah sepenuhnya baik fisik maupun non-fisik diperlukan adanya upaya dari diri umat Muslim dengan cara memperbaiki diri, banyak mengkaji Islam, mengikuti kelompok Islam ideologis agar kita dapat menebarkan ilmu yang sudah kita kaji ke masyarakat luas sehingga dapat mewujudkan negara yang menggunakan sistem Islam dan kita semua dapat berislam secara menyeluruh. Wallahua’lam bisshawab.[]

 

Post a Comment

Previous Post Next Post