Ibu, Faktor Penting Membentuk Pemuda Berkepribadian Islam

 

Di hadapan sekitar 64 peserta yang hadir, Ustadzah Anah, S.Pd., menegaskan ibu mempunyai peran penting dalam membentuk pemuda berkepribadian Islam.

“Ibu menjadi faktor penting dalam membentuk pemuda berkepribadian Islam,” ungkapnya dalam kajian bulanan Muslimah Perindu Surga: Peran Ibu Mengatasi Krisis Adab Remaja dan Pelajar Indonesia, Ahad, (11/12/2022), di Musholla Ash Shiddiq Mekarsari, Cimanggis Depok.

Ia pun melanjutkan, ibu yang mumpuni akan melahirkan generasi yang mumpuni. “Ibu pencetak generasi mumpuni itu antara lain memiliki keimanan dan ketakwaan tinggi, memahami bahwa anak adalah amanah dari Allah SWT, memiliki rasa kasih sayang yang besar, memahami anak adalah aset perjuangan dan masa depan umat, memiliki ilmu tentang konsep pendidikan anak, dan menjadi ibu yang peduli umat,” jelasnya yang juga sebagai Praktisi Pendidikan.

Sehingga menurutnya akan melahirkan pemuda Muslim yang memiliki profil Istimewa yakni sebagai hamba Allah (QS adz  Dzariyat:56), pemimpin bertakwa (QS al-Baqarah:30), kepribadian lurus atas fitrah (QS ar Ruum:30), tangguh kuat dan berkualitas (QS an Nisa:9), penegak amar makruf nahyi munkar (QS Ali Imran:110).

Adapun faktor-faktor yang menguatkan profil pemuda Muslim yaitu akidah yang kuat, keterkaitan akidah dengan pilihan jalan hidup (pengatur amal), kelengkapan tsaqofah dan pemahaman syariah, masyarakat kondusif sebagai pelaku amar makruf nahyi munkar (peduli), negara berkarakter ro'in dan junnah serta penerap syariah kaffah,” tegasnya.

Lanjutnya, “Contoh profil istimewa pemuda muslim dalam peradaban Islam menurutnya antara lain yaitu Muhammad bin Idris Asy Syafii (767-830 M), Muhammad bin Ismail Al Bukhari (810-870 M), Muhammad Al Fatih (Sultan Mehmed II).”

Ia pun menegaskan pentingnya peran seorang ibu itu karena melihat potret buram pemuda zaman now terus bertambah baik di lingkungan sekolah dan di lingkungan sosial masyarakat. Seperti bullying pelajar terhadap teman sekolahnya, bullying pelajar terhadap seorang nenek, narkoba, tawuran dan seks bebas.

Bahkan menurutnya,”Berdasarkan data KPAI melaporkan 84% pelajar mengalami kekerasan di sekolah. Dari 445 kasus yang ditangani sepanjang 2018 sekitar 51,2% di antaranya merupakan kasus kekerasan fisik, seksual, maupun verbal. Pelakunya selain guru juga sesama pelajar. Dahulu remaja nakal identik dengan saling mencela secara verbal, kini celaan bisa berubah menjadi pembunuhan atau kematian.”

Akar masalah sebenarnya menurutnya semua itu dipengaruhi sistem sekuler liberal, buah dari diterapkannya ideologi atau pandangan hidup kapitalisme. Agama tampak asing di kalangan remaja karena kehidupan saat ini sengaja dijauhkan dari aturan Islam. Para remaja justru lebih dekat dengan budaya liberal dan hedonis,” pungkasnya.[] Eva

Post a Comment

Previous Post Next Post