KEPEDULIAN PENGUASA TERHADAP TRAGEDI HALLOWEEN DI KORSEL TAK SEBANDING DENGAN KEPEDULIAN KEPADA RAKYAT SENDIRI


By : Serla Anggraini
Baru-baru ini kabar yang sedang hangat diperbincangkan berasal dari Negara Gingseng, Korea Selatan. Pasalnya perayaan Halloween yang tengah terjadi dinegara tersebut telah merenggut nyawa ratusan manusia yang merayakannya, seperti yang diketahui bersama bahwa penyebab kematian para korban didasari pada wilayah jalan yang mengalami overload akibat dipadati dengan ribuan manusia yang turut merayakan perayaan Halloween tersebut. Pecahnya perayaan ini juga merupakan bentuk apresiasi masyarakat sekitar setelah 2 tahun tidak dapat menggelar acara perayaan seperti ini akibat pandemi Covid-19.
Kejadian serupa juga sempat menimpah tanah air beberapa waktu lalu, di Indonesia sendiri jatuhnya para korban disebabkan karena terjadinya kericuhan antar supporter sepak bola, yang mengakibatkan bentrok besar-besaran sehingga menimbulkan puluhan bahkan mencapai angka ratusan korban. 
Dari kedua kejadian diatas, maka dalam hal ini respon pemerintah menjadi fokus utama masyarakat, yang dimana respon pemerintah terkait kejadian duka yang menimpa sepak bola tanah air tidak sesuai dengan respon yang pemerintah berikan terkait kejadian Halloween ini, padahal dalam hal ini seharusnya pemerintah mampu memberikan respon positif yang lebih terkait kejadian duka yang menimpa masyarakat di negeri ini, namun sayangnya respon pemerintah tidaklah demikian, malahan saat ini pemerintah seolah mengalami duka yang amat dalam atas kejadian yang menimpa Negara lain. Hal ini tidaklah salah jika akibat kejadian duka tersebut pun bukan sebuah kesalahan, namun nyatanya kejadian duka itu bisa sampai terjadi hal ini juga disebabkan karena kesalahan manusia itu sendiri. 
Hal ini membuktikan bahwa syari’at dan aturan Islam merupakan sebaik-baiknya peraturan bagi manusia, Islam melarang adanya ikhtilat tanpa keperluan yang syar’i dan hari ini efek negatif dari ikhtilat itu pun terlihat dengan kedua kejadian diatas, sebenarnya peraturan yang Allah ciptakan itu akan membawa kebaikan bagi seluruh alam apabila diterapkan dengan sempurnah dan menyeluruh, namun sayangnya saat ini banyak dari manusia yang mengkerdilkan peran Allah sehingga memandang bahwa Allah itu hanya berhak atas hal peribadatan bukan hal peraturan apalagi kehidupan dunia, semua ini merupakan bentuk nyata dari kerusakan sistem kapitalisme yang saat ini sedang menguasai dunia.
Keadaan negeri ini bahkan dunia mungkin akan jauh lebih buruk lagi jika sistem kapitalisme ini tetap menjadi satu-satunya opsi yang diterapkan dalam kehidupan, hari ini mungkin saja hanya ratusan yang meninggal namun nantinya tidak akan menutup kemungkinan bahwa jutaan orang juga bisa mengalami penderitaan dan kerusakan. 
Islam merupakan satu-satunya alternatif terbaik yang dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang seperti ini, jika saja aturan Allah yang tertuang didalam Al-ur’an dan Sunnah Sunnah Rasulullah SAW di terapkan maka sudah dapat dipastikan bahwa dunia akan mengalami keberlimpahan berkah dan kesejahteraan. Namun Islam tidak serta merta dengan mudah diterapkan begitu saja tanpa adanya control dari pemerintah, untuk menerapkan syariat Islam secara kaffah juga dibutuhkan andil dan peran pemerintah yang berkuasa didalamnya, dan hal ini akan sulit didapatkan jika sistem yang berlaku saat ini masih tetap eksis dan diterapkan di dunia ini. 
Sehingga hal ini pula yang menjadi tanggung jawab lebih bagi para pengemban dakwah untuk menyuarakan kebenaran dan menggiring masyarakat kembali kepada fitrahnya, langkah awal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi saat ini ialah dengan cara memperbaiki pemikiran umat terlebih dahulu, apabila umat telah memiliki pemikiran yang baik maka niscaya aktivitas-aktivitas dan tindakan umat juga akan berdasarkan pada kebaikan.
Semoga Allah mempermudah perjuangan para pengemban dakwah dan Allah perkenankan kita semua untuk hidup dengan peraturan Islam yang sempurna.
Wallahua'lam bishawab

Post a Comment

Previous Post Next Post