Bencana Beruntun, Isyarat Kembali Pada Syariat Islam


Oleh: Hamsina Halisi Alfatih

Setelah rakyat diberi kado pahit menjelang tahun baru 2021, kini rakyat kembali diterpa musibah beruntun menimpa berbagai wilayah di Indonesia. Hampir tiap memasuki tahun baru bencana silih berganti entah kecelakaan besar hingga longsor, banjir dan gempa. Ditengah kondisi umat yang semakin diperparah oleh sistem kapitalisme, rakyat pun kini harus berusaha dan bersusah payah melewati berbagai bencana seperti longsor dan banjir akibat keserakahan para korporasi.

Bencana alam, banjir, longsor dan gempa tak ada satu manusia manapun yang menginginkannya. Namun, jika Allah SWT telah berkehendak tak ada satu manusia manapun yang bisa melawannya. Lantas siapa yang 'mengundang' bencana alam tersebut? Sebab Allah SWT menurunkan sebuah musibah karena ada sebab dan akibatnya. 

Allah SWT berfirman: 
"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)".(QS Ar-Rûm: 41)

Di ayat lain  Allah Ta'ala berfirman yang artinya: “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri....” (QS. Asy Syura: 30).

Al-Baghawi rahimahullah menukilkan perkataan seorang tabi’in pakar tafsir Ikrimah rahimahullah,

ما من نكبة أصابت عبدا فما فوقها إلا بذنب لم يكن الله ليغفر له إلا بها، أو درجة لم يكن الله ليبلغها إلا بها .

“Tidak ada satupun musibah yang menimpa seorang hamba, demikian pula musibah yang lebih besar (dan luas) darinya, kecuali karena sebab dosa yang Allah mengampuninya hanya dengan (cara menimpakan) musibah tersebut (kepadanya) atau  Allah hendak mengangkat derajatnya (kepada suatu derajat kemuliaan) hanya dengan (cara menimpakan) musibah tersebut (kepadanya)” (Tafsir Al-Baghawi: 4/85)

Dalil diatas mengisyaratkan bahwa setiap perbuatan akan ada timbal baliknya. Sebagaimana kondisi saat ini ketika umat tak berhukum dengan hukum yang telah Allah turunkan. Terlepas dari itu, musibah bencana alam beruntun tak terlepas dari kerakusan kaum kapitalis yang sewenang-wenang menggerogoti sumber daya alam di negeri ini. Siapa yang patut bertanggung jawab, jelas penguasa negeri ini.

Menyikapi persoalan bencana alam beruntun yang terjadi diberbagai wilayah di Indonesia, maka sudah saatnya kita sebagai hamba yang taat kepada Allah SWT merenung dan bermuhasabah diri di balik semua bencana ini. Sebab, datangnya bencana yang Allah timpakan kepada hambanya sebagai tanda peringatan dan azab betapa selama ini kita telah mengabaikan aturan-Nya dan merusak alam yang dititipkan-Nya.

Pentingnya muhasabah sebagai bentuk bahwa kita benar taat akan syariat-Nya dan menjaga ciptaan-Nya dari tangan-tangan kotor para pengusaha kapitalis. Dengan kita kembali kepada syariat Islam pula maka negeri ini akan terjaga dan rakyat akan sejahtera dan makmur. Untuk itu, bencana silih berganti yang tengah terjadi saat ini adalah isyarat bagi seluruh kaum muslim agar kembali kepada syariat Islam.

Allah Ta'la berfirman yang artinya:

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. ( QS Al-A'raf:96)

Semoga bencana beruntun yang tengah terjadi di Indonesia saat ini segera berakhir. Dan penantian umat atas kerinduannya terhadap khilafah segera terjamah. Wallahu A'lam Bishshowab

Post a Comment

Previous Post Next Post