Hancurnya Moral Anak-Anak Indonesia, Islam Punya Solusinya


Oleh: Ayunin Maslacha
(Pemerhati Remaja)

Video amatir yang menunjukkan seorang remaja menendang seorang nenek diduga ODGJ di Tapanuli Selatan sangat mengiris hati. Video tersebut viral dan mendapat kecaman dari para netter Indonesia. Kasus kekerasan yang dilakukan anak-anak atau remaja di Indonesia bukan sekali ini terjadi. Ada banyak sekali tindak kriminalitas yang dilakukan anak-anak bahkan sampai merenggut nyawa korban.

Padahal negara, melalui amanat Perpres Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter, bahwa satuan pendidikan bertanggung jawab untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). 

Melihat begitu banyak tindak kriminalitas yang dilakukan oleh anak-anak dewasa ini, menunjukkan bahwa institusi pendidikan, keluarga dan masyarakat masih lemah dalam menjalankan peran mereka sebagai pembentuk karakter baik dalam diri anak-anak Indonesia. Hal ini terjadi mungkin saja karena peran ketiganya tidak berfokus pada orientasi yang benar.

Orientasi yang benar dalam membentuk karakter seorang anak manusia harusnya dengan memperhatikan perkembangan biologis dan psikisnya. Ketika perkembangan biologis anak sudah pada tahap mempu memikirkan hal-hal baik dan buruk, maka disitulah perlu memberikan informasi yang benar terkait baik dan buruk dalam semua hal. Parameternya tentu dengan standar dari Pencipta manusia itu sendiri. Seperti sebuah benda yang diciptakan, hanya penciptanya yang tahu betul mengenai benda itu.

Disinilah tak lepas dari peran agama dalam memberikan batasan-batasan. Dalam kehidupan yang kompleks, Islam adalah satu-satunya agama yang memberikan peraturan hidup manusia dengan sempurna. Untuk soal pembentukan karakter baik dalam diri anak, maka Islam mampu memberikan pemahaman tentang hakekat manusia diciptakan di dunia tidak lain hanya untuk beribadah pada Allah, Tuhan semesta alam. Maka ini yang seharusnya menjadi orientasi dalam membentuk bangunan karakter baik dalam diri setiap manusia.

Jadi, apapun yang dikerjakan manusia selama hidup, perlu memperhatikan rules yakni Syariah Islam. Dimana ketika rules itu ditaati dan dijalankan, akhlak mulia akan nampak di depan mata dan terasa tenang di dalam hati. Syariah Islam yang kompleks, tentu tidak bisa dijalankan masing-masing individu. Agar keberkahannya berdampak luas dalam kehidupan dunia, perlu negara juga untuk mengembannya dan dijadikan sebagai aturan yang wajib diikuti setiap warga negara.

Hanya saja, saat ini. Syariah Islam hanya dijalankan oleh individu-individu masyarakat. Sehingga kerusakan alam dan moral manusia masih dominan di permukaan. Syariah Islam bisa dijalankan oleh seluruh umat agama apapun, karena ia adalah sekumpulan aturan kehidupan. Berbeda dengan Aqidah Islam, dimana perlu keyakinan yang bulat dan tekad yang penuh untuk mengimaninya, itupun didalam Islam tanpa paksaan. Itulah kenapa, negara yang diatur dengan Syariah Islam yakni Khilafah Islam dalam sejarah dunia memberikan perlindungan yang sama terhadap warga non Muslim.

Maka untuk masyarakat dan seluruh pemimpin di dunia, harusnya kita sudah cukup melihat banyak kerusakan akibat penerapan aturan rusak (Sekuler-Demokrasi) saat ini dan menyudahi semuanya. Kembalilah kepada Islam seperti umat terdulu menerapkannya, karena hanya Islam yang memiliki solusinya.

Post a Comment

Previous Post Next Post