By : Siti Maryam
Banjir adalah Salah satu bencana alam yang paling merusak dan sering kali melanda disebagian Provinsi. Kota Baturaja Kec. Ogan Komering Ulu (OKU). Pada tanggal (7/5) Pukul 08.300 air mulai meluap sampai ke jalan-jalan yang mengakibatkan akses jalan terputus dari arah Kota Baturaja-Ogan atau sebalikny dan tidak hanya merendam jalan-jalan tapi dari kejadian ini mengakibatkan lima kelurahan. Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB, tercatat 1.695 KK terdampak, dan 257 kk mengungsi, untuk kerugian materil terdata kaji cepat antara lain sebanyak 1.695 unit rumah terdampak, 4 unit fasilitas ibadah, satu unit jembatan gantung terputus serta 10 Ha lahan pertanian warga terdampak.
Banjir kembali melanda dan masih menjadi permasalahan yang dihadapi saat ini di sebagian provinsi. Dikota Baturaja ratusan warga mengungsi akibat dampak dari banjir yang melanda di 4 kecamatan, 16 desa & kelurahan. Banjir kali ini disebut sebagai banjir ke-2 terbesar yang melanda Kota Baturaja setelah sebelumnya banjir terjadi pada tahun 1982 yang saat itu banyak memakan korban jiwa.
Menurut Manager Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, Gunalfi Menyebutkan bahwa banjir yang melanda wilayah tersebut dalam beberapa hari lalu disebabkan karena faktor cuaca ekstrem. Dan berdasarkan analisa BMKG diketahui bahwa cuaca ekstrim disebabkan adanya pola shear line atau belokan angin dan konvergensi di wilayah Sumsel bagian Selatan dan Barat yang menyebabkan penumpukan masa udara dan membentuk awan-awan konvektif/hujan di wilayah-wilayah tersebut, termasuk Kabupaten OKU.
Penanganan bencana banjir bandang BPBD OKU Bersama tim gabungan menurunkan personil, peralatan ke lokasi banjir untuk melakukan evakuasi terhadap warga yang terdampak dan pendataan dampak kerusakan banjir. Dalam musibah kali ni menimbulkan dampak tanah longsor di 34 titik wilayah Kecamatan Ulu Ogan. Dan akibat bencana alam ini tercatat ada ratusan rumah penduduk di beberapa Kabupaten OKU terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 1-2 meter bahkan, lebih parah dari yang sebelumnya terjadi pada tanggal 07/05/2024 kemari hanya berjarak 2 pekan saja dari kejadian banjir yang pertama. Parahnya lagi sampai ada rumah penduduk bahkan barang-barangnya hanyut terbawa arus sungai yang deras.
Tidak berselang waktu lama banjir kembali terjadi lagi di daerah Ogan Komering Ulu (OKU) dan tak tanggung-tanggung untuk kali ini Banjir bandang melanda Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Provinsi Sumatera Selatan, Kamis (23/5). Banjir di picu hujan dengan intensitas sangat lebat terjadi selama dua hari 22 s/d 23 Mei merendam delapan kecamatan. Kondisi terkini tujuh kecamatan yang terdampak banjir di Kabupaten OKU banjir berangsur surut sedangkan Kecamatan Paninjauan belum surut hingga kini.
Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian Operasi BNPB korban jiwa akibat banjir menyebabkan sebanyak 6.244 Kepala Keluarga atau 29.312 jiwa terdampak. Kerugian material 6.830 unit rumah terdampak, tujuh unit rumah rusak berat, sembilan unit rumah rusak ringan, lima unit kios terdampak dan dua unit Jembatan terdampak.
Adapun lokasi terdampak banjir meliputi Kelurahan Tanjung Agung, Saung Naga, Batu Kuning, Desa Tanjung Karang, Karang Agung, Laya, Karang Endah, Pusar, Suka Maju, Batu Putih di Kecamatan Baturaja Barat. Kelurahan Sekarjaya, Baturaja Lama, Kemala Raja, Air Paoh, Sukajadi, Pasar Baruh, Desa Tanjung Kemala, Tanjung Baru, Terusan di Kecamatan Baturaja Timur. Desa Banu Ayu, Tanjung Dalam, Lubuk Batang Lama, Lubuk Batang Baru, Belatung, Karta Mulya, Gunung Meraksa di Kecamatan Lubuk Batang. Desa Kepayang, Belimbing, Kedondong di Kecamatan Peninjauan. Desa Penyandingan, Lubuk Leban di Kecamatan Sosoh Buay Rayap. Desa Karang Lantang, Lubuk Tupak, Muara Sae, Lontar, Kemala Jaya di Kecamatan Muara jaya. Desa Pengaringan, Banjar Sari, Pandan Dulang, Kebun Jati, Sleman, Tubohan, Raksa Jiwa, Sukarami, Batang Hari, Ulak Pandan, Keban Agung, Singapura, Nyiur sayak, Suka Merindu, Padang Bindu, Bedegung, Panggal-panggal, Tanjung Kurung di Kecamatan Semidang Aji. Desa Bumi Kawa, Negeri Ratu, Sundan, Segara Kembang, Tualang, Gedung Pekon, Sukarajadi Kecamatan Lengkiti. Menurut keterangan Kapolres OKU imam Zamroni di Baturaja “Untuk Kecamatan Ulu Ogan tercatat satu ada satu unit rumah hanyut, 60 unit rusak berat ddan 77 Unit Rusak ringan,’’ katanya.
Jika dilihat dari korban yang terdampak bajir pertama dan ke-2 ini tentu saja ada perbedaan yang sangat signifikan baik secara segi kerusakan dan akibat dari arus airnya. Salah satu ada hal yang selalu menjadi pertanyaan. Manakah konsep yang benar antara naturalisasi versus normalisasi?. Tanpa perlu mencari konsep mana yang paling benar, kami meninjau dari aspek hidrologi dalam ilmu keteknikan untuk mengatasi banjir. Dari pandangan hidrologi, ada tiga air yang berperan dalam banjir pada kota-kota yang berada di tepi sungai. Pertama, air sungai yang berasal dari hujan yang turun di daerah aliran sungai (DAS) yang mengalir melewati daerah atau kota. Air ini bervolume sangat besar. Debitnya dapat mencapai ratusan bahkan ribuan meter kubik per detik, tergantung luas DAS dan curah hujan.
Air jenis ini juga mengalir dengan kecepatan cukup tinggi, jika kapasitas alir sungai tidak mencukupi akan terjadi luapan yang mengakibatkan banjir.
Ternyata ada beberapa faktor Penyebab terjadinya banjir bandang tersebut.
1. Curah Hujan Tinggi
Dengan Tinnginya curah hujan yang terjadi, maka akan berdampak pada peningkatan dan volume air yang ada didaratan. Dan apabila air tersebut air tersebut tidak mampu diserap tanah dengan maksimal atau di alirkan ke sungai, maka akan sangat berbahaya dan menjadi genangan2-genangan air yang memicu penyebab terjadinya banjir bandang.
Terutama jika lokasi dari terkumpulnya air tersebut berada didaerah tinggi. Tentu akan berdampak menghancurkan bagi daerah yang ada dibawahnya.
2. Membuang Sampah Sembarangan
Penyebab terjadinya banjir bandang yang satu ini tidak perlu diragukan lagi. Kebiasaan buruk dalam membuang sampah sembarangan suda pasti akann memberikan dampak buruk bagi lingkungan. Selain tercemarnya lingkungan dan menjadi kotor,jenis sampah seperti sampah plastik akan membuat aliran sungai akan terhambat apabila ada sampah yang tersangkut.
Ketika sampah-sampah tersangkut, maka aliran sungai akan berhenti atau terhambat dan volumenya akan semakin besar. Saat volume semakin besar,maka akan berpotensi dapat menimbulkan dampak berupa tekanan yang sangat besar.
3. Penebangan Hutan Liar
Hal ini juga sudah menjadi hal yang cukup penting diperhatikan. Mengingat pohon memiliki fungsi dalam meresap air yang jatuh ke tanah. Apabila air hujan tersebut tidak dapat diserap dengan sempurna, maka akan meningkatkan risiko banjir bandang, terutama jika pusat dari banjir tersebut ada di perbukitan.
Selain banjir yang besar, ketika pohon ditebang secara liar, maka akan menimbulkan risiko terjadinya longsor. Hal ini karena salah satu faktor dari longsor adalah tidak mampunya tanah menahan beban dari air yang terus menerus menerpa. Hal ini akan semakin parah jika lokasinya berada di sekitar tebing yang cukup curam.
4. Bangunan didaerah Resapan Air
Ketika banyak sekali bangunan penduduk di daerah yang seharusnya menjadi lokasi resapan air, makan akan berpotensi menimbulkan aliran air yang besar dan sangat kencang ketika hujan deras tiba. Kondisi tersebut dapat seakan-akan membuat lokasi pemukiman dan jalan-jalan yang seharusnya menjadi resapan air seakan-akan sebuah selokan, yang justru mempercepat laju adari aliran air hujan tersebut, dan yang pasti dalam volume yang besar.
5. Faktor tinggi rendahnya daratan
Faktor tinggi rendahnya daratan juga menjadi faktor yang sangat besar dalam menjadi penyebab terjadinya banjir bandang. Mengingat, ketika air turun dari dataran yang lebih tinggi tentunya akan semakin laju ketika menuju kebawah. Hal ini yang harus diwaspadai, karena kuatnya arus air tersebut bahkan bisa menghancurkan tembok-tembok rumah.
6. Volume Air Yang Sangat Besar
Masih ingat dengan jebolnya tanggul situ gintung? Hal tersebut cukup membekas di sekitar masyarakat khususnya di daerah Banten. Kedahsyatan dari air yang tiba-tiba menerjang pemukian sangat merugikan tidak hanya dari segi materi namun juga dari nyawa manusia yang melayang begitu saja. Memang, tidak ada yang tahu rencana Tuhan, namun ada baiknya jika dalam memilih tempat tinggal, untuk menghindari lokasi yang ditakutkan memiliki risiko mendapat tekanan atau aliran air dari atas.
Semakin tinggi lokasi air memang memberi dampak merusak bagi lokasi yang ada di bawahnya, dan bayangkan, ketika lokasi air tersebut ada di atas dan memiliki volume yang sangat besar. Tentu hanya butuh waktu sekejap saja untuk melenyapkan kehidupan yang ada di bawahnya.
Mungkin penyebab terjadinya banjir bandang di atas tadi bisa menjadi sebuah peringatan, terutama terhadap kebiasaan-kebiasaan yang buruk sehari-hari, yang tentunya bisa sangat merugikan bagi lingkungan. Jadi, jangan lupa menjaga lingkungan agar terhindar dari banjir bandang.
7. Erosi Tanah Dan Pendangkalan Sungai
Erosi merupakan peristiwa berpindahnya bagian tanah dari satu tempat ke tempat yang lain melalui air,angin dan es. Proses erosi ini teidiri atas tiga bagian,yakni pengelupasan,pengangkutan dan pengendapan. Secara umum, erosi dapat menyebabkan kerusakan di tempat lejadian, luar kejadian maupun tempat hasil pengendapan erosi.
a. Kerusakan tanah ditempat terjadinya erosi
Berikut beberapa dampak kerusakan tanah akibat erosi:
Hilangnya lapisan tanah yang baik bagi akar tanaman
Hilangnya unsur hara dan rusaknya struktur tanah
Turunnya produktivitas tanah yang tidak dapat dipergunakan kembali untuk produksi
Kerusakan bangunan konservasi Kurangnya pemasukan pemilik atau penggarap lahan tanah.
b. Kersakan tanah di luar tempat terjadinya erosi
Akibat yang diterima oleh daerah penerima hasil erosi ialah:
Adanya lumpur dan pendangkalan waduk, sungai, saluran, maupun badan air
Tertimbunnya lahan pertanian, jalan, dan sebagainya
Hilangnya mata air dan buruknya kualitas air
Merusak ekosistem perairan untuk ikan, terumbu karang, dan satwa lain yang hidup di air
Meningkatkan frekuensi dan masa kekeringan Meningkatkan frekuensi dan besarnya banjir.
c. Pengendapan Erosi
Berikut beberapa dampak pengendapan tanah akibat erosi:
Pendangkalan sungai akibat erosi dapat menyebabkan banjir karena menurunnya kapasitas sungai
Menurunnya kualitas tanah subur yang menjadi rusak
Perlu biaya lebih untuk membersihkan air yang terendap tanah erosi
Mengurangi fotosintesis tanaman air akibat keruhnya air. Pada sisi lain, polusi sedimen dapat memberi pengaruh baik, apabila terjadi pengendapan pada tanah yang subur, misalnya pada tanah aluvial di sekitaran sungai.
Menurut KBRN,Tolitoli: Pendangkalan sungai terjadi karena adanya pengendapan partikel padatan yang terbawa oleh arus Sungai, partikel ini dapat berupa sampah dan yang terutama partikel tanah akibat erosi yang berlebihan, Upaya teknis yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan pendangkalan sungai akibat endapan lumpur (Sedimentasi) yang besar yakni pelarangan mendirikan bangunan di bantaran Sungai, melakukan pengerukan dan normalisasi, tidak membuang sampah di sungai, hingga penghijauan daerah hulu sungai. Untuk itu perlu penangan serius dari pemerintah setempat agar tidak terjadi banjir bandang kembali, yaitu dengan cara menormalisasi aliran sungai Ogan dan sekitarnya.
Apa Itu Normalisasi Sungai
Normalisasi sungai adalah kegiatan untuk memperbaiki dan mengembalikan fungsi sungai secara normalnya. Tujuan dari normalisasi sungai adalah untuk memperlebar badan sungai, merapikan bentuk sungai, dan mengeruk kedalam sungai supaya memiliki daya tampung yang ideal dalam menampung volume dan debit arus air. Normalisasi sungai umumnya berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan dalam suatu negara. Normalisasi sungai menjadi salah satu langkah untuk menanggulangi bencana banjir. Normalisasi sungai erat kaitannya dengan betonisasi. Namun sesungguhnya normalisasi sungai juga mencakup konsep naturalisasi untuk menghijaukan kembali bantar sungai.
Metode Normalisasi Sungai
Proyek normalisasi sungai dilakukan untuk menambah daya tampung sungai agar tidak terjadi penumpukan volume air di titik tertentu. Proyek ini biasanya diterapkan pada sungai yang bagian hulunya tidak ada bangunan penampung air. Dengan dilakukannya normalisasi sungai, air dari hulu bisa mengalir lancar menuju muara. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 28/PRT/M/2018 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau menetapkan bahwa garis sempadan sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan berjarak 10 meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai dengan kedalaman sungai kurang dari atau sama dengan 3 meter, 15 meter, 20 meter, 30 meter.
Baturaja (ANTARA)- Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU),Sumatera Selatan,menormalisa anak sungai di kelurahan Sekarjaya,Kecamatan Baturaja Timur,untuk mengantisipasi bencana banjir saat musim hujan. Menurur pejabat Oku Teddy Meilwansyah di Baturaja,Selasa menyatakan bahwa normalisasi yang dilakukan sebagai upaya pencegahan banjir dikawasan padat pemukiman penduduk yang menjadi langganan banjir.
“Normalisasi sungai sudah berjalan sejak beberapa waktu lalu dimana total panjang anak sungai yang akan di normalisasi sepanjang 1.700 meter dan baru direalisasikan pada tahun 2023 sepanjang 300 meter dan akan dilanjutkan kembali pengerjaannya pada tahun anggaran 2024 dengan panjang mencapai 1.400 meter.
Akan tetapi solusi yang diberikan oleh negara saat ini jika dilihat secara praktiknya proyek normalisasi sungai hanya dilakukan untuk daerah-daerah yang memang rawan terdampak banjir saja sedangkan untuk daerah yang tidak rawan banjir malah tidak dilakukan normalisasi sungai akibatnya terjadilah pendangkalan sungai yang jika terjadi secara terus-menerus akan mengakibatkan aliran sungai menjadi menyembit anak sungainya akan ikut menghilang dan inilah yang menyebabkan sungai tidak mampu menampung limpasan air yang sangat besar jika curah hujan ekstrim melanda daerah di sepanjang aliran sungai tersebut.
Karena menjadi topik hangat di berbagai media, benarkah banjir yang terjadi semata karena curah hujan? Atau ada penyebab lain terkait banjir? Bagimana islam memberikan solusi agar banjir tidak terus terulang.
Solusi Islam
Pembangunan yang terus terjadi pada saat ini tidaklah tepat sasaran dan tanpa memikirkan aspek fungsionalnya untuk umat sedangkan didalam islam. Negara tidak akan melakukan pembangunan jika itu mengakibatkan alih fungsi lahan dan hanya memenuhi kepentingan segelintir orang atau kelompok demi meraih pertumbuhan ekonomi. Dalam membangun negara harus mempertimbangkan aspek pengelolahan lahan yang bersifat universal.
Sebaliknya, bencana yang terjadi saat keseimbangan alam terganggu oleh aktivitas manusia. Allah Swt. Berfirman,
“Telah tampak keruskan di darat dan di lautan akibat perbuatan tangan manusia. Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka agar mereka ke jalan yang benar.”
(QS Ar-Rum:41).
COMMENTS