Kesetaraan Gender

Oleh : Yulyanti 
Aktivis Dakwa

Kesetaraan gender merupakan ide yang di gaungkan oleh kaum kapitalis dimana mereka menganggap kaum perempuan adalah kaum yang tertindas, dan tidak sejajar dengan laki-laki. Mereka menginginkan kesamaan hak perempuan dengan laki-laki disegala bidang, baik politik, ekonomi dan sosial. Apapun yang dilakukan oleh laki-laki, perempuan pun harus bisa melakukannya. Kita lihat sekarang begitu banyak Perempuan yang bekerja dan malah ada yang menjadi pemimpin suatu negara. Padahal Allah menciptakan perempuan dan laki-laki memiliki khas yang berbeda, baik dari bentuk fisik maupun organ tubuh yang tak tampak mata. Perempuan diberi kelebihan oleh Allah, berupa rahim, ia dapat mengandung dan melahirkan sedangkan laki-laki tidak bisa. Sedangkan laki-laki diberikan kelebihan oleh Allah untuk membuahi perempuan sehingga perempuan dapat hamil dan melahirkan keturunan. Perempuan diberi sifat lemah lembut sedangkan laki-laki jantan dan tegas. Sehingga jelas sekali ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan.   
   
Selain itu kesetaraan gender juga akan menyebabkan perselisihan dalam pengurusan rumah tangga dimana didalam pernikahan telah ditetapkan peran dan tugas suami istri. Suami mempunyai kewajiban untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, sedangkan istri bertugas mengurus rumah tangga dan anak-anak. Tetapi dalam pelaksanaanya suami diharapkan dapat membantu meringankan tugas istri dalam hal pengurusan pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak.   
   
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman “Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain (karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan pun ada bagian dari apa yang mereka usahakan. (TQS An-Nisa 32)   
   
Dalam  kitab Daulah Islam, Syaikh Taqiyuddin An.Nabhani mengemukakan, “Hukum asal perempuan adalah ibu dan pengatur rumah tangga” (Ummun wa rabbatul bayt). Perempuan merupakan kehormatan yang wajib dijaga. Sedangkan negara didunia ini kebanyakan memakai sistem kapitalis sekular-liberal yang memandang rendah dan tidak memuliakan perempuan. Perempuan hanya di jadikan sebagai alat eksploitasi dan sapi perah bagi kaum kapitalis.    
   
Kita lihat masa sekarang ini banyak sekali perempuan yang terpaksa bekerja dikarenakan kebutuhan hidup yang tidak dapat dipenuhi oleh suami. Hal ini di picu oleh tinggi nya biaya hidup, mahalnya biaya pendidikan, biaya kesehatan dan harga sembako yang terus naik. Sehingga penghasilan suami tidak mencukupi, dengan dalih meringankan beban suami, istri/perempuan ikut bekerja mencari nafkah yang pada akhirnya lupa akan tugas utamanya mendidik anak dan menanamkan aqidah yang kokoh serta ilmu agama dalam diri anakanaknya. Padahal  keberhasilan anak-anak di masa depan mereka ada ditangan ibu nya.    
   
Sedangkan di dalam daulah Islam, yang menerapkan syariat islam dalam segala aspek kehidupan, negara lah yang memiliki tanggung jawab penuh terhadap pengurusan seluruh rakyatnya termasuk mencukupi semua kebutuhan rakyatnya. Peran pemimpin negara yaitu sebagai Raa'in dan Junnah yakni mengurus dan melindungi rakyatnya. Maka para ibu atau para perempuan tidak perlu ikut bekerja mencari nafkah   
   
Islampun mengatur kepemilikan, yaitu kepemilikan umum dan kepemilikan khusus. Rasulullah sholallahu alaihi wassalam bersabda “kaum muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air dan api. (HR. Abu dawud dan Ahmad). Dalam hal ini untuk tiga perkara tersebut tidak boleh dijadikan kepemilikan khusus sehingga yang hanya boleh mengelola sumber daya alam tersebut hanya negara tidak boleh diberikan kepada swasta, sehingga semua hasil dari pengelolaan tersebut akan masuk ke kas negara sehingga sangat mencukupi untuk memenuhi kesejahteraan rakyat, dengan demikian tidak perlu ada eksploitasi perempuan dengan kedok kesetaraan.   
 
Wallahua'lam bishowab

Post a Comment

Previous Post Next Post