Atasi Fenomena KDRT dengan Islam Kaffah


Oleh. Lina Ummu Dzakirah 

"Kekerasan itu bagaikan rumput liar yang tidak akan mati dimusim kemarau". Simon wiesenthal.
Begitulah kalimat yang pantas diucapkan dan diterima oleh masyarakat pada saat ini. Kita hidup di dunia dimana kita harus melihat kekerasan di tengah terik hari. Melihat kekerasan yang sulit untuk dibasmi. Begitu pula pemberitaan soal kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), tak terkecuali yang berujung pada hilangnya nyawa seharusnya menjadi pengingat berharga bagi kita semua betapa kekerasan dalam pernikahan bukanlah hal yang sepele.

Sebagaimana telah kita ketahui baru-baru ini publik dihebohkan dengan peristiwa KDRT pada artis cantik Lesti Kejora dan Deretan Kasus KDRT yang Dialami Perempuan Indonesia. Tindakan KDRT yang dialami penyanyi dangdut Lesti Kejora menambah deretan kasus KDRT yang dialami perempuan Indonesia. Kasus dugaan KDRT yang dialami Lesti Kejora itu sudah dilaporkan korban ke Polrestro Jakarta Selatan. Laporan tersebut telah teregister. Laporan Lesti Kejora teregister dengan nomor LP/B/2348/IX/2022/SPKT/Polres Metro Jaksel/Polda Metro Jaya, pada Rabu (28/9/22). (Dilansir dari laman Tribratanews.polri.go.id 1 October 2022)

Dari kasus ini kita belajar bahwa kondisi dinegeri kita sedang krisis moral. Bahkan angka Kekerasan bertambah tinggi. Berdasarkan data Kementerian PPPA, jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan pada periode 1 Januari 2022 hingga 21 Februari 2022 tercatat sebanyak 1.411 kasus. Sementara, sepanjang tahun 2021 terdapat 10.247 kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan dengan jumlah korban 10.368 orang.

Peningkatan KDRT di negeri ini adalah imbas dari fenomena rusaknya relasi pasangan suami istri. Tak dapat dipungkiri, sejak gerakan feminisme ini diberi peluang menduduki jabatan dunia untuk berkembangbiak, sejak saat itu juga relasi pasangan suami istri terguncang. Pandangan kaum feminisme ini menganggap bahwa perempuan berada pada posisi yang lemah. Posisinya seringkali menjadi pelengkap laki-laki, meniscayakan perempuan selalu menjadi korban kekerasan. 

Rasulullah saw. Bersabda:
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik pada keluarganya. Aku sendiri adalah orang yang paling baik pada keluargaku.” (HR. Tirmidzi, no. 3895)

Rasulullah sudah mewanti-wanti agar kita berbuat baik pada keluarga. Bahkan, Rasulullah menyatakan dirinya sebagai teladan dalam hal ini. Rasanya, tak semua umat Islam menjadikannya teladan dalam berumah tangga di era sekularisme saat ini. KDRT banyak terjadi hingga menyebabkan cacat fisik, mental, hingga korban jiwa. Padahal, jika merujuk pada ucapan Rasulullah ini harusnya kita malu melakukan perbuatan menganiaya keluarga. 

Hanya saja, himpitan sistem kapitalis sekuler telah merusak sendi-sendi kehidupan keluarga muslim. Kapitalisme Sekulerisme menjanjikan kebebasan perilaku, termasuk relasi antara laki-laki dan perempuan. Mereka dijauhkan sejauh-jauhnya dari syariat Islam. Sampai-sampai hukum memuliakan keluarga pun tak paham. Ini berarti kita musti segera membuang jauh-jauh paham  rusak ini dan mengembalikan pada jalan Islam yang benar.

KDRT bisa diatasi tatkala Islam Kaffah diterapkan sebagai sistem kehidupan. Islam memandang semua manusia sama baik laki-laki maupun perempuan yang membedakan adalah yang paling bertakwa kepada Allah SWT. Demikian pula jika perselingkuhan terlanjur masuk dalam rumah tangga, mewajibkan setiap pasangan harus saling mencegah agar tidak terjadi pengkhianatan. Setiap pasangan juga harus memahami betul bahwa Syariah Islam mengatur pergaulan antar lawan jenis.

Terjadinya ikhtilat dan khalwat juga salah satu penyebab perselingkuhan, oleh karena itu Islam mengharamkan aktivitas khalwat atau berdua-duaan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Siapapun kedua orang tersebut dan bagaimana pun bentuk khalwat yang dilakukan Rasulullah SAW bersabda:

"Janganlah seorang pria berdua-duaan dengan seorang wanita kecuali wanita itu disertai dengan mahramnya" (HR. muslim dijalankan ibnu Abbas).

Hal ini bermakna bahwa larangan berkhalwat benar-benar harus dijalankan. Bila hal tersebut dikerjakan,akan mengantarkan pada perbuatan dosa dan berujung pada perselingkuhan. Waallahu'alam bishshawab. []

Post a Comment

Previous Post Next Post