Maraknya Mega Proyek , Menyisakan Jalan yang Berlubang


Rosita

Aktivis Dakwah 



Jalan selain bagian dari infrastruktur yang penting karena berfungsi untuk penghubung antara satu wilayah ke wilayah lain, juga merupakan pendukung perputaran ekonomi suatu daerah. Bahkan keberadaannya menjadi hal utama terwujudnya kenyamanan serta keamanan bagi individu masyarakat dan moda transportasi seperti motor dan mobil. Maka dapat dibayangkan jika jalan itu rusak yang terkena imbasnya tentu masyarakat sekitar dan para pengendara yang melintasi jalan tersebut.


Sudah hampir 4 tahun jalan raya Narawita yang berada di Kampung Ciseureuh, Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung mengalami kerusakan, meskipun anggaran hampir setiap tahun turun dari pemerintah. Tetapi dikarenakan anggaran yang turun hanya sebagian, bahkan tergolong minim menyebabkan perbaikan jalan tidak bisa dilakukan secara menyeluruh. Tutur Holidin Kepala Desa Narawita. 


Tersendatnya perbaikan jalan tersebut menyulut protes warga dengan membuat spanduk-spanduk yang dipasang sepanjang jalan Narawita, bahkan foto-foto spanduk tersebut sempat menyebar dan viral di dunia maya. Untuk meredam aksi protes warga, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) akan memprioritaskan dan sudah diagendakan perbaikan jalan tersebut di tahun 2024. (Kompas.com, 12 Desember 2023) 


Sebelum Desa Narawita viral, kerusakan jalan terjadi pula di Parken Desa Nagrak, Desa Rancamanyar, jalan Pangalengan-Pintu. Menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Mochamad Ridwan, bahwa terdapat jalan rusak itu yakni 78,83 kilometer rusak berat, 54,5 kilometer rusak sedang, dan 45,19 kilometer rusak ringan dan berdasarkan hasil hitungan untuk kondisi jalan stabil membutuhkan anggaran Rp9 triliun. (Kompas.com, 29 Juli 2023) 


Menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Bandung Barat, Muhammad Ridwan keterlambatan penanganan jalan rusak diakibatkan terbentur oleh ketersediaan anggaran daerah, dikarenakan adanya pandemi Covid-19 dan juga pendapatan yang mengalami penurunan di tahun 2020, 2021,dan 2022. (detikjabar, 18 Oktober 2023)


Secara umum, kerusakan jalan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya air, perubahan suhu, cuaca, temperatur udara, material konstruksi perkerasan, kondisi tanah dasar yang tidak stabil, proses pemadatan di atas lapisan tanah dasar yang kurang baik dan tonase atau muatan kendaraan-kendaraan berat yang melebihi kapasitas. Secara khusus, kerusakan jalan  dipengaruhi oleh kebijakan negara yang bersifat sistemik. Contohnya adalah pemberian izin kepada para pemodal untuk mengalihfungsikan lahan dari persawahan, perkebunan, hutan menjadi industri, perumahan elit, pabrik, mall, jalan tol, bandara, dll. Imbas dari alih fungsi lahan ini selain kerusakan dan bencana alam juga hilangnya mata pencaharian  masyarakat yang bergantung pada alam.


Lebih dari itu, dengan penerapan sistem ekonomi berbasis kapitalisme sekuler oleh negara telah merenggut peran penguasa yang mestinya sebagai pengurus dan pelayan rakyat menjadi pelayan kapital dan korporat.


Sistem kapitalisme sekuler adalah pangkal berbagai persoalan tak terkecuali pembangunan jalan. Pasalnya negara memberi kebebasan pada para kapital untuk mengalihfungsikan ruang hidup publik dengan dalih kemaslahatan rakyat tanpa memperhatikan dampak buruk bagi masyarakat kedepannya. Alhasil masyarakat harus menunggu lama untuk mendapatkan perhatian dan fasilitas yang baik dari negara. 



Berbeda dengan sistem Islam. Dalam sistem ini infrastruktur jalan merupakan kebutuhan publik yang harus dipenuhi dan dibiayai oleh negara. Adapun sumber pendanaannya berasal dari kas negara yang pemasukannya berasal dari pengelolaan sumber daya alam yang dikelola oleh negara seperti tambang, hutan, laut, sumber air, dsb.


Negara akan menjalankan tugasnya tanpa melibatkan pihak luar atau asing dalam memperbaiki fasilitas umum. Selain itu penguasa akan menilai kebutuhan mana yang paling urgen yang benar-benar dibutuhkan masyarakat.  Maka hal itulah yang akan diutamakan baik dari segi pendanaannya maupun dari segi pelaksanaannya. 


Selain itu penguasa dalam sistem Islam akan lebih peka terhadap apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Tidak perlu menunggu bertahun-tahun dan tidak perlu menunggu datangnya aduan atau protes dari rakyat untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak. Karena pemimpin yang berlandaskan aqidah Islam memiliki rasa takut terhadap Allah Swt. atas apa yang diperbuatnya dan juga amanah yang diembannya. “Seorang kepala negara adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan dimintai pertanggungjawabannya perihal rakyat yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)


Salah satu contoh pelayanan dan perhatian penguasa Islam adalah pemerintahan di masa Khalifah Umar bin Al-Khattab ra. Beliau dikenal sosok pemimpin yang cerdas dan tegas dalam menghadapi persoalan yang terjadi. Tanggung jawabnya mengatur kepentingan masyarakat tak lantas mengabaikan hak makhluk hidup lainnya. Ketika ada jalan rusak atau berlubang, Umar ra. akan bersegera memperbaikinya agar pengguna jalan atau hewan yang melintasinya tidak celaka. Itulah kesempurnaan Islam, bukan hanya manusia saja yang diperhatikan keselamatannya tetapi juga makhluk yang lain seperti hewan. Maka sudah selayaknya Islam sebagai agama yang sempurna untuk mengurusi semua permasalahan yang ada di muka bumi ini termasuk fasilitas umum. Karena sesungguhnya dengan penerapan Islam secara menyeluruh akan mendatangkan rahmat bagi seluruh alam.


Wallahua'lam bishawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post