Wabah Covid-19 : Menampakkan Wajah Rezim Kapitalis!

Oleh : Layli Hawa

Dua pekan berlalu semenjak wabah virus korona yang berasal dari China menyebar di negeri Indonesia. Korban semakin bertambah kian hari, namun penanganan bagi pandemi ini belum membuahkan hasil. 

Sesuai lansiran KOMPAS.com - Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengungkapkan, hingga Rabu (25/3/2020) pukul 12.00 WIB total jumlah pasien Covid-19 di Indonesia mencapai 790 kasus. Angka ini bertambah 105 kasus positif Covid-19 dari satu hari sebelumnya. 

Menghadapi ini Presiden Jokowi menyarankan masyarakat untuk melakukan Social Distancing yang bertujuan agar masyarakat menjaga jarak dalam berinteraksi. Namun nyatanya, tidak mampu membendung aktivitas masyarakat setiap harinya. 

Bahkan Jokowi tidak ragu menyatakan bahwa dirinya tidak berencena melakukan "lockdown" atau karantina wilayah negara untuk mencegah virus Covid-19. Seperti dalam siaran Youtube, beliau mengatakan, "Ada yang bertanya kenapa kebijakan lockdown tidak dilakukan. Perlu saya sampaikan setiap negara punya karakter yang berbeda-beda, budaya yang berbeda-beda, kedisiplinan yang berbeda-beda, oleh sebab itu kita tidak memilih jalan itu," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas terkait pandemi Covid-19 melalui siaran langsung di akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (24/3). 

Pernyataan ini sontak membuat beberapa tokoh menilai lambat kinerja Jokowi dalam menghadapi problem negara. Tidak terkecuali, Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Putu Supadma Rudana mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berkukuh tak mengambil langkah karantina wilayah (lockdown) untuk mengatasi penyebaran virus corona (Covid-19).

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia juga meminta ketegasan Presiden Joko Widodo dalam mencegah penyebaran virus corona. Sebab, fasilitas kesehatan di Indonesia tidak siap menangani lonjakan pasien Covid-19.

Ini membuktikan bahwa lambatnya pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 masih mempertimbangkan perekonomian dan pemasukan negara, dan tidak mementingkan jiwa-jiwa rakyatnya. 

Seharusnya, pemerintah mencontoh sikap Rasulullah sallallahu'alaihi wasallam dalam menghadapi wabah. Mempercepat tindakan dan memutus wabah dengan cara lockdown di wilayah yang menjadi awal wabah. 
Seperti hadits Nabi SAW : 


عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلَا تَدْخُلُوهَا وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا مِنْهَا

Diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau berkata: “Jika kalian mendengar adanya tha’un di suatu daerah, maka jangan memasuki daerah tersebut; dan ketika kalian berada di dalamnya (daerah yang terkena tha’un), maka jangan keluar dari daerah tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim). 

Lockdown juga bertujuan agar masyarakat tidak bepergian ke akses-akses munculnya wabah dan menyebarkan virus ke oranglain. Dan pemerintah memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi korban positif Covid-19, agar tidak sampai membunuh para korban dengan kurangnya pelayanan dan pengobatan yang tepat. 

Sikap lambat pemerintah juga berdampak pada masyarakat dalam menghadapi wabah, seolah wabah Covid-19 tidak berbahaya. Alhasil, banyak masyarakat yang masih bepergian ke akses-akses umum demi kepuasan lahirnya. 
Meskipun pada faktanya tidak ada sesuatu baik buruknya datangnya dari Allah SWT. Akan tetapi dengan adanya takdir itu pula Allah memerintahkan manusia untuk bersabar dan bertawakkal dengan usaha maksimal. 
Sebagaimana contoh yang harus dijadikan teladan dalam rangka tawakkal, ketika seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah sallallahu'alaihi wasallam sikap mana yang harus diambil.


قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ، يَقُولُ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَعْقِلُهَا وَأَتَوَكَّلُ أَوْ أُطْلِقُهَا وَأَتَوَكَّلُ قَالَ ‏ "‏ اعْقِلْهَا وَتَوَكَّلْ ‏"‏

Artinya: Anas bin Malik menceritakan seorang laki-laki yang berkata, "Ya Rasulullah SAW, apakah aku harus mengikat untaku dan bertawakal pada Allah SWT atau melepaskannya dan bertawakal pada Allah SWT?" Rasulullah SAW berkata, "Ikat untamu dan bertawakal pada Allah SWT." (HR At-Tirmidzi).

Wallahu a'lam bishawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post