N3 Payakumbuh - Jembatan Ratapan Ibu
Jembatan yang terletak di di jalan Jenderal Sudirman, yang dibangun tahun 1818 dan
memiliki panjang 40 meter dengan arsitektur kuno berupa susunan batu merah
setengah lingkaran yang direkat dengan kapur dan semen tanpa menggunakan tulang
besi.
Sebagai salah satu ikon sejarah
perjuangan Kota Payakumbuh pada saat ini kondisinya sangat memprihatinkan dan
tidak terawat dengan baik. Ini nampak dari banyaknya tumbuhan menjalar yang
bergelayut di jaringan pipa air yang menempel pada jembatan.
Parahnya lagi, di pinggir sebelah barat jembatan tumbuh pohon
beringin setinggi sekitar satu meter lebih. Di khawatirkan apabila beringin ini
bertambah besar maka akarnya akan menembus dan merusak jembatan bersejarah ini.
Ir. Mulyadi Karo Karo, Dosen dan Ketua
Program Studi Management Perkebunan di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh ketika
di konfirmasi www.nusantaranews.net perihal
tanaman beringin di kampus Politeknik Tanjung Pati (20/10) mengatakan,
keberadaan pohon beringin ini sangat
beresiko terhadap struktur Jembatan Ratapan Ibu.
“Pada ujung akar ada namanya Kaliptra
(tudung akar) yang merupakan bagian paling ujung dari akar yang berfungsi
melindungi akar terhadap kerusakan
mekanis pada waktu menembus tanah dan batuan untuk mencari makanan. Ketika pada ujung akar terdapat halangan
seperti batu cadas atau tembok maka kaliptra mengeluarkan enzim seperti cairan
asam yang bisa menghancurkan struktur tembok yang menghalangi perkembangan
akar.”, terangnya.
“Apabila kaliptra sudah masuk ke
dalam celah dan celah itu terisi dengan air maka lambat laun akar akan membesar
dan berkembang serta terus mendesak dan merusak fitur–fitur di sekitarnya yang
nantinya akan menyebabkan keretakan besar pada struktur jembatan”, ulas Ir. Mulyadi
Pemerhati Luak Limopuluah Yudilfan
Habib Dt. Monty sangat menyayangkan kurangnya perhatian pihak terkait terhadap
pelestarian aset situs bersejarah ini. “Apabila ini dibiarkan maka Jembatan
Ratapan Ibu akan rusak dan hancur secara perlahan-lahan. Mungkin nanti jembatan
ini akan menjadi jembatan ratapan kita semua”, ujar tokoh yang biasa dipanggil
Engku Syntal ini