Sanggar Seni Sumbar: Warisan Budaya dalam Pertunjukkan "Carokan Nan Alah Tacaro"


Padang - Sanggar Seni Sumbar yang didukung oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III merakit warisan budaya dalam karya tari dan musik melalui pertunjukkan seni dengan tema "Carokan Nan Alah Tacaro" di UPTD Taman Budaya Sumatera Barat pada (9/12/2023) pukul 20.00 WIB.


"Persiapan serta penggarapan karya ini sudah dilakukan dalam dua bulan terakhir demi menyuguhkan pertunjukan menawan bagi penonton", kata Komposer Sanggar Seni Sumbar, Ade M.M.


Ia menjelaskan "Carokan Nan Alah Tacaro" menyuguhkan tiga pertunjukkan karya tari dan dua karya komposisi musik, yaitu karya tari Hoyak Hepta, Dakak Badakak si Tangkelek Merah dan Bailau. Kemudian dua karya musik komposisi yaitu Gurau Dua Malam dan Sound of Minangkabau.


"Secara keseluruhan pertunjukkan ini melibatkan 32 orang untuk panitia dan pemain. Orang-orang yang terlibat ini merupakan mereka yang berada dalam berbagai disiplin ilmu dan bidang seni yang berbeda", ungkap Marlon Brando yang merupakan Pimpinan Produksi pertunjukkan ini.


Menurutnya, terlibatnya berbagai disiplin bidang seni ini sangat memberikan aspek dan pengaruh yang sangat luar biasa dalam menyukseskan pertunjukkan.


"Saya berterima kasih kepada segenap tim dan panitia yang terlibat terutama kepada Ikatan Mahasiswa Riau, UKM Seni UPGRI Sumbar, Ikatan Pelajar Mahasiswa Siak, dan juga Bunga Padi Official yang terus membersamai proses hingga terselenggaranya acara ini", lanjutnya. 


Karya Tari dalam sebuah pertunjukkan panggung adalah kerja kolektif antara Koreografer dan Komposer dengan segenap elemen yang termasuk di dalamnya. Kemampuan dalam mengolah setiap gerakan dan instrument musik menjadi sesuatu yang memberikan luasnya multitafsir bagi penonton yang menyaksikan pertunjukkan tersebut. 


Tari kreasi daerah merupakan bentuk seni yang mengagumkan, diciptakan sebagai wujud ekspresi budaya yang sangat penting bagi pelestariannya. Secara garis besar, tari kreasi dibagi menjadi dua, yakni tari kreasi berpola tradisi serta tari kreasi baru.

Tari kreasi pola tradisi mengikuti kaidah tarian yang berlaku, seperti iriangan musik maupun gerakannya sedangkan tari kreasi baru sifatnya modern karena sudah terlepas dari aturan baku yang ada pada tari tradisional. Sanggar Seni Sumbar menyuguhkan keduanya.


Sanggar Seni Sumbar berhasil memberikan sebuah pertunjukkan karya tari dan musik melalui Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan Tahun 2023. Meskipun turun hujan, pertunjukkan ini tetap dibanjiri oleh penonton. Ikut pula disaksikan oleh berbagai sanggar seni yang ada di Kota Padang dan beberapa seniman senior di antaranya, Maestro Tari Ery Mefri (Nan Jombang Dance Company), Rizal Tanjung (Penyair sekaligus Pimpinan Lembaga Kesenian Old Track Teater), Armeynd Sufhasril (Penggiat Teater, Seniman Sumatera Barat), Mila K Sari (Sutradara Teater Perempuan), dan banyak lagi. Kepala BPK Wilayah III Provinsi Sumatera Barat, Undri beserta perwakilan Dinas Pariwisata Kota Padang, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang, UPTD Taman Budaya Sumatera Barat, Ragdi F Daye juga menghadiri pertunjukkan ini. Pertunjukkan ini juga ikut didukung oleh Era Dance Theatre Singapore dan Perkumpulan Komposer se-Asia Tenggara.

 

"Carokan Nan Alah Tacaro ini merupakan sebuah pertunjukkan seni yang berbasis pada kebudayaan, kebiasaan, tata cara dan tradisi dalam kehidupan kita bersama khususnya di Sumatera Barat ini. Maka kami mengangkat beberapa untuk digarap menjadi sebuah karya", ungkap Kamilia Maghfudzah koregrafer Sanggar Seni Sumbar saat memberikan kata sambutan.


Ia menjelaskan bahwa karya tari yang disuguhkan ke penonton itu adalah kesenian tradisi yang diolah menjadi bentuk baru menyesuaikan era. 


"Kami mengambil tradisi lisan Bailau, warisan benda budaya tarompa tangkelek dan sebuah tari yang berbasis pada gerakan-gerakan randai yang kami rangkai dalam karya Hoyak Hepta", ungkap Emil.


Hal ini juga dikonfirmasi oleh Armeynd Sufhasril sebagai seorang Sutradara dan pelaku seni. Ia menjelaskan bahwa koreografer dan komposer dalam pertunjukkan ini berhasil memberikan suguhan karya yang bisa dinikmati oleh berbagai kalangan karena kekuatan pengolahan tradisi yang dikemas kekinian dan lebih dinamis. 


"Seni tradisi yang kita kenal membosankan dan lemah berubah menjadi sangat excited dan enak serta berhasil. Sesuai dengan kebutuhan milenial dan gen-z pada masa ini, saya melihat bahwa Sanggar Seni Sumbar bisa menjadi satu grup baru yang akan menjadi penerobos seni tari generasi kedua di Sumatera Barat", ungkap sutradara dan penyair tersebut.


Maestro Tari Ery Mefri juga menjelaskan bahwa Sanggar Seni Sumbar berhasil mengawinkan seni tari dan musik, bukan hanya dari segi pertunjukkan tapi juga lintas kebudayaan antar etnis. 

Menurutnya, Sanggar Seni Sumbar sebagai pelaku seni sudah memenuhi kebutuhan pertunjukkan dengan sangat bagus. 


"Tentu bukan hal mudah untuk sampai dititik ini, pertunjukkan ini saya pikir sudah menjadi sebuah tangga bagi Sanggar Seni Sumbar untuk berada di level berikutnya. Kita memang memerlukan orang-orang yang terus berproses" katanya.


Tidak sampai di situ, sebuah pertunjukkan tari juga memerlukan laku dramatik untuk menghayati dan menunjukkan gerakan secara ekspresif dan luwes. Hal ini akan menambah kesan emosional kepada pelaku ataupun penonton. Hal ini juga disampaikan oleh seniman teater Rizal Tanjung. 


"Penari maupun pemusik juga harus bisa memberlakukan laku dramatis dalam setiap perjalanan karyanya. Instrument ini jelas akan memberikan warna yang lebih pekat bagi pemaknaan setiap gerakan dalam tari dan nada dalam musik. Para penari dan pemusik harus punya perasaan seperti itu", terangnya.


Seniman harus punya dasar terhadap apa yang dilakukan dan diciptakan. Sebab selain menjadi pelaku ataupun pemain, juga ia juga menjadi penerjemah ragam gerak dan nada dalam karyanya, agar makna karya itu sampai ke penonton. Selain itu juga dituntut untuk terus reproduktif dan kreatif.


"Saya sangat mengapresiasi setiap kerja keras dan proses yang sudah dilakukan, saya percaya ini adalah hasil yang sesuai untuk sebuah kegigihan itu", tambah Undri Kepala BPK Wilayah III Provinsi Sumatera Barat.

Post a Comment

Previous Post Next Post