By : Sumiati
Kekuasaan untuk sebagian orang sesuatu yang wah
Tak mudah bagi sahabat Rasulullah saw menerima amanah
Tanggung jawab yang melimpah
Pekerjaan yang membuat lelah
Menangis tersungkur takut
Sesak di dada semakin membuat kalut
Seakan dunia penuh kabut
Takut kelak umat menuntut
Berbeda dengan sistem demokrasi
Berlomba menjadi pejabat tak dipungkiri
Tak mengapa keluar modal melimpah nanti juga kembali
Sikut sana sikut sini kemudian korupsi
Kebahagiaan mereka dikala harta melimpah
Tak mengapa dengan jalan yang salah
Cara yang kian tidak terarah
Yang penting hapy walaupun salah kaprah
Ketika hendak menjabat
Tak lupa pamer shalat
Di tambah tirakat
Tak peduli dikatakan penjilat
Datang kepada ulama cium tangannya
Memuji merendah agar mereka percaya.
Pesantren pun didatanginya
Untuk meraih simpati demi jabatannya
Mereka memimpin rakyatlah yang berjasa
Ketika rakyat menderita penguasa lupa
Keberadaannya dianggap tak ada
Air matanya dianggap dusta
Rintihan diabaikan
Darah mengalir tak dipedulikan
Yang penting membahagiakan tuan
Tak peduli jadi budak belian
Ketika pelantikan tiba
Dukun dikerahkan jua
Rupanya penguasa amnesia
Dengan kisah Firaun yang terkena malapetaka
Ciri orang muslim pandai mengambil pelajaran segera berhenti
Tak mungkin tercebur ke lubang yang kedua kali
Fitrahnya mawas diri
Terhadap perjumpaan dengan Ilahi Rabbi pemilik jannati
Luka ini tak kan terobati
Sebelum Islam kibarkan panji-panji
Janji Allah Swt dan Rasul-Nya pasti
Hamparan hijau surga yang dirindui
Post a Comment